Monday, April 4, 2016

Hepatitis B Pada Ibu Nifas




BAB  I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hepatitis bermasalah di Indonesia, pertama oleh karena carrier-nya tergolong banyak. Kedua, imunisasi Hepatitis pada bayi (Universal Immunization) di Indonesia baru dimulai beberapa tahun lampau (1996). Hal ketiga, belum semua orang berisiko tinggi kena Hepatitis patuh meminta vaksinasi. Dengan kondisi seperti itu, berarti masyarakat yang telanjur tertular Hepatitis sudah sekian banyak, dan kian tak terkontrol pula.
Masih banyak masyarakat kita yang belum tahu, bahwa hubungan seks bebas juga bisa menjadi sumber penularan Hepatitis. Lalu seorang suami tanpa disadarinya sebab mungkin tidak tahu, menularkan penyakitnya kepada istrinya, lalu kepada anak-anaknya lewat cemaran cairan tubuh antar-anggota keluarga, atau persalinan bayi.Penyakit ini biasanya jarang terjadi pada wanita hamil. Namun, apabila timbul ikterus (gejala kuning) pada kehamilan, maka penyebabnya yang paling sering adalah hepatitis virus.
Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan wanita tidak hamil pada usia yang sama. Di negara sedang berkembang, wanita hamil lebih mudah terkena hepatitis virus. Hal ini erat hubungannya dengan keadaan nutrisi dan higiene sanitasi yang kurang baik. Hepatitis virus dapat timbul pada ketiga trimester kehamilan dengan angka kejadian yang sama. Menurut sebuah penelitian, 9.5 persen hepatitis virus terjadi pada trimester I, 32 persen terjadi pada trimester II, dan 58.5 persen terjadi pada trimester III.

1.2 Tujuan
1.         Untuk mengetahui yang dimaksud dengan hepatitis.
2.         Untuk mengetahui cara penualaran dan gejala hepatitis.
3.         Untuk mengetahui cara pencegahan terhadap hepatitis.
4.         Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada ibu nifas.


1.3 Rumusan Masalah
1.         Apakah yang dimaksud dengan hepatitis?
2.         Bagaimanakah cara penualaran dan gejala hepatitis?
3.         Bagaimanakah cara pencegahan terhadap hepatitis?
4.         Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu nifas?




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Hepatitis
Hepatitis B didefinisikan sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) dan ditandai dengan suatu peradangan yang terjadi pada organ tubuh seperti hati (Liver). Penyakit ini banyak dikenal sebagai penyakit kuning, padahal penguningan (kuku, mata, kulit) hanya salah satu gejala dari penyakit Hepatitis itu (Misnadiarly, 2007). Istilah “hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat - obatan. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A), bisa kronik (hepatitis B dan C) dan bisa juga kemudian menjadi kanker hati (hepatitis B dan C).
Pada ibu nifas kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan wanita tidak nifas pada umur yang sama. Kelainan hepar yang mempunyai hubungan langsung dengan peristiwa kehamilan, ialah : Acute fatty liver of pregnancy (Obstetric acute yellow-atrophy). Penyebab hepatitis bermacam-macam. Pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi.

Penyebab-penyebab tersebut antara lain :
1.      Infeksi virus ; hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, Hepatitis E, Hepatitis F,hepatitis G.
2.      Non virus ; Komplikasi dari penyakit lain, Alkohol, Obat-obatan kimia atau zat kimia, Penyakit autoimun.
Nama-nama virus penyebab hepatitis yang saat ini telah dikenali adalah:
1.      virus hepatitis A atau VHA
2.       virus hepatitis B atau VHB
3.      virus hepatitis C atau VHC,
4.      virus hepatitis D atau VHD,
5.      virus hepatitis E atau VHE,
6.      virus hepatitis F atau VHF
7.      virus hepatitis G atau VHG.
Sedangkan penyakit hepatitis yang ditimbulkannya disebut sesuai dengan nama virusnya. Di antara ketujuh jenis hepatitis tersebut, hepatitis A, B dan C merupakan jenis hepatitis terbanyak yang sering dijumpai. Sedangkan kasus hepatitis F masih jarang ditemukan. Para ahli pun masih memperdebatkan apakah hepatitis F merupakan jenis hepatitis tersendiri atau tidak.
Ikterus merupakan salah satu gajala klinis pada wanita hamil denga hepatitis, namun adapun ikterus dalam kehamilan sebenarnya disebabkan oleh beberapa keadaan. Ikterus yang disebabkan oleh kehamilan berupa ; perlemakan hati akut, toksemia, dan kolestasis intrhepatik. Sedangkan ikterus yang tejadi bersamaan dengan suatu kehamilan; hepatitis virus, batu empedu, penggunaan obat-obatan hepatotoksik, dan sirosis hepatis. Ikterus dapat timbul pada satu dari 1500  kehamilan, 41% diantaranya adalah hepatitis virus,21% oleh karna kolestatis intahepatik, dan kurang dari 6% oleh karna obtruksi saluran empedu di luar hati.


