BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perkembangan
bayi sangat cepat, tapi tetap saja pada usia 2-6 minggu memorinya masih virtual
atau belum nyata. Di saat terjaga, ia belum bisa menangkap secara jelas apa-apa
saja yang dialaminya. Situasi ini kurang lebih sama dengan seseorang yang
mengalami kejadian misterius, dimana dia masih merasa asing dengan keadaan
sekelilingnya, atau antara ada dan tiada. Sebagai contoh, walaupun ibu adalah
sosok yang sangat akrab baginya, tapi dia tidak akan merasa kehilangan saat ibu
meninggalkannya di kamar. Untuk meningkatkan memorinya, pancinglah ia
untuk berkonsentrasi. Ketika ibu/ayah sedang bersama bayi carilah suasana yang
tenang, dimana tidak banyak gangguan suara, sehingga Anda berdua bisa nyaman
bercakap-cakap. Jarak idealnya kurang lebih 25 cm, dengan begitu bayi dapat
“mengawasi” dan kemudian mengingat wajah orang yang mengajaknya bicara.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui
peran bidan pada bayi 6 minggu pertama
2. Mengetahui
kebutuhan bayi 6 minggu pertama
3. Mengetahui
rencana asuhan yang akan diberikan bidan pada bayi 6 minggu pertama
1.3 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan Makalah ini antara lain
:
1. Apa peran
bidan pada bayi 6 minggu pertama ?
2. Apa saja
kebutuhan bayi 6 minggu pertama ?
3. Apa saja
rencana asuhan yang akan diberikan bidan pada bayi 6 minggu pertama?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Bidan Pada Bayi 2-6 Minggu
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan pada bayi 6
minggu pertama. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara
lain :
1. Memberikan
dukungan secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk mengurangi
ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai
promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong
ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat
kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu
melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi
komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan
informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman dan perawatan bayi
7. Melakukan
manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa
dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode
nifas.
8. Memberikan
asuhan kebidanan secara profesional
2.2 Kebutuhan Bayi 2-6 Minggu
Kebutuhan-kebutuhan bayi pada 6 minggu antara lain :
1. Minum
Kebutuhan
cairan pada tiap bayi berbeda. Pada umumnya cairan yang diberikan
pada hari pertama 60 ml/kg BB dan setiap hari ditambah sehingga pada hari ke-14
dicapai 200 ml/Kg BB sehari . ASI adalah cairan terbaik dalam memenuhi nutrisi
dan cairan bayi baru lahir , bayi disusui segera setelah lahir , menyusui bayi
dapat dilakukan setiap 4 jam atau sesuai dengan keinginan bayi ( lebih
dianjurkan) pada payudara kiri dan kanan secara bergantian. Bila memerlukan
susu tambahan maka perlu mempertimbangkan : jumlah yg tepat, hygiene dan
steril, serta susu harus hangat.
2. Eliminasi
Bayi
berkemih 7 -10 kali sehari. BAB paling tidak 1 kali sehari, Feses yang
pertama adalah mekonium , feses peralihan berwarna kuning gelap berangsur
kuning normal. Feases bayi yang diberi ASI : lunak berwarna kuning, tidak
berbentuk dan tidak berbau. Feses bayi yg diberi susu formula : lebih keras,
berwarna kuning, hijau pucat dan berbau.
3. Tidur
Pada malam
hari kira-kira tidur 8 – 10 jam/hari. Bayi lebih banyak tidur 60 %.
4. Kebersihan
Kulit
Setiap kali
popok basah / kotor daerah pantat dan lipat paha di basuh dan dikeringkan Dapat
di berikan vaselin , minyak telon atau lation. Bayi dimandikan 1- 2kali sehari
, sebaiknya dimandikan sebelum disusui.
Tujuan memandikan bayi adalah membersihkan kulit tubuh
bayi, merangsang peredaran darah bayi, mencegah terjadinya infeksi pada
tali pusat dan dapat memberikan rasa nyaman dan segar.
