BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang Anatomi dan Fisiologi sistem
reproduksi pada manusia merupakan ilmu yang paling dasar/basic bagi setiap
pelaku kesehatan reproduksi khususnya para wanita. Dalam makalah ini akan
dibahas dua hal yaitu tentang Anatomi Sistem Reproduksi Manusia
yang menerangkan tentang Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki dan Anatomi
Saluran Reproduksi Wanita. Selain itu juga dibahas mengenai Fisiologi
Sistem Reproduksi Manusia yang meliputi
: Pubertas pada Anak laki-laki, Pubertas pada Anak wanita, Fisiologi reproduksi
laki-laki, Siklus mestruasi, Respon Seksual Manusia, Fertlisasi dan terjadinya
kehamilan, serta Menopause. Organ reproduksi membentuk apa yang dikenal sebagai traktus
genitalis yang berkembang setelah traktus urinaris.Kelamin laki-laki dan
kelamin perempuan sejak lahir sudah dapat ditentukan.Tetapi sifat-sifat kelamin
belum dapat dikenal,sel produksi berkembang di sebelah depan ginjal yang tumbuh
sebagai koloni-koloni sel kemudian berkembang menjadi kelenjar
reproduksi.perkembangan sifat terjadi pada usia 10-14 tahun. Perubahan penting
terjadi pada usia remaja ketika jiwa dan raganya menjadi matang.Genitalia pada
perempuan terpisah dari uretra yang mempunyai saluran sendiri.
1.2 Tujuan
a.
Mampu mengetahui anatomi organ reproduksi.
b.
Mampu
memahami fisiologi alat reproduksi.
c.
Mampu
memahami siklus menstruasi pada perempuan.
1.3 Manfaat
Dapat menerapkan ilmu yang
telah diperoleh serta mendapatkan pengetahuan yang lebih mengenai anatomi dan
fisiologi alat reproduksi laki-laki dan perempuan yang dapat digunakan sebagai
berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai bidan.
BAB II
ISI
2.1 Anatomi
Organ Reproduksi
a. Organ Reproduksi Perempuan
1. Mons Pubis :
Peninggian membulat jaringan lemak didepan symphisis pubis. Pada gadis dewasa
ditumbuhi pubes ( rambut kemaluan )yang merupakan salah satu tanda kehamilan
sekunder.
2. Labium Majus :
Ø
Ada 2 kanan dan kiri, keduanya membatasi celah
rima pudenda.
Ø
Di depan dihubungkan oleh commisura labiorum
anterior.
Ø
Di belakang dihubungkan oleh commisura labiorum
posterior.
Ø
Mengandung akhiran ligamentum teres uteri, otot
polos, saraf, dan lemak.
3. Labium minus :
Ø
Ke dorsalcaudal kedua labium minus dihubungkan
oleh frenulum labiorum minorum.
Ø
Ke ventrocranial kedua labium minus berhubungan
dan membentuk preputium clitoridis dan frenulum clitoridis.
4. Vestibulum
vaginae : yaitu ruangan
yang sebelah lateral dibatasi oleh labium minus, sebelah ventrocranial oleh
frenulum clitoridis dan dorsocaudal oleh frenulum labiorum pudenda. Disisni
terdapat lubang-lubang :
Ø
Ostium urethrae externum
Ø
Ostium vaginae
Ø
Muara gld. Vestibularis major, dikanan kiri ostium
vaginae
Ø
Muara gld. Vestibularis minor, diantara ostiumm
urethrae externum dan ostium vaginae
Ø
Muara gld. Paraurethralis, dikanan kiri ostium
urethrae externum.
Dibagian
bawah terdapat cekungan fossa vestibule / fossa navicularis.
5. Clitoris : homolog dengan penis, mengandung jaringan erektil
6. Bulbus Vestibuli : jaringan erektil pada sisi ostium vagina dan ditutup oleh m.
bulbospongiosus. Homolog dengan bulbus penis pada pria.
7. Glandula vestibularis : atau biasa disebut Gld. Bartholini,
dibelakang bulbus vestibule.
Organa genetalia
feminine interna
1. Ovarium
Ø
Terdapat dalam fossa ovarica dengan aksis hamper
vertical .
Ø
Terdiri dari 2 lapisan yaitu cortex dan medulla.
Didalam medulla inilah terdapat folliculi dan corpus luteum.
Ø
Penggantung : ligamentum suspensorium ovarii (
dari extermitas tubaria ke cranial ) , ligamentum ovarii proprium ( dari
extremitas uterine ke corpus uteri ) dan mesovarium.