2.2    Cara Penularan dan Gejala Hepatitis
VHB mudah ditularkan kepada semua orang. Penularannya dapat melalui darah atau bahan yang berasal dari darah, cairan semen (sperma), lendir kemaluan wanita (Sekret Vagina), darah menstruasi. Dalam jumlah kecil HBsAg dapat juga ditemukan pada Air Susu Ibu (ASI), air liur, air seni, keringat, tinja, cairan amnion dan cairan lambung.
Ada dua macam cara penularan Hepatitis B, yaitu transmisi vertikal dan transmisi horisontal.
1.      Transmisi vertikal
Penularan terjadi pada masa persalinan (Perinatal). VHB ditularkan dari ibu kepada bayinya yang disebut juga penularan Maternal Neonatal. Penularan cara ini terjadi akibat ibu yang sedang hamil terserang penyakit Hepatitis B akut atau ibu memang pengidap kronis Hepatitis B (Dalimartha, 2004).

2.      Transmisi horisontal
Adalah penularan atau penyebaran VHB dalam masyarakat. Penularan terjadi akibat kontak erat dengan pengidap Hepatitis B atau penderita Hepatitis B akut. Misalnya pada orang yang tinggal serumah atau melakukan hubungan seksual dengan penderita Hepatitis B.Cara penularan paling utama di dunia ialah dari ibu kepada bayinya saat proses melahirkan. Kalau bayinya tidak divaksinasi saat lahir bayi akan menjadi carrier seumur hidup bahkan nantinya bisa menderita gagal hati dan kanker hati. Selain itu penularan juga dapat terjadi lewat darah ketika terjadi kontak dengan darah yang terinfeksi virus Hepatitis B (Misnadiarly, 2007).
Pengaruh hepatitis B terhadap janin 3,5 % Risiko keseluruhan dari infeksi neonatal kira-kira 75% jika ibu terinfeksi pada trimester ketiga atau masa nifas dan risiko ini jauh lebih rendah (5-10%) jika ibu terinfeksi pada awal kehamilan. Sebagian besar infeksi pada bayi baru lahir kemungkinan terjadi saat persalinan dan kelahiran atau melalui kontak ibu bayi, daripada secara transplasental.
Gejala Klinik
Penyakit hati bisanya jarang terjadi pada ibu nifas, namun apabila timbul ikterus padamasa nifas, maka penyebabnya yang paling sering adalah hepatitis virus. Penyakit hepatitis biasanya memberikan keluhan mual, muntah, anoreksia, demam ringan, mata kuning. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai ikterus dan hepatomegali, sedangkan splenomegali hanya ditemukan pada 20-25% penderita.
Gejala dan tanda penyakit hepatitis-B adalah sebagai berikut  :
1.      Selera makan hilang
2.      Rasa tidak enak di perut
3.      Mual sampai muntah
4.      Demam tidak tinggi Kadang-kadang disertai nyeri sendi
5.      Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
6.      Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning
7.      Kulit seluruh tubuh tampak kuning
8.      Air seni berwarna coklat seperti air the
9.      Diare

