Friday, April 8, 2016

PERUBAHAN MASA REMAJA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
            Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
            Masalah psikis yang dihadapi remaja sekarang ini cenderung lebih ke arah yang negatif, sehingga dapat menjadikan remaja yang tidak baik dan atau mengalami hal buruk pada masa depannya. Oleh karena itu perlu adanya media atau sosialisasi untuk menghindarkan remaja itu dari pengaruh-pengaruh buruk yang senantiasa mengelilinginya.
1.2     Rumusan Masalah
1.           Apakah pengertian dari remaja?
2.           Apa sajakah perubahan fisik dan psikologi pada remaja?
3.           Apa saja tugas-tugas perkembangan pada masa remaja?
4.           Apa saja masalah pada remaja?
5.           Bagaimana menangani masalah yang terjadi pada remaja? 

1.3     Tujuan
1.           Untuk mengidentifikasi pengertian dari remaja.
2.           Untuk mengidentifikasi perubahan fisik dan psikologi pada remaja.
3.           Untuk mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja.
4.           Untuk mengidentifikasi masalah pada remaja.
5.           Untuk mengidentifikasi cara menangani masalah yang terjadi pada remaja. 



BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Masa Remaja
            Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial. Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yangdahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin sajasudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama iajuga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yangpasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.
            Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan,namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.

Tahap – tahap Perkembangan Remaja
Tahap-tahap perkembangan remaja menurut Stevenson (2002) adalah sebagai berikut:
1.         Periode masa pra pubertas usia 12-18 tahun
Masa pra pubertas merupakan masa peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Ciri-cirinya:
a.    Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
b.    Anak mulai bersikap kritis
2.         Masa pubertas usia 14-16 tahun merupakan masa remaja awal. Ciri-cirinya:
a.    Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
b.    Memperhatikan penampilan
c.    Sikapnya tidak menentu/plin-plan
d.   Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
3.        Masa akhir pubertas usia 17-18 tahun merupakan peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Ciri-cirinya:
a.    Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
b.    Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.
4.      Periode remaja adolesen usia 19-21 tahun merupakan masa akhir Remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
a.    Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
b.    Mulai menyadari akan realitas
c.    Sikapnya mulai jelas tentang hidup
d.   Mulai nampak bakat dan minatnya