2. Tuba uterine / tuba valopi / salphynx
Dibagi menjadi 4 bagian :
a.
Pars uterine tubae uterinae : dalam dinding uterus, berawal sebagai
ostium uterinum tubae.
b.
Isthmus tubae
uterinae : bagian tersempit
c.
Ampula tubae
uterinae : bagian yang melebar
berdinding tipis. Merupakan tempat fertilisasi
sperma dan ovum
d.
Infundibulum :
bangunan berbentuk corong, berakhir sebagai ostium abdominal tubae uterinae
yang disekitarnya terdapat fimbriae tubae. Salah satu fimbriae melekat pada
ovarium disebut dengan fimbriae ovarica.
Penggantung : mesosalpinx, bagian
dari ligamentum latum mulai dari perlekatan mesovarium sampai tepi bebasnya.
Didalamnya terdapat cabang vasa ovarica, cabang vasa uterine, paroophoron (
sisa bagian distal ductus mesonephridicus ) dan epoophoron (sisa tubulus
mesonephridicus)
3. Uterus / hystera
Berbentuk seperti buah jambu tetapi agak pipih dan terdiri dari
bagian-bagian :
a.
Cervix uteri : bagian dalamnya terdapat canalis cervicis
yang berpangkal dioustium uteri interna dan beraakhir sebagai ostium uteri
internum.
b.
Isthmus :
bagian yang tersempit dan merupakan batas antara cervix dan corpus uteri. Selama
kehamilan bagian ini bisa melebar disebut segmen bawah rahim.
c.
Copus uteri :
puncaknya disebut fundus uteri yang disebelah proksimal berhubungan dengan
ostium uterinum tubae kanan dan kiri sedangkan disebelah distal berhubungan
dengan canalis cervicis melalui ostium uteri internum.
Penggantung uterus :
a.
Ligamentum latum uteri, diantara 2 lembar ligamentum
latum terdapat tuba uterine, lig.
Teres uteri , a. uterine, plexus
nervosus uterovaginalis, plexus venosus, lig. Ovarii proprium dam ureter.
b.
Mesometrium, bagian lig. Latum di kaudal mesosalpinx
dan mesovarium.
c.
Ligamentum cardinal, diantara 2 lembar ligamentum latum.
d.
Ligamentum uterosacrale
e.
Ligamentum teres uteri / ligamentum rotundum, berawal
dari sudut antara uterus dan tubae, masuk ke ligamentum latum menuju ke canalis
inginalis dan berakhir di lanium majus.
Dinding uterus
terdiri dari 3 lapisan :
a.
Endometrium, mempunyai 2 bagian yaitu stratum
fungsionale yang mengalami perubahan sesuai dengan siklus menstruasi dan
stratum basale.
b.
Myometrium
c.
Perimetrium, merupakan peritoneum yang menutupi uterus.
Ke lateral melanjutkan diri kedalam ligamentum latum.
Siklus menstruasi :
a.
Fase menstruasi
b.
Fase proliferasi / fase folikuler
c.
Fase sekresi / fase luteal
4. Vagina
Bangunan berupa tabung yang membentuk sudut 60° dengan bidang
horizontal.Di sebelah proksimal berhubungan dengan ostium uteri internum sedang
disebelah distal berakhir sebagai ostium vaginae.
Bangunan – bangunan :
a.
Ostium vaginae, ditepinya ditutupi oleh hymen.
b.
Hymen. Berdasarkan bentuknya ada beberapa jenis yaitu :
hymen semilunaris, hymen anularis, hymen cribriformis, hymen imperforate. Hymen
bisa robek karena coitus sehingga hanya tinggal sisanya disebut caruncula
hymenalis.
c.
Rugae vaginae, yaitu lipatan-lipatan didinding vagina
d.
Fornix vaginae, yaitu vagina yang mengelilingi
portio vaginalis cervicis. Dapat
dibedakan fornix anterior, fornix posterior dan fornix lateralis.
Dinding vagina terdiri dari 3 lapis yaitu :
Ø
Tunica mucosa, terdapat rugae vaginalis dan
collumna rugarum anterior dan collumna rugarum posterior.
Ø
Tunica muscularis, mengandung otot seran lintang
dari m. pubococygeus yang merupakan sphincter dari vagina.
Ø
Tunica fibrosa
5. Cerviks
6.
Placenta :
perubahan dari fetus dan dari ibu.
b. Organ Reproduksi laki-laki
Organ genetalia laki-laki terdiri atas :
1.