2.3    Pencegahan Hepatitis
Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui program imunisasi. Imunisasi adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubuh yang diharapkan dapat menghasilkan zat antibodi yang pada saatnya nanti digunakan untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Hadinegoro, 2008).
Hepatitis B dapat di cegah dengan imunisasi aktif atau pasif. Imunisasi aktif adalah istilah yang digunakan untuk proses dimana anda membangun perlindungan jangka panjang terhadap infeksi yang bari dari produksi antibodi. Antibodi ini dapat berkembang secara alami ketika anda menderita penyakit ini, atau secara artifisial setelah menerima vaksin. Imunisasi pasif adalah istilah yang digunakan untuk proses dimana anda mengembangkan perlindungan jangka pendek terhadap infeksi yang baru. Perlindungan pasif dapat berkembang ketika :
1.      Seorang bayi yang belum lahir menerima suntikan antibodi dari ibunya.
2.      Seorang bayi yang baru lahir menerima antibodi dari kolostrum, ASI pertama yang dikeluarkan oleh ibu setelah persalinan.
3.      Suatu vaksin yang mengandung antobodi yang disuntikkan ke dalam tubuh.
Ada dua jenis vaksin yang kini tersedia untuk imunisasi aktif terhadap hepatitis B yakni :
1.      Vaksin hepatitis B rekombinan : Vaksin ini disintetis di dalam sel-sel khamir (yeast). Vaksin ini sangat aman dan efektif. Vaksin ini memberikan sekitar 90% perlindungan terhadap infeksi hepatitis B. Vaksin ini biasanya lebih disukai ketimbang vaksin yang diperoleh dari plasma.
2.      Vaksin yang diperoleh dari plasma : Vaksin ini diperoleh dari darah yang merupakan pembawa virus hepatitis B. Ini berarti orang-orang ini memiliki viorus di dalam darah mereka tetapi tidak mengalami gejala apapun. Vaksin yang diperoleh dari plasma sama amannya dan efektifnya dengan vaksin hepatitis B rekombinan.

2.4    Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Hepatitis B

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN HEPATITIS B
Ny. “ D “ UMUR 24 TAHUN  P1A0Ah1
DI RUMAH SAKITASSYIFA

No. Register                : 0015629
Tanggal                       : 17 Agustus 2013
Pukul                           : 14.05 WIB
Oleh                            : Bidan “F

A.    Data Subyektif
1.      Identitas
Nama istri    : Ny. D
Nama suami : Tn. R
Umur           : 24Tahun
Umur            : 27 Tahun
Agama         : Islam 
Agama          : Islam
Pendidikan   : SMA
Pendidikan   : SMA
Pekerjaan     : IRT
Pekerjaan     : Wiraswasta 
Alamat      a     Alamat         : Jl. Sedayu
Alamat   : a    Alamat         : Jl. Sedayu

2.      Keluhan utama
Ibu mengatakan merasa nyeri pada perut, pusing, mual dan jari tangan serta matanya berwarna kekuningan.
3.      Riwayat Menstruasi
Menarche        : 13 Tahun
Siklus              : 28 Hari
Lama               : 7-8  Hari
Jumlah Darah : ganti pembalut 1 – 2 kali sehari.
HPHT              : 6 Desember 2012
HPL                : 13 Agustus 2013
4.      Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan usia menikah 23 tahun, lama menikah 1 tahun, pernikahan yang pertama dan sah.
5.      Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Ibu mengatakan bahwa ini adalah. kehamilan yang pertama
6.      Riwayat Persalinan ini
Tanggal / Jam persalinan            : 13Agustus 2013 / 14.30 WIB
Tempat Bersalin                         : Rumah Sakit
Penolong Persalinan                   : Dokter
Jenis Persalinan                          : SC
Jumlah Perdarahan                     : ± 250 cc
7.      Keadaan Bayi baru lahir
BB / PB Bayi                             : 2900 gram /  48 cm
Jenis Kelamin                             : Perempuan
8.      Riwayat Post Partum
a.       Pola nutrisi :
makan 2-3x / hari, porsi sedang, jenis nasi, sayur, buah, lauk, tidak ada keluhan.
minum 6-8 gelas/hari, air putih, tidak ada keluhan.
b.      Pola Istirahat
Ibu mengatakan sehari tidur selama 7-8 jam.
c.       Eliminasi :
BAK 4-5x/ hari, warna kuning pekat, bau khas, tidak ada keluhan
BAB 1x/ hari, warna kuning pucat, tidak ada keluhan.
d.      Personal Hygiene :
Mandi 2x/hari, gosok gigi 3x/hari, keramas 4x/minggu, ganti pakaian 2x/hari, ganti pembalut dan celana dalam 2-3x/hari atau setiap selesai BAB dan BAK.
e.       Pola aktivitas :
Ibu hanya mobilisasi kecil seperti miring kanan kiri, jalan ke kamar mandi karena merasa badan masih tidak nyaman.
f.       Pengalaman menyusui :
Ibu belum begitu mengerti posisi menyusui bayinya dengan benar. Belum ada pengalaman menyusui dan ibu mengatakan masih sulit intuk menyusui.
9.       Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
10.  Riwayat Kesehatan (sekarang dan dahulu)
a.       Ibu
Ibu mengatakan Ibu tidak punya keturunan kembar, kondisi kesehatan Ibu sekarang dan dahulu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti (DM, asma, jantung, TBC), Ibu pernah menderita penyakit menular (Hepatitis B).
b.      Keluarga
Ibu mengatakan kondisi keluarga sekarang dan dahulu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti (DM, asma, jantung, TBC), Saudara perempuan pernah menderita penyakit menular (Hepatitis B).
11.  Keadaan Psikososiospiritual
Ibu mengatakan perasaan saat ini sangat bahagia dengan kehadiran anak pertama. Suami dan keluarga juga senang. Ibu berencana menyusui anak selama 2 tahun, 6 bulan untuk ASI ekslusif. Tapi ibu juga merasa sedih, cemas dan tampak lelah. Karena ibu belum bisa merawat bayi sepenuhnya sendiri karena ibu masih sulit untuk bergerak. Ibu mengatakan kebutuhan bayinya sudah tercukupi, ibu juga mengatakan sering mendengarkan pengajian.