2.2       Perubahan Fisik dan Psikologi
Remaja dikenal sebagai periode yang duduk pada tahap perkembangan  fisik di mana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Dan di antara perubahan-perubahan fisik itu yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi yang ditandai haid pada wanita dan mimpi basah pada pria, serta pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder.
A.    Perubahan Fisik
Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal, yaitu :
1.    Percepatan pertumbuhan yaitu menjadikan perbedaan dan keanekaragaman proporsi tubuh.
2.   Proses kematangan seksual yaitu pada remaja berjalan secara individual, sehingga hanya mungkin untuk memberikan ukuran rata-rata dan penyebarannya saja.
Adapun perubahan-perubahan fisik remaja dalam literatur yang lain adalah :
a).        Pada wanita :
a.    Pertumbuhan tulang-tulang anggota tubuh (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang).
b.    Pertumbuhan payudara.
c.    Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan.
d.   Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya.
e.     Haid (menstruasi).
f.    Tumbuh bulu-bulu  ketiak.
b).        Pada pria :
a.    Pertumbuhan tulang-tulang anggota tubuh.
b.    Testis membesar.
c.    Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap.
d.   Awal perubahan suara.
e.    Ejakulasi (keluar mani).
f.     Bulu kemaluan menjadi keriting.
g.    Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya.
h.    Tumbuh bulu-bulu halus di wajah (kumis, jenggot).
i.      Tumbuh bulu ketiak.
j.      Akhir perubahan suara.
k.    Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap.
Pertumbuhan tinggi / panjang tubuh pria dan wanita hingga umur 9 tahun dapat dikatakan berjalan sama. Sesudah itu mulai permulaan percepatan pertumbuhan pada wanita, sedang percepatan pada anak pria lebih kemudian. Pertumbuhan maksimum yang dicapai anak wanita terjadi pada usia rata-rata 11,5 dan 13, 8 tahun. Percepatan pertumbuhan wanita dimulai lebih dulu, pada wanita usia 12-13 tahun menjadi nampak lebih besar dari anak pria, tetapi selanjutnya anak pria segera menyusul dan melebihi anak wanita.
Adapun pertumbuhan fisik pada masa remaja akhir relatif lebih lambat. Pertambahan tinggi bila terjadi sangat sedikit sedangkan pertambahan berat lebih banyak. Selain itu pada akhir remaja akhir terjadi penyempurnaan bentuk tubuh sehingga terjadi keseimbangan misalnya wajah berbentuk simetris, bahu berimbang dengan pinggul dan anggota tubuh lain sehingga mencapai bentuk seperti orang dewasa. Kemudian pertumbuhan dan perkembangan seksual mendekati kesempurnaan.
Perkembangan remaja ini tidak selalu sama. Ada yang sudah matang di usia 12 tahun, namun ada juga yang matang baru usia 14, 15 bahkan 16 tahun. Perubahan yang sangat penting bagi permulaan datangnya masa adolesen adalah perubahan kelenjar kelamin (sex glands). Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endoktrin yaitu kelenjar pituitari dan kelenjar hypothalamus.Kedua kelenjar itu   masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja.
c).        Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik antara lain :
1.    Faktor Keluarga yaitu meliputi faktor keturunan dan lingkungan keluarga.
2.    Faktor Gizi yang erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi.
3.    Faktor Emosional yang bertalian dengan gangguan emosional yang dialami selama perkembangannya.
4.   Faktor Jenis Kelamin dimana laki-laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan wanita.
5.    Faktor Kesehatan
B.        Perubahan psikologis pada remaja
a).     Perubahan psikologi pada wanita remaja
a.       Pasif dan menerima
b.      Cenderung menerima perlindungan
c.       Minatnya tertuju pada hal yang sifatnya emosional dan kongkrit
d.      Berusaha mengikuti dan mengenang orang lain
e.       Sifatnya subyektif
b).    Perubahan psikologi pada laki-laki remaja
a.       Aktif memberi
b.      Cenderung memberikan perlindungan
c.       Minatnya tertuju pada hal-hal yang bersifat interaktual abstrak
d.      Berusaha memutuskan sendiri dan ikut bicara
e.       Sifatnya objektif

2.3        Tugas-tugas Perkembangan pada Masa Remaja
Menurut Hurlock (Dalam Ali, 2002), tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu:
1.        Mampu menerima keadaan fisiknya
2.        Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3.        Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4.        Mencapai kemandirian emosional
5.        Mencapai kemandirian ekonomi
6.        Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7.        Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8.        Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
9.        Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10.    Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja
        Menurut Hurlock (1980), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sikap
remaja terhadap pendidikan, yaitu :
a. Sikap teman sebaya – apakah mereka berorientasi untuk melanjutkan kuliah atau
    berorientasi kerja.
b. Sikap orang tua – apakah orang tua menialai bahwa sekolah merupakan sarana
    peningkatan status sosialnya atau hanya sekedar tuntutan untuk menyekolahkan
    saja.
c. Tingkatan, yang menunjukkan kesuksesan atau kegagalan remaja secara
    akademis.
d. Relevansi atau nilai praktis dari bermacam-macam pelajaran.
e. Sikap terhadap guru, pegawai administrasi, kebijakan-kebijakan akademik dan
    disiplin.
f. Sukses dalam kegiatan ekstrakurikuler
g. Derajat penerimaan sosial oleh teman sekelasnya.