Organa genetalia masculine externa : scrotum, penis
2.
Organa genetakia masculine interna : testis,
epididymis, ductus deferens, ductus ajaculatorius, urethrae, vesicula seminalis
( glandula seminalis , glandula prostate.
Ø
Scrotum
Berbentuk
kantong yang berisi testis, epididymis, funiculus spermaticus dan selubungnya.
Ø
Penis, terdiri
atas :
1.
Pars fixa => radix penis, melekat pada pelvis
2.
Pars Libera, bagian yang menggantung bebas
-
Terdiri atas corpus penis dan glans penis
Ø
Testis
-
Terdapat didalam scrotum, sebagai bangunan berbentuk
bulat panjang
-
Memproduksi sperma
Ø
Epididymis
-
Merupakan bangunan yang menempel pada margo posterior
testis
-
Berfungsi sebagai tempat penimbunan spermatozoa
Ø
Ductus
Derefens
-
Merupakan saluran mulai dari cauda epididymis sampai
ductus ejaculatorius
-
Berkalan di dalam funiculus
-
Bagian yang melebar disebelah inferior vesicae urinaria
ampula ductus derefens
Ø
Funiculus
spermaticus
-
Berisi : ductus deferens, vasa darah, vasa lymphatica
dan nervi yang menuju dan meninggalkan testis
-
Mulai dari annulus inguinalis profundus – canalis
inguinalis – annulus inguinalis superficialis- sampai ke testis
Ø
Ductus
ejaculatorius
-
Sebagai lanjutan dari ductus deferens setelah bersatu
dengan dustus excretorius vesicular seminalis
-
Bermuara pada colliculus seminalis pada urethrae pars
prostatica
Ø
Glandula
Seminalis
-
Terletak disebelah lateral vesicae urinaria
-
Sebagai penghasil semen, yang bermuara ke dalam ductus
deferens
Ø
Prostat
-
Merupakan bangunan berbentuk konus, terletak disebelah
inferior vesicae urinaria sehingga ditembus dibagian tengahnya oleh urethrae
pars prostatica
Ø
Aliran
sperma
-
Testis → ductus deferens (didalam funiculus spermaticus
) → ductus ejaculatorius → urethrae → ostium urethrae externum
2.2
Fisiologi Organ Reproduksi
a.
Fisiologi organ reproduksi perempuan.
1. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah serangkaian
perubahan tubuh untuk mempersiapkan kehamilan dan masa puber telah
menjadi dewasa bagi seorang perempuan.Sebulan sekali, rahim tumbuh sebuah
lapisan baru (endometrium) yang terdapat sel telur.
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula
setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1
sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang
dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah
dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel
de Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang
merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi
merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas
waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan
memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de
Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu
di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi
badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon
progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan
pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase
luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH
dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan
progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti,
endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah
perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase
menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk
lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
Siklus mentruasi ini
melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium
Sistem hormonal yang
mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle
stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing
hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang
hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine
inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin
Pada tiap siklus dikenal 3
masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi yang berlangsung
selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga
timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
2. Masa
proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan
sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi.
Masa sekresi adalah masa
sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi
pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi
(perlekatan janin ke rahim).
4. Masa Subur
Masa subur adalah masa
dimana akan terjadi kehamilan pada saat fertilisasi. Pada masa itulah, sel
telur yang dihasilkan berada dalam keadaan siap untuk dibuahi.
2.
Hormon seks pada wanita
Pada wanita hormon seks bekerja secara
bersama dalam suatu pola rumit, agar fungsi siklus reproduksi berjalan lancar.
Wanita memiliki beberapa hormon pada organ seksnya yaitu :
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium.
Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah
estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual
pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll.
Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga
sesuai untuk penetrasi sperma.
Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh rahim wanita yang
merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya payudara dan
rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder. Estrogen juga
mengatur siklus menstruasi. Pada kebanyakan wanita, hormon indung telur tidak
memainkan peran yang penting dalam gairah seks mereka. Dalam sebuah penelitian
pada wanita dibawah usia 40 tahun, 90% melaporkan tidak adanya perubahan dalam
nafsu seks atau fungsi setelah hormon seks diturunkan karena pengangkatan kedua
rahim.
Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya,
serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina. Mereka juga membantu
untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita. Pada pria, estrogen tidak
memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang terlalu tinggi dapat
mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi, pembesaran payudara,
dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.
Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai
hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita,
kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini
menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada
wanita, seperti payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun
dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga
dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu
tidur, dan kecemasan yang berlebihan.