Hal –hal yg harus diperhatikan pada saat memandikan
bayi antara lain :
1. Kedaaan umum
bayi baik
2. Usahakan
bayi tidak kedinginan
3. Semua
peralatan yang diperlukan harus dapat berada dekat bidan sehingga mudah dicapai
4. Waktu
penggunaan sampho atau sabun jangan sampai kena mata
5. Suhu air
sesuai dengan suhu tubuh
6. Waktu
memandikan bayi baru lahir adalah 6 jam setelah bayi lahir
7. Handuk
dipakai untuk bayi tidak digunakan untuk anggota keluarga lain.
8. Keamanan
9. Kuku dan
jari tangan
Kuku panjang
dapat menyebabkan luka garukan pada kulit bayi yang sangat sensitif terutama di
wajah : infeksi. Kuku sebaiknya dipotong atau diberi sarung tangan
10. Pakaian
Pakai dapat
menjadi pembawa kuman, pakaian dan selimut harus dicuci dahulu lalu distrika,
pakai baru harus dapat dicuci dahulu
Mencegah kecelakaan :
1. jangan
sekali-kali meninggalkan bayi tanpa ada yg menunggu
2. Jangan
sekali-kali meninggalkan bayi dalam air, atau di tempat tidur, kursi atau meja
3. Hindari
pemberian apapun pada mulut bayi selain ASI, dapat tersedak
4. Baringkan
bayi pada alas yg keras pada punggung dan sisi badannya
Tanda-tanda bahaya :
1.
pernapasan : sulit atau lebih dari 60 kali permenit
2.
Kehangatan : terlalu panas (> 38 C) atau terlalu
dingin (< 36 C)
3.
Warna : Kuning (terutama dalam 24 jam pertama), biru
atau pucat
4.
Pemberian makanan : hisapan lemah, mengantuk
berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, hijau tua, lendir dan ada darah
pada tinja
5.
Tali pusat : merah bengkak, keluar cairan bauk busuk
berdarah
6.
Infeksi : suhu meningkat, merah membengkak, keuar
cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit
7.
Tinja/kemih : tidak BAB dalam 3 hari, tidak berkemih
dalam 24 jam
8.
Aktivitas : mengigil, atau tangis yg tidak biasa,
rewel lemas, terlalu mengantuk, lunglai , dan kejang
2.3 Rencana Asuhan Pada Bayi 2-6 Minggu
Asuhan yang akan diberikan bidan pada bayi 2-6 minggu antara
lain :
1)
Dalam Pemberian ASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam
menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI
dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI
adalah :
1. Meyakinkan
bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
2. Membantu ibu
sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI,
dengan :
a) Membiarkan
bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan
inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini.
Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit
langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu,
dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal
mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
b) Mengajarkan
cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang
timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan
payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan
payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu,
pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan
payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak
diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting
susunya.
c) Membantu ibu
pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting.
Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga
semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada
hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang
otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau
posisi ibu dalam menyusui.
Posisi menyusui dapat dilakukan
dengan :
-
Posisi berbaring miring
Posisi ini
baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.
-
Posisi duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan
topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat)
terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat
tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi
-
Posisi ibu tidur telentang
Seperti
halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat
dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara payudara ibu.
Tanda-tanda
bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik pada payudara antara lain:
a. Seluruh
tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu
b. Mulut
dan dagu bayi berdekatan dengan payudara
c. Areola
tidak akan tampak jelas
d. Bayi
akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan ASInya
e. Bayi
terlihat senang dan tenang
f. Ibu
tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.
d)
Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi
yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam
ruangan selama 24 jam penuh.
Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik,
fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
§ Aspek fisik
Kedekatan ibu dengaSn bayinya dapat mempermudah bayi
menyusu setiap saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering
bayi menyusu maka ASI segera keluar.
§ Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih
sering disusui. Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks
oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri
dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai
penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan
atau dapat digunakan sebagai KB alami.
§ Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu
dan bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan
oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan
stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan
psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan
kepuasan tersendiri.
§ Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal
cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah,
dorongan suami dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
§ Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu
maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini
merupakan suatu penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang
dibutuhkan.
§ Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya
infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku
bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada
petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.
e)
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu
dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat
menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
f)
Memberikan
kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk
bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada
keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan
prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka
sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
g) Menghindari
susu botol dan “dot empeng”.
Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat
membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik.
Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh
berbeda.
2)
Pengukuran BB
Di ukur tiap 2 hari sekali atau dapat lebih sering
Bayi ditimbang dalam keadaan telanjang, biasanya sebelum
bayi dimandikan
Pada minggu pertama kelahiran bayi terjadi kehilangan
berat badan sebanyak 10% krn :
a. Pengeluaran
mekonium
b. Pengeluaran energi
c. Asupan
kalori yang masih relatif rendah
3)
Kontrol Suhu
Suhu akan lebih akurat pengukurannya apabila diperiksa
di rectal. Pada jam-jam pertama kelahiran suhu bayi baru lahir diukur setiap
setengah jam sampai pengukuran 2 kali berturut –turut suhu bayi
menunjukkan 36.5 C 24 jam pertama setiap 4 jam, kemudian hari berikutnya
2 kali sehari bila tidak ada komplikasi. Pengukuran dilakukan sebelum bayi
ditelanjangi
4)
Memandikan Bayi
Memandikan bayi adalah membersihkan bayi dari kotoran
untuk mencegah bayi terkena infeksi.
Indikasi :
-
Pada bayi normal 6 jam setelah bayi lahir
-
Bayi yang kotor
-
Bayi yg suhu tubuhnya normal
-
Bayi yg tidak terkena infeksi kulit
Tujuan :
-
Agar bayi tetap bersih, maka ia harus dimandikan setiap pagi dan sore
-
Mandi dapat melancarkan sirkulasi darah serta pernafasan
-
Dapat mencegah bayi dari infeksi
Kontra indikasi :
-
Bayi hipotermi
-
Bayi yg terkena infeksi kulit
-
Bayi prematur
-
Bayi aspiksia
5)
Penyuluhan Sebelum pada Orang Tua
Pendidikan dan penyuluhan pada
orang tua :
- Mengajarkan pada orang tua cara
memandikan
- Perawatan tali pusat
- Pergantian popok
Pemulangan yang normal kesehatannya dipulangkan bersamaan dengan ibunya ,
dokter memeriksa bayi dan memberikan surat keterangan pulang, tanggal
dimana bayi dapat kunjungan ulang
6)
Mempromosikan vaksinasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekbalan pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
penyakit tetentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang
pembentukkan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan ataupun
peroral
Tujuan Imunisasi adalah agar tumbuh kembang terhadap penyakit tertentu,
kekbalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
-
Terdapat tingginya kadar antibody pada saat dilakukan imunisasi
-
Potensi anti gen yang disuntikan.
-
Waktu antara pemberian imunisasi
Contoh imunisasi melalui suntikan seperti :
a, Imunisasi BCG (Bacillus Calmette
Guerin)
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit TBC yang berat, imunisasi ini
merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi
pemberiannya 1 kali pada umur 0-11 bulan namun pada umumnya diberikan pada bayi
umur 2 atau 3 bulan. Cara pemberiannya melalui intradermal dengan dosis 0,05
cc. Efek sampingnya dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi
Limfadenitis regional dan reaksi panas.
b. Imunisasi DPT ( Diphteri,Pertusis, dan tetanus)
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Dipteri. Merupakan
vaksin yang mengandung racun kuman diphteri yang telah dihilangkan sifat
racunnya, akan tetapi masih dapat merangsang pembentukkan zat anti ( toksoid).