B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Fisik Ibu
a.       Pemeriksaan Umum
Keadaan umum  : Baik                             Kesadaran : Composmentis
TTV :        
TD             : 110/70 mmHg
Nadi          : 80x/ menit
Suhu          : 37 0 C
RR             : 18x / menit
Antopometri :
BB : 62 Kg
TB : 157 cm
LILA : 25 cm

b.      Pemeriksaan Fisik
Kepala       : simetris, rambut warna hitam, lurus, panjang, kulit kepala bersih, tidak berketombe dan tidak ada lesi.
Muka        : tidak odema, pucat kekuningan.
Mata         : sclera ikterik, conjungtiva merah muda
Hidung: mukosa lembab, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut       : tidak ada stomatitis, lidah bersih, gigi putih, tidak ada caries
Leher        : tidak ada pelebaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Dada        : bentuk dada simetris, terdapat hyperpigmentasi areola mammae, putting menonjol, konsistensi kenyal, payudara tegang, tidak terdapat benjolan, ada pengeluaran ASI.
Abdomen:terdapat luka bekas jahitan, tidak ada tanda infeksi, tidak ada benjolan, tidak ada masa,TFU 2 jari di bawah pusat.
Genital: tidak ada odema dan varises, pengeluaran lokhea sanguinolenta berwarna merah bercampur putih
Anus         : tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas dan bawah :Bentuk simetris, tidak ada oedema, jari-jari lengkap, warna kulit kuning.
  1. Pemeriksaan Fisik Bayi
a.       Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik                               Kesadaran : Composmentis
TTD:  Nadi : 130x/menit
Respirasi : 45x/menit
Suhu : 36,70C
Antopometri:
BB : 2900 gr                                            
PB : 48 cm
LK : 35 cm                       
LD: 35 cm            
LILA : 14 cm

b.      Pemeriksaan fisik
Kepala : ubun-ubun teraba lunak, kepala mesochepal
Mata : conjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : bersih, tidak ada polip
Mulut : Tidak ada stomatitis, bersih
Telinga : Daun telinga bersih, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pelebaran vena jugularis, tidak ada pelebaran kelenjar tiroid dan limfe.
dada : denyut jantung teratur,tidak ada tarikan dinding dada
Payudara : simetris
Abdomen : simetris,tidak ada masa
Ekstremitas : jumlah jari tangan kaki lengkap, tidak ada polidaktili.
Punggung : tidak ada spina bifida
Genitalia : ada labia mayor dan minor,ada lubang uretra
Anus : berlubang


3.      Pemeriksaan Penunjang
Hb             : 11,6 %
 HbSag                  : ( + )  
Kadar serum bilirubin, gamma globulin, ALT dan AST meningkat.