Pada minggu I & II kehidupan didunia luar
masih ada pengaruh Estrogen dari ibu, krn itu uterus baru lahir agak lebih
besar daripada anak kecil juga menimbulkan pembengkakan payudara pada bayi
wanita maupun laki-laki selama 10 hari dan kadang-kadang disertai sekresi
cairan seperti air susu, sekitar 10 – 15 % bayi wanita dpt timbul perdarahan
pervaginam dalam mgg pertama Terdapat tiga hormon estrogen utama, yaitu
yang disebut estradiol, estrone, dan estriol.
- Estradiol adalah estrogen terkuat, diproduksi oleh ovarium dan bertanggung jawab terhadap tumbuh kembangnya payudara.
- Estrone, estrogen yang lebih lemah, diproduksi oleh ovarium dan jaringan lemak.
- Estriol, estrogen terlemah dari ketiga estrogen utama, dibuat di dalam tubuh dari estrogen-estrogen lain.
Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas
bersifat mirip estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut
xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas
seperti estrogen disebut fitoestrogen.
Seorang gadis pertama kali memproduksi estrogen pada usia antara 8 sampai
13 tahun. Hal ini merupakan tanda dimulainya masa pubertas. Estrogen
mengakibatkan rahim (uterus), vagina, tubai Fallopii (saluran dari indung telur
atau ovarium ke rahim) berkembang. Pada saat itu rambut di ketiak dan kemaluan
mulai tumbuh serta memacu tumpukan lemak di bagian bawah tubuh (pantat, paha)
dan yang pasti membuat payudara kita tumbuh. Pada saat estrogen mencapai level
yang cukup tinggi, ovulasi pun terjadi pertama kali. Ketika itu sel telur yang
telah masak lepas dari ovarium dan mulailah siklus menstruasi.
Sebagai seorang yang telah dewasa, level estrogen naik turun sesuai dengan
siklus menstruasi. Pada awal siklus level hormon sangat rendah. Ketika kelenjar
hypothalamus (di otak kecil) menangkap tanda level estrogen rendah, kelenjar
ini merangsang ovarium untuk mulai memproduksi lebih banyak estrogen. Estrogen
bertanggungjawab pada pemasakan sel telur selama rentang waktu dua minggu
siklus menstruasi. Ketika estrogen mencapai level puncak sekitar hari ke-12,
ovulasi terjadi.
Usia tua, sakit, dan beberapa perawatan kanker dapat mempengaruhi
keseimbangan hormon tubuh kita yang rapuh, menyebabkan perubahan dalam fungsi
dan gairah seksual. Yang paling dikenal adalah perubahan yang terjadi saat
wanita mengalami menopause. Produksi estrogen menurun pada saat ini dimana
wanita meninggalkan tahun-tahun dimana ia dapat mengandung anak.
Pengaruh seksual paling utama dari penurunan kadar estrogen adalah
pengecilan vagina dan penipisan dinding vagina, bersamaan dengan hilangnya
elastisitas dan kurangnya pembasahan vagina saat rangsangan seksual. Beberapa
wanita mengalami hanya sedikit perubahan dalam fungsi seksual, dimana yang lain
dapat mengalami kekeringan dan nyeri saat berhubungan, atau luka pada alat
kelamin selama beberapa hari setelah berhubungan bila mereka tidak menggunakan
minyak pelumas vagina atau sejenis pengganti hormon.
Para peneliti yang sedang menyelidiki efek-efek dari terapi pengganti
hormon pada fungsi seksual wanita telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi estrogen
seringkali menyebabkan fungsi seksual kembali seperti asal. Ditambah lagi,
androgen telah diresepkan bagi wanita pasca menopause untuk meningkatkan nafsu
seksualnya
Kadar estrogen yang tinggi ini, selain memicu aktivitas sel-sel otak
berlebihan, juga menyebabkan terjadinya retensi cairan tubuh, seperti di
payudara, tungkai, dan juga di otak. Wanita mengeluh payudara sakit, kaki
terasa berat, dan sakit kepala yang berlebihan.
Karena penyebabnya disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi, maka
pengobatannya adalah dengan pemberian hormon anti estrogen, hormon anti
estrogen yang terkenal adalah progesteron.
Biasanya progesteron diberikan dengan dosis 10 mg/hari, dari hari ke 16-ke
25 siklus haid. Untuk mengeluarkan cairan dari jaringan tubuh, dapat
diberikan obat diuretika sampai menjelang haid berikutnya.