Frekuensi pemberian yaitu 3 kali dengan maksud pemberian pertama tahap
pengenalan terhadap vaksin untuk mengaktifkan organ tubuh membuat zat aktif,
pemberian kedua dan ketiga dimaksudkan untuk terbentuknya zat aktif yang cukup.
Waktu pemberian antara umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara Pemberian
melalui intramuscular dengan dosis 0,5 cc. Efek samping yang ringan
pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan serta demam. Efek samping berat
menangis hebat kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, kejang, ensephalopati,
dan shock.
c.Imunisasi campak
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak
karena penyakit ini sangat menular. vaksin ini mengandung virus yang
dilemahkan. Frekuensi pemberian 1x. waktu pemberian pada umur 9-11 bulan. Cara
pemberian melalui subcutan dengan dosis 0,5 cc efek samping terjadi ruam pada tempat
suntikan dan panas.
d. Hepatitis B
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit hepatitis. Vaksin ini mengandung HbsAG dalam bentuk cair. Frekuensi
pemberian 3x. waktu pemberian umur 0-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara
pemberian intramuscular dengan dosis 0,5 cc.
e. Imunisasi MMR (measles,Mumps, dan rubella)
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak (measles) gondong,
parotis epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman). Antigen yang dipakai
adalah virus campak strain Edmonson yang dilemahkan, virus rubella strain
RA27/3 dan virus gondong tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 1 tahun karena
dikhawatirkan terjadi interverensi dengan antibody maternal yang masih ada.
Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen
dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dil;akukan MMR pada
usia 15-18 bulan.
f. Imunisasi tiphus abdominalis
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tifus abdominalis.
Di Indonesia terdapat 3 jenis vaksin tifus abdominalis diantaranya:
-
kuman yang dimatikan, diberikan untuk bayi 6-12 bulan dengan dosis 0,1 ml, 1-2
tahun 0,2 ml, 2-12 tahun diberikan sebanyak 2x dengan interval 4 minggu.
-
kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dapat diberikan dalam bentuk kapsul
enteric coated sebelum makan pada hari ke-1, 2 dan 5 pada anak usia 6 tahun.
-
antigen kapsular Vi polysaccaharide (Typhim Vi, Pasteur Meriux) diberikan pada
usia 2 tahun dan dapat diulang tiap 2 tahun.
g. Imunisasi varicella
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit varicella (cacar air) vaksin
ini mengandung virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan,
pemberiannya tunggal pada usia 12 tahun didaerah tropic dan bila usia 13 tahun
dapat diberikan 2x suntikan interval 4-8 minggu.
h. Imunisasi hepatitis A
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit hepatitis A. diberikan pada usia 2 tahun untuk pemberian awal
menggunakan vaksin havrix (isinya virus hepatitis A strain M75 yang inactivated
aktif) dengan 2 suntikan interval 4 minggu dan boster 6 bulan kemudian.
i. Imunisasi HiB ( Haemophilus Influenzae Tipe B)
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit influenza tipe B mengandung vaksin berbentuk polisakarida murdi (PRP:
purified capsular polysaccharide) kuman H. influenza tipe B antigen dalam
vaksiun tersebut dapat dikonjugasi dengan protein lain seperti toxoid tetanus
(PRP-T), toxoid dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau dengan kuman monongococus
(PRP-OMPC) pemberian awal PRP-T dilakukan 3x suntikan interval 2 bulan.
Suntikan PRP-OMPC dilakukan 2x suntikan interval 2 bulan kemudian bosternya
diberikan pada usia 18 bulan.
j. Imunisasi polio
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang
dapat menyebabkan kemlumpuhan pada anak kandungan vaksinnya virus yang
dilemahkan frekuensi pemberian 4x waktunya pada umur 0-11 bulan dengan interval
4 minggu cara pemberian melalui oral.