2.4       Masalah pada Remaja
A.  Merokok
Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif  bagi tubuh penghisapnya.Beberapa motivasi yang melatar belakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat  pengakuan  (anticipatory  beliefs), untuk  menghilangkan  kekecewaan  ( reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

a.   Penyebab Remaja Merokok
1. Pengaruh 0rang tua
Anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin  besar  kemungkinan  teman-temannya  adalah  perokok  juga  dan demikian  sebaliknya.  Dari  fakta  tersebut  ada  dua  kemungkinan  yang  terjadi, pertama  remaja  tadi  terpengaruh  oleh  teman-temannya  atau  bahkan  teman-teman  remaja  tersebut  dipengaruhi  oleh  diri  remaja  tersebut  yang  akhirnya mereka  semua  menjadi  perokok. 
3. Faktor Kepribadian.     
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu  sifat  kepribadian  yang  bersifat  prediktif  pada  pengguna  obat-obatan (termasuk  rokok)  ialah  konformitas  sosial. 
4. Pengaruh Iklan.
Melihat  iklan  di  media  massa  dan  elektronik  yang  menampilkan  gambaran bahwa  perokok  adalah  lambang  kejantanan  atau  glamour,  membuat remaja seringkali  terpicu  untuk  mengikuti  perilaku  seperti  yang  ada  dalam  iklan tersebut.

B.        Penyimpangan Seks
Kita  telah  ketahui  bahwa  kebebasan  bergaul  remaja  sangatlah  diperlukan agar mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa  yang  kita  inginkan.  Mungkin  mereka  suka  hura-hura,  suka  dengan  yang berbau  pornografi,  dan  tentu  saja  ada  yang  bersikap  terpuji.  Benar  agar  kita  tidak  terjerumus  ke  pergaulan  bebas  yang  menyesatkan.
       Masa  remaja  merupakan  suatu  masa  yang  menjadi  bagian  dari  kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja  dapat  dicirikan  dengan  banyaknya  rasa  ingin  tahu  pada  diri  seseorang  dalam berbagai hal tidak terkecuali bidang seks Seiring  dengan  bertambahnya  usia  seseorang,  organ  reproduksipun mengalami  perkembangan  dan  pada  akhirnya  akan  mengalami  kematangan. Kematangan  organ  reproduksi  dan  perkembangan  psikologis  remaja  yang  mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik  akan  sangat  berpengaruh  terhadap  perilaku  seksual  individu  remaja tersebut.
         Salah  satu  masalah  yang  sering  timbul  pada  remaja  terkait  dengan  masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada  usia  sekolah.  Siswi  yang  mengalami  kehamilan  biasanya  mendapatkan respon  dari  dua  pihak.  Pertama  yaitu  dari  pihak  sekolah,  biasanya  jika  terjadi kehamilan  pada  siswi,  maka  yang  sampai  saat  ini  terjadi  adalah  sekolah meresponya  dengan  sangat  buruk  dan  berujung  dengan  dikeluarkannya  siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan  akan  cenderung  mencemooh  dan  mengucilkan  siswi  tersebut.  Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita.
Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah.  Karena  masalah  kehamilan  remaja  tidak  hanya  membebani  remaja  sebagai individu  dan  bayi  mereka  namun  juga  mempengaruhi  secara  luas  pada  seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya  tidak  sepenuhnya  dimengerti.    Beberapa  sebab  kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang  menempatkan  harga  diri  remaja  di  lingkungannya,  perasaan  remaja  akan ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain  masalah  kehamilan  pada  remaja  masalah  yang  juga  sangat menggelisahkan  berbagai  kalangan  dan  juga  banyak  terjadi  pada  masa  remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.
Beberapa penyebab rentannya remaja terhadap HIV/AIDS adalah :
1. Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang aman dan upaya pencegahan  yang  bisa  dilakukan  oleh  remaja  dan  kaum  muda.  Kurangnya informasi ini disebabkan adanya nilai-nilai agama, budaya, moralitas dan lain-lain,  sehingga  remaja  seringkali  tidak  memperoleh  informasi  maupun pelayanan  kesehatan  reproduksi  yang  sesungguhnya  dapat  membantu  remaja terlindung dari berbagai resiko, termasuk penularan HIV/AIDS.
2. Perubahan  fisik  dan  emosional  pada  remaja  yang  mempengaruhi  dorongan seksual. Kondisi ini mendorong remaja untuk mencari tahu dan mencoba-coba sesuatu  yang  baru,  termasuk  melakukan  hubungan  seks  dan  penggunaan narkoba.
3. Adanya  informasi  yang  menyuguhkan  kenikmatan  hidup  yang  diperoleh melalui  seks,  alkohol,  narkoba,  dan  sebagainya  yang  disampaikan  melalui berbagai media cetak atau elektronik.
4. Adanya tekanan dari teman sebaya untuk melakukan hubungan seks, misalnya untuk membuktikan bahwa mereka adalah jantan.
5. Resiko  HIV/AIDS  sukar  dimengerti  oleh  remaja,  karena  HIV/AIDS mempunyai  periode  inkubasi  yang  panjang,  gejala  awalnya  tidak  segera terlihat.
6. Informasi mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS rupanya juga belum cukup  menyebar  di  kalangan  remaja.  Banyak  remaja  masih  mempunyai pandangan yang salah mengenai HIV/AIDS.
7. Remaja  pada  umumnya  kurang  mempunyai  akses  ke  tempat  pelayanan kesehatan reproduksi dibanding orang dewasa. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya  remaja  yang  terkena  HIV/AIDS  tidak  menyadari  bahwa  mereka terinfeksi, kemudian menyebar ke remaja lain, sehingga sulit dikontrol.  
C.  Minuman  Keras  Dan Narkoba