Perlu disadari, bahwa pengobatan dengan hormon progesteron memerlukan waktu
lama, sehingga sangat dituntut kesabaran dari pihak wanita. Efek samping yang
ditimbulkan oleh progesteron sangat sedikit. Jenis progesteron yang dianjurkan
adalah jenis progesteron alamiah, seperti didrogesteron, atau medroksi
progesteron asetat (MPA), karena jenis hormon ini memiliki khasiat
antidepresif. Jenis progesteron sintetik justru menyebabkan depresif (ringan).
Akhir-akhir ini telah dicoba pengobatan dengan menekan cara keseluruhan fungsi
dari ovarium, yaitu dengan menggunakan Gn-RH, analog, dan hasilnya jauh lebih
baik, bila dibandingkan dengan pemberian progesteron saja.
Cuma saja pengobatan cara ini relatif mahal, dan dapat menimbulkan keluhan
seperti pada wanita menopause, sehingga selama pemberian Gn-RH-analog harus
selalu diberikan tambahan hormon estrogen dan progesteron.
Dengan berkurangnya estrogen pada saat menopause maka tubuh wanita menjadi
rentan terhadap risiko penyakit jantung. Terapi estrogen (Estrogen Replacement
Therapy) bertujuan agar hormon estrogen yang semakin berkurang ini dapat terisi
kembali. Adanya hormon estrogen pada wanita yang masih aktif menstruasi
akan menekan Lp(a) atau lipoprotein(a). Kadar Lp(a) rata-rata adalah 2 mg/dl,
dan apabila Lp(a) meningkat sampai 20-30 mg/dl maka akan muncul risiko penyakit
jantung koroner. Lp(a) ini berperan sebagai penggumpal yang kemudian
bersama-sama plak yang ada dalam pembuluh arteri akan menyumbat aliran darah
sehingga muncul serangan jantung.
Estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita, karena diketahui
bahwa estrogen juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan. Kolesterol
LDL lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila
dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan adalah mencegah
proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL untuk menembus plak akan berkurang.
Apabila seorang wanita pada awalnya mempunyai kadar trigliserida darah tinggi
(250 mg/dl) maka pemakaian terapi estrogen (pil) dapat merangsang peningkatan
trigliserida. Terdapat keterkaitan metabolisme antara trigliserida dengan
kolesterol HDL (baik).
Apabila trigliserida tinggi maka HDL cenderung turun. Oleh karena itu
sebelum menjalani terapi estrogen disarankan melakukan pemeriksaan profil lipid
darah.
2. Progesterone
Progesteron adalah hormon steroid yang berperan
dalam siklus menstruasi wanita, mendukung proses kehamilan, dan
embriogenesis. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot.
Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai
plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon
progestogen yang banyak terdapat secara alami.
Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron diproduksi di ovarium
(khususnya setelah ovulasi di corpus luteum), pada otak, selama kehamilan, dan
pada plasenta.
Tanaman Dioscorea mexicana mengandung senyawa steroid diosgenin,
yang dapat diubah menjadi progesteron di laboratorium. Tanaman lain yang dapat
dimanfaatkan untuk mensintesis progesteron adalah Dioscorea pseudojaponica
dan Dioscorea villosa.
Progesteron memiliki efek fisiologis sebagai berikut:
Efek pada sistem reproduksi
·
menyiapkan uterus (rahim) untuk
kehamilan
·
selama kehamilan, progesteron
juga menurunkan respon kekebalan tubuh ibu, untuk menerima janin.
·
menurunkan pergerakan otot halus
uterus (rahim)
·
menghambat laktasi selama
kehamilan
·
penurunan kadar progesteron
selama masa kehamilan mungkin menjadi awal mula proses kelahiran bayi.
Efek pada sistem syaraf
·
progesteron termasuk hormon
neurosteroid, berperan meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat
Efek pada sistem lainnya
·
menurunkan kejang otot polos
·
menururunkan kerja empedu dan
kandung kemih
·
memiliki efek antiinflamasi dan
mengatur respon kekebalan tubuh
·
menormalkan pembekuan darah,
kadar seng dan tembaga, kadar oksigen sel, dan lemak yang disimpan untuk
energi.
·
mempengaruhi kesehatan gusi,
meningkatkan risiko gingivitis dan kerusakan gigi.
·
mencegah kanker endometrium,
dengan cara mengatur efek estrogen.