Di Negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
sebagaimana yang telah ditentukan oleh WHO yaitu BCG, DPT, Campak , polio dan
ditambah lagi dengan imunisasi hepatitis B.
2.4
Contoh Kasus
ASUHAN KEBIDANAN PADA
BAYI BARU LAHIR 2-6 MINGGU
Asuhan
Kebidanan Bayi Baru Lahir 2-6 Minggu
Di
: Rumah Bersalin Trisna
No. register
: 23391
Tanggal
: 19 April
2013
Jam
: 15.10 WIB
Oleh
: Bidan Aldide
1. Subjektif :
a.
Identitas Bayi :
Nama Bayi : S
Tanggal
lahir : 5 April 2013, Pukul : 02.15 WIB
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Ibu datang untuk kunjungan ulang, ibu mengatakan bayinya sehat.
Ibu Ayah
Nama :
Ny.A Tn.D
Umur :
24 th 26 th
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa: Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : PNS PNS
Alamat : Serangan Serangan
No telepon : 0812xxxxxxxx 0813xxxxxxxx
b. Alasan
masuk
Ibu
ingin memeriksakan keadaan bayinya.
2. Objektif :
a. Keadaan umum : baik
b. kesadaran : compos mentis
c. TTV :
S : 36,7°C
N : 124x/menit
R : 42 x/menit
d. Antropometri
BB
bayi : 3200 gram
PB
bayi : 48 cm
Lingkar
kepala: 34 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lila : 10 cm
e. Pemeriksaan Fisik
Ubun-ubun :
sudah menutup
Mata :
Sclera putih, Conjungtiva merah muda,tidak ada sekret
Telinga : tidak ada luka, tidak ada
pembengkakan,tidak ada pengeluaran serumen
Hidung : tidak ada sekret,tidak ada polip,tidak
ada pernafasan cuping hidung
Mulut : tidak ada sekret, gusi merah muda,
tidak ada bercak atau sariawan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada pembesaran
kelenjar limfe,tidak ada pembesaran vena jugularis
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : tidak ada benjolan,tidak ada pengeluaran
Abdomen : Tali pusat kering,tidak ada perdarahan, tidak
massa/benjolan,perut lembek saat bayi rileks
Anus dan
rektum : tidak ada pembengkakan,ada
lubang
Genitalia : ada dua testis dalam skrotum,ujung penis
berlubang
Tulang
belakang : Tidak ada tonjolan tulang
Ekstremitas :
Atas : simetris,gerakan aktif,tidak ada
pembengkakan
Bawah : simetris, gerakan aktif, tidak ada
pembengkakan
Kulit :kemerahan masih normal,tidak ada
bercak,tidak ada pembengkakan
f. Pemeriksaan
refleks
Moro : baik
Rooting: baik
Graphs : baik
Sucking : baik, bayi menghisap
kuat saat menyusu
Tonic neck : baik
Swallowing: baik
Babinski :
baik
Plantar : baik
Burning : baik
g. Eliminasi
BAK : 6-8 kali sehari
BAB ± 1-3 x/ hari.
h. Riwayat prentatal atau atenatal
Anak ke : (1) pertama Jumlah saudara hidup : - ,
jumlah saidara mati : -
Masa Kehamilan : 36 minggu,
Masa Kehamilan : 36 minggu,
Riwayat Anc : Ibu : teratur, 4 kali. Di Rumah
Sakit Trisna
Oleh Bidan Aldide
Oleh Bidan Aldide
Iminisasi TT Ibu : 2 kali
Kenaikan BB Ibu selama hamil : 10 Kg
Keluhan Ibu selama hamil : Mual,muntah,sering BAK
Penyakit Ibu selama hamil : -
Keluhan Ibu selama hamil : Mual,muntah,sering BAK
Penyakit Ibu selama hamil : -
i.