C.    ANALISA
      Ny D P1A0Ah1 umur 24 tahun persalinan SC post partum hari ke 4 dengan hepatitis B

D.    PENATALAKSANAAN                                               17 Agustus 2013, 14.05
1.      Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan dan hasil pemeriksaan TD      : 110/70 mmHg
Nadi    : 80x/ menit
Suhu    : 370 C
RR       : 18x / menit
Dan ibu menderita hepatitis B
-          Ibu dan keluarga mendengarkan penjelasan yang telah bidan berikan, sehingga ibu dan keluarga tampak sedikit cemas.
  1. Melakukan kolaborasi dengan dokter  dan tenaga medis lain dalam pemberian terapi, tindakan dan pemeriksaan laboratorim ulang. Dokter dibantu tim medis lain  telah  melakukan pemeriksaan dan memberikan terapi obat-obatan  yaitu  pemberian vaksin Hepatitis B dan imunoglobulin.
-          Ibu mengerti dan mendapatkan pemeriksaan yang lebih baik.
  1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu harus dirawat di rumah sakit sampai gejala ikterus hilang dan bilirubin serum menjadi normal.
-          Ibu dan keluarga mengerti
  1. Menjelaskan kebutuhan istirahat total. Aktivitas yang sedikit, dapat  mengurangi kerja hepar
-          Ibu mengerti dan jelas dengan penjelasan bidan dan mau melakukannya.
  1. Menjelaskan kebutuhan nutrisi dan cairan. Memberikan diet tinggi kalori protein, rendah lemak.  Glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
-          Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan ibu diberikan diet tinggi kalori dan rendah lemak.
  1. Menyediakan ruangan khusus dan alat makan khusus
-          Ibu mengerti dan Ibu di tempatkan pada ruangan tersendiri dan alat makan tersendiri
  1. Bayi dengan ibu hepatitis mendapatkan imunisasai hepatitis dalam 12 jam setelah lahir dengan imunoglobulis  hepatitis B dan vaksin hepatitis b dosis rendah dan diulang umur 1 dan 6 bulan dan setelahnya.
-          Ibu dan keluarga mengerti penjelasan bidan
  1. Mengkaji dan menjelaskan pada ibu tentang Personal hygiene dengan mandi gosok gigi, ganti pakaian dan celana dalam 2x / hari, vulva hygiene dengan sering ganti pembalut bila terasa basah, bersihkan luka perineum dengan sabun/antiseptic,dibersihkan dari arah depan ke belakang, kemudian ganti pembalut bila sudah terasa penuh.
-          Ibu mengerti dan akan melaksanakan penjelasan bidan
  1. Memberikan diet dan memotivasi ibu untuk menghabiskan porsi makan yang berikan dan menganjurkan ibu untuk tidak pantang makanan karena nutrisi yang cukup dapat membantu mempercepat involusi uteri.
-          Ibu mengerti dan akan melaksanakan penjelasan bidan
  1. Memberitahukan pada ibu pentingnya mobilisasi karena dapat memperlancar peredaran darah
-          Ibu mengerti penjelasan bidan
  1. Memotivasi ibu untuk tidak menyusui bayinya sebelum mendapatkan HBIG dan vaksin hepatitis B selama 12 jam pertama. Setelah 12 jam mendapat HBIG dan vaksin hepatitis B maka ibu boleh menyusui bayinya.
-          Ibu mengerti penjelasan bidan
  1. Beri tahu ibu untuk mengawasi juga keadaan puting, agar tidak terluka atau lecet. Setiap ibu selesai menyusui, puting susu dibersihkan dengan air hangat tanpa sabun. Sabun dapat membuat kulit kering dan mudah luka.
-          Ibu mengerti penjelasan bidan
  1. Beri dukungan semangat serta ajarkan doa doa kepada ibu untuk cepat sembuh dan bisa merawat bayinya sendiri
-          Ibu tampak bersemangat untuk sembuh

  1. Memberikan terapi obat dengan kolaborasi bersama dokter
-          Ibu mengerti dan akan meminumnya





BAB III
PENUTUP
3.1              Simpulan
Penyakit hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang masuk ke dalam tubuh. Banyak masyarakat yang belum tahu penyakithepatitis. Tertularnya hepatitis bisa dari sanitasi lingkungan dan hygiene yang tidak perhatikan. Berhubungan seks juga salaah satu penyebab terjadinya hepatitis. Di negara berkembang seperti Indonesia wanita hamil lebih mudah terkena penyakit hepatitis karena nutrisi yang kurang dan kebersihannya. Menurut penelitian kasus hepatitis banyak terjadi  di trimester III. Pengaruh hepatitis terhadap janin  juga menjadi masalah besar bagi ibu hamil yang menderita hepatitis. Janin bisa mengalami kelainan bawaan atau kongenital. Untuk masa nifasnya ibu yang mengalami hepatitis juga sangat berpengaruh pada kesehatannya. Ibu nifas keadaan umumnya semakin menurun, virus bisa menyebar kalau tidak diobati dan akan berpengaruh pada bayi.Melihat kasus yang banyak di masyarakat kita sebagai bidan harus bisa mengidentifikasi dan mencegah ibu hamil yang mempunyai gejala hepatitis. Melakukan imunisasi hepatitis juga sangat diperlukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit hepatitis. Selain itu juga penyuluhan tentang penyakit hepatitis, cara pencegahannya, kebersihan merupakan salah satu tindakan yang harus dilakukan untuk semua tenaga kesehatan agar semakin sedikit masyarakat yang terkena penyakit hepatitis.








No comments:

Post a Comment