Oleh karena ketersediaan hayati progesteron sangat buruk ketika digunakan
secara oral, maka hormon ini banyak disintesis sebagai progestin, akan tetapi
progestin tidak mampu menggantikan peran progesteron alami karena pada banyak
kasus progestin hanya diproduksi untuk menyerupai efek progesteron pada uterus.
3. Gonadotropin Releasing Hormone / luliberin
GnRH adalah hormon stimulator bagi sekresi hormon FSH dan LH, merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus
diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di
hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik
ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
Neuron GnRH merupakan sel neuroendokrin yang sangat
unik karena tidak berasal dari perkembangan jaringan otak. Sekitar satu dekade
yang lain, sejumlah ilmuwan menyebutkan penemuan neuron GnRH pada hidung seekor
embrio tikus yang sedang berkembang. Saat ini telah terbukti bahwa pada
manusia, neuron GnRH juga berasal dari luar otak, tepatnya dari bagian medial
olfactory placode pada hidung. Beberapa ribu neuron GnRH
bermigrasi menuju hipotalamus saat masa janin dengan waktu tempuh sekitar 16 hari untuk tikus, 70 hari untuk domba dan 16 minggu untuk manusia.
Neuron GnRH bergerak sepanjang aksonnervus terminalis dan sarafvomeronasal seakan
dapat mengendus arah tujuan dan di mana harus berhenti.
Tidak adanya migrasi neuron GnRH pada masa embrio,
akan mengakibatkan sindrom
Kallmann yang disebabkan tidak terjadinya
sekresi hormon terkait. Penyebab kedua adalah sekresi yang
tidak mencapai sasaran, sehingga kedua hormon gonadotropin yang diperlukan bagi
perkembangan guna mencapai pubertas tidak tersekresi dengan baik.
4.
FSH (folikel stimulating hormone) dan LH
(luteinizing Hormone
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang
diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan
pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum.
Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu
tertentu oleh LH.
FSH adalah hormon yang dikeluarkan oleh gonadotrop. FSH berfungsi untuk memacu pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Pada pria, FSH mengatur dan memelihara proses
pembentukan sperma. Jumlah FSH sedikit ketika kecil dan tinggi setelah menopause.
5.
HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah sejenis Glikoprotein yang
dihasilkan oleh plasenta dalam kehamilan. Namun selama plasenta belum
terbentuk, hormon ini dihasilkan sel-sel fungsi tropoblas. Setelah umur
kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon HCG ini dihasilkan oleh plasenta.
Di dalam tubuh, hormon ini bersifat mempertahankan korpus luteum, yakni
jaringan di ovarium yang menghasilkan progesteron. Hormon progesteron ini
berfungsi untuk memelihara atau mempertahankan proses kehamilan, sedangkan
korpus luteum ini ditunjang keberadaannya oleh HCG.
cara mendeteksi HCG dan waktu yang tepat untuk menguji
tes kehamilan
Dengan menggunakan uji kehamilan home pregnancy test (HPT) yang biasa
dikenal dengan test pack. Pengecekan kualitatif ini cukup mudah yakni dengan
mencelupkan ujung alat ke dalam urin, biasanya alat uji ini memiliki indikator
berupa dua buah garis. Waktu yang tepat untuk melakukan tes urin biasanya
adalah 4-5 hari atau 1 minggu setelah terlambat haid, karena sebagian besar
test pack sudah dapat mendeteksi HCG dengan kadar 50 IU/ml. Dengan pengecekan
lewat darah. Pengecekan kuantitatif ini lebih akurat tentunya karena biasanya
yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon HCG (ß-hCG).
Pemeriksaannya
menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Tes melalui darah
ini lebih cepat dibandingkan dengan urin, karena sebenarnya kadar HCG sudah ada
dalam darah sejak implantasi terjadi, atau sejak terjadi pembuahan pada hari ke
8 sudah terdapat beta HCGsehingga bisa terdeteksi lewat darah. Hanya saja
pemeriksaan lewat darah masih sangat jarang karena harganya relatif mahal.
Kadar hormon HCG yang ideal untuk ibu hamil
Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda tergantung pada
usia kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah tidak terlalu rendah, maupun tidak
terlalu tinggi. Jumlah hormon HCG tidak ditentukan oleh umur, jadi yang
benar-benar mempengaruhi jumlah kadar HCG adalah usia kehamilan
Kadar HCG minimal yang bisa terdeteksi
Kadar beta HCG yang bisa terdeteksi pada kehamilan 5 minggu yakni sekitar
22 IU/ml. Bila kadar HCG-nya rendah bisa menyebabkan keguguran. Sedangkan
kalau kadar HCG-nya terlalu tinggi harus dicurigai karena bisa menyebabkan
hamil anggur.