Riwayat kelahiran
Lahir tanggal : 5 April 2013, jam 02.15 WIB
Jenis Persalinan : normal
Penolong persalinan : Bidan Aldide
Lama Kehamilan : Kala 1: 4 jam 25 menit,kala 11 : 1 jam 15 menit
Pelaksanaan IMD : ya. 25 menit
Jenis Persalinan : normal
Penolong persalinan : Bidan Aldide
Lama Kehamilan : Kala 1: 4 jam 25 menit,kala 11 : 1 jam 15 menit
Pelaksanaan IMD : ya. 25 menit
Komplikasi : Ibu : tidak ada
Janin : tidak ada
Janin : tidak ada
Keadaan Bayi Baru Lahir
BB/PB Lahir : 3200 gram
Jenis Kelamin : 48 cm
Nilai AFGAR : 10
Cacat bawaan : tidak ada
Resusitasi : Penghisab Lendir : tidak
Ambubag : tidak
Masage jantung : ya
Pemberian Vitamin K : ya, jam 02.45 WIB
Riwayat imunisasi : HB O jam 04.45 WIB
Riwayat pemberian vit.A
BB/PB Lahir : 3200 gram
Jenis Kelamin : 48 cm
Nilai AFGAR : 10
Cacat bawaan : tidak ada
Resusitasi : Penghisab Lendir : tidak
Ambubag : tidak
Masage jantung : ya
Pemberian Vitamin K : ya, jam 02.45 WIB
Riwayat imunisasi : HB O jam 04.45 WIB
Riwayat pemberian vit.A
3. Assesment :
Bayi S cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 2 minggu
dengan kondisi baik.
4. Planning :
Tanggal
: 3 Mei 2013
Jam
: 15.10 wib
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya sehat.
Evaluasi : Ibu mengerti dan merasa
senang.
- Memastikan pada ibu apakah bayinya mendapatkan ASI cukup tanpa diberikan pendamping ASI atau susu formula.
Evaluasi : Ibu mengatakan bahwa
bayi selalu diberi ASI dan tidak diberikan makanan tambahan lainnya.
3.
Mengingatkan ibu tanda-tanda bahaya pada bayi
Evalusasi: Ibu masih mengingatnya
- Menganjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang sebulan kemudian untuk penimbangan bayi dan imunisasi BCG , HB KE 2 tanggal 12-12-2010.
Evaluasi : ibu akan datang tanggal
12-12-2010.
4.
Menganjurkan ibu segera membawa bayinya ke petugas
kesehatan apabila bayinya sakit.
Evaluasi :
Ibu akan melakukannya.
5.
Memberitahukan ibu untuk membawa bayinya tiap bulan
untuk memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan dan juga immunisasi tiap bulan
dengan immunisasi Dasar Lengkap.
Evaluasi :
Ibu mengatakan akan melakukannya.
TTD
Bidan
Aldide Mawarni
CATATAN
PERKEMBANGAN
No
|
Hari/tanggal
|
Catatan
perkembangan
|
|||||||||
1.
|
Minggu,
03
MEI 2013
Pukul
15.10
|
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan yang diberikan pada bayi 2-6 minggu pharus dilakukan secara benar dan
tepat agar bayi merasa nyaman dan tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
Asuhan yang diberikan antara lain :
1. Dalam Pemberian ASI
2. Pengukuran BB
3. Kontrol Suhu
4. Memandikan Bayi
6. Penyuluhan Sebelum
pada Orang Tua
7. Mempromosikan
vaksinasi
3.2 Saran
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan manfaat pada para pembaca dalam
menambah pengetahuan tentang asuhan pada bayi 2-6 minggu pertama. Makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritk dan saran diharapkan untuk
dapat menyempurnakannya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sudarti, M.Kes, 2010, asuhan kebidanan
neonatus, bayi,dan anak balita
2.
Sarwono prawiroharjo,IDAI, Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002, Yayasan Bina Pustaka
Jakarta
3.
http://coretanelmida.blogspot.com/2012/12/makalah-peran-bidan-pada-bayi-baru-lahir.html
No comments:
Post a Comment