6.
Prolaktin hormon
Prolaktin adalah proteohormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitaria
anterior. Kelenjar tersebut merangsang permulaan laktasi (laktogenesis) pada
kelenjar susu. Prolaktin disebut juga laktogen, luteotrpin, galaktin, dan
mammotropin. Di dalam sel-sel epitel terdapat enzim-enzim yang esensial yang
menggertak sel-sel dalam mengubah susunan darah menjadi susu. Fungsi prolaktin
ialah merangsang aktivitas enzim dan enzim tersebut selanjutnya menggertak
sekresi susu. Sel kelenjar susu tidak berdaya menghasilkan susu bila tidak ada
prolaktin. Pada masa kehamilan yang lanjut terjadi kenaikan bertahap dalam
sekresi prolaktin yang dirangsang oleh estrogen.
b. Hormon-Hormon Reproduksi pada Pria
1.
Hormon Testosteron
Hormon laki-laki, testosterone, dan hormon-hormon
perempuan terbentuk dari bahan dasar yang sama yaitu kolesterol.
Testosteron adalah zat androgen utama yang
disintesis dalam testis, ovarium, dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2)
adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen.
Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya
adalah testis pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari
testis distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg
sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu
menurun drastic pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan
androstendion merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.
Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang
dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh testosteron
sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya di dalam darah
meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang
menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah
testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan
zakar dan memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan jumlah testosteron.
Ø Fungsi Hormon Testosteron
Baik bagi jantan atau betina,
testosteron memiliki peranan penting pada kesehatan. Fungsinya adalah
meningkatkan libido, fungsi imun, energi, dan perlindungan dari osteoporosis.
Namun pengaruh testosteron bagi
pria lebih besar sebab pria memproduksi hormon testosteron lebih banyak, yakni
sekira 20 kali lipat dari testosteron pada wanita. Bagi pria, testosteron
merupakan hormon seks yang punya peran penting dalam fungsi seksual,produksi
sperma, pembentukan otot, dan intonasi suara.
Riset membuktikan bahwa hormon
testosteron dalam jumlah yang normal sangat penting untuk mengurangi resiko
diabetes dan penyakit kardiovaskular/peredaran darah. Selain itu,pria yang
kadar hormon testosteronnya normal lebih panjang umur daripada pria yang kadar
hormon testosteronnya rendah.
Kadar testosteron yang normal
adalah berada di kisaran 12 nmol/1 sampai 40 nmol/1. Jika kurang dari itu,maka
mengidap sindrom kekurangan testeron ( Testosterone Deficiency Syndrome/TDS ).
Pada pria, testosteron menyebabkan otot tubuh pria bisa terbentuk dan tumbuhnya
rambut di sekitar tubuh, juga meningkatkan libido dan agresivitas. Sementara
estrogen diproduksi secara signifikan dalam jumlah yang lebih tinggi pada
wanita, meskipun para peneliti percaya bahwa pria atau orang yang kurang
produksi estrogennya, memiliki libido rendah.
Testosteron memiliki sejumlah
khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut :
1. Efek virilisasi. Testosteron
bertanggung jawab atas cirri kelamin pria primer dan sekunder serta memegang
peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam
mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
2. Efek anabol. Testosteron membnatu
meningkatkan pembentukan protein dan pertumbuhan sel-sel otot.
3. Efek tulang. Pada anak
laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat dengan kuat yang
mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa waktu.
Ø Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Kadar
Testosteron
Male menopause atau late-onset hypogonadism dialami 2% pria setengah baya. Pria yang mengalami menopause biasanya mempunyai kadar testosteron rendah yang dikaitkan dengan ereksi pagi yang buruk, gairah seks rendah dan disfungsi ereksi.
Male menopause atau late-onset hypogonadism dialami 2% pria setengah baya. Pria yang mengalami menopause biasanya mempunyai kadar testosteron rendah yang dikaitkan dengan ereksi pagi yang buruk, gairah seks rendah dan disfungsi ereksi.
Hormon testosteron pria menurun
sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun. Meski menopause pada pria
bisa terjadi, menopause pada pria bisa dibilang langka. Kadar testosteron
rendah ini juga terkait dengan simptom lain seperti depresi, lelah, dan tak
bisa berhubungan intim. Selain itu juga terdapat simptom yang tidak terkait
dengan testosteron rendah. Simptom antara lain terdiri dari gangguan pola
tidur, konsentrasi buruk, merasa tidak berharga dan merasa sangat cemas.
Namun jangan salah
meng-istilahkan male menopause, karena artinya bisa menyesatkan, menganggap
bahwa semua pria akan mengalaminya. Penurunan testosteron pada pria tua
benar-benar alamiah dan proses normal yang akan dialami pria ketia menua.
1. Penyebab menopause pada
pria / andropause adalah :
a. Faktor lingkungan. Bisa berupa
pencemaran/ polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia (termasuk bahan pengawet
makanan, limbah), kurang tersedianya air bersih, suasana lingkungan,
kebisingan, ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, dan pola makan.
b. Faktor organik. Perubahan hormon,
seperti testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S
(Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1
(Insulin-like Growth Factor-1), prolaktin.
c. Faktor psikogenik. Misalnya:
stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak realistis, penolakan
terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai perasaan takut (takut:
tua, ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).
d. Terlalu banyak lemak meningkatkan
kadar estrogen yang menurunkan kadar testosteron, sebagai hasilnya hubungan
seksual Anda akan menderita kinerja rendah dan dorongan seks dan libido
berkurang.
2. Gejala pria yang akan mengalami
menopause adalah:
a. Produksi testosteron melemah
Produksi testosteron semakin
melemah seiring dengan berbagai penyakit yang menemani masa andropause pada
pria. Penyakit seperti depresi, obesitas, atau kondisi lain mempengaruhi
produksi testosteron. Bedanya, saat menopause wanita kehilangan hormon estrogen
secara total, dan kesempatan mendapati anak mulai berkurang. Andropause pada
pria tidak lantas berarti produksi testosteron berhenti total. Meski
menunjukkan gejala endropause, saat usia semakin menua pria masih bisa memiliki
anak.
b. Tubuh panas dingin
Sama seperti gejala pada wanita,
pria juga mengalami panas-dingin. Tubuh panas dan berkeringat secara esktrem,
lalu mulai dingin. Gejala ini diikuti dengan pusing dan mual. Gejala seperti
ini hanya bertahan beberapa menit, dan terjadi dalam 2 hingga 4 jam.
c. Perubahan mood
Perubahan mood merupakan hasil
dari fluktuasi pada hormon saat menopause. Hormon mempengaruhi level serotonin
dalam otak, yang kemudian mempengaruhi mood. Mood akan positif dengan jumlah
serotonin yang tinggi, dan menjadi negatif jika levelnya sedikit. Perubahan
mood pada pria memang tidak terlalu intens seperti pada wanita. Meski begitu,
mood pada pria bisa terlihat berubah saat merespons kondisi tertentu. Bahkan
gejala seperti ini jika bertahan lama akan menjadi depresi.
d. Mudah lupa
Kemampuan konsentrasi dan
mengingat akan berkurang saat pria memasuki masa andropause, meskipun tidak ada
hubungan yang jelas antara tingkat hormon dengan penurunan memori.
Kombinasi gejala panas-dingin,
perubahan mood, penurunan libido dan berat badan, merupakan gejala andropause
yang mengarah kepada stres dan penurunan kemampuan mentalitas. Cepat lupa,
misalnya, namun ini juga terkait dengan usia. Namun hanya karena lupa menyimpan
kunci, misalnya, bukan berarti lantas dikatakan andropause.
e. Gairah seks menurun
Gejala paling umum dari
andropause adalah penurunan libido. Hampir 80 persen pria mengalami gejala ini.
Perawatan medis bisa mengatasi disfungsi ereksi yang disebabkan andropause ini.
BAB III
PENUTUPAN
Ø
Kesimpulan
Organ genetalia terdiri → organ genetalia femininemons pubis : - organ genetalia feminine externa →
labium majus, labium minus, vetibulum vaginae, clitoris, bulbus vestibulli,
glandula vestibularis major) – organ
genetalia feminine interna → ovarium, tuba fallopi, uterus, vagina,
cerviks, placenta dan organ genetalia maskulina ( scrotum, penis, testis,
epididymis, ductus deferens, funiculus spermaticus, ductus ejaculatoris,
glandula seminalis, prostat, aliran sperma ).
Siklus menstruasi adalah serangkaian perubahan tubuh untuk mempersiapkan kehamilan
dan masa puber telah menjadi dewasa bagi seorang perempuan.Sebulan sekali,
rahim tumbuh sebuah lapisan baru (endometrium) yang terdapat sel telur.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo Sarwono, 2010, ILMU
KEBIDANAN.edisi keempat.PT.BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO.Jakarta.
No comments:
Post a Comment