Berdasarkan  data  Badan  Narkotika  Nasional  (BNN),jumlah  kasus penyalahgunaan  Narkoba  di  Indonesia  dari  tahun  1998  -  2003  adalah  20.301 orang, di mana 70% diantaranya berusia antara 15 -19 tahun.

a.         Definisi dan Macam – Macam Narkoba
Narkoba  (singkatan  dari  Narkotika,  Psikotropika  dan  Bahan  Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik  secara  oral/diminum,  dihirup,  maupun  disuntikan,  dapat  mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis.
1.         Narkotika 
Narkotika  adalah  zat  atau  obat  yang  berasal  dari  tanaman  atau  bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau  perubahan  kesadaran,  hilangnya  rasa  nyeri  dan  dapat  menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).
Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
•    Tanaman  papaver,  opium  mentah,  opium  masak  (candu,  jicing,  jicingko),opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
•    Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
•    Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb. 
Sedangkan berdasarkan efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
1.    Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2.    Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3.    Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

a)   Penyalahgunaan Narkoba
Kebanyakan  zat  dalam  narkoba  sebenarnya  digunakan  untuk  pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan – mulai dari keinginan untuk dicoba –  coba,  ikut  trend/gaya,  lambing  status  social,  ingin  melupakan  persoalan  dll  – maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan  menyebabkan  ketergantungan  atau  dependensi  yang  disebut  juga  dengan kecanduan. Tingkatan  penyalahgunaan  biasanya  sebagai  berikut:
 1)  coba-coba;
 2)  senang-senang;
 3)  menggunakan  pada  saat  atau  keadaan  tertentu;
 4)  penyalahgunaan

b)   Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Bila  narkoba  digunakan  secara  terus  menerus  atau  melebihi  takaran  yang telah  ditentukan  akan  mengakibatkan  ketergantungan.  Kecanduan  inilah  yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis  narkoba  yang  dipakai,  kepribadian  pemakai  dan  situasi  atau  kondisi pemakai.  Secara  umum,  dampak  kecanduan  narkoba  dapat  terlihat  pada  fisik,
1. Dampak Fisik:
1).    Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2).    Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3).    Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4).    Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5).    Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6).    Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7).    Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8).    Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9).    Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian

2. Dampak Psikis:
1).    Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2).    Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3).    Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4).    Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5).    Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
3. Dampak Sosiai:
1).    Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2).    Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3).    Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak  fisik,  psikis  dan  sosial  berhubungan  erat.  Ketergantungan  fisik akan  mengakibatkan  rasa  sakit  yang  luar  biasa  (sakaw)  bila  terjadi  putus  obat (tidak  mengkonsumsi  obat  pada  waktunya)  dan  dorongan  psikologis  berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan  psikologis  ini  juga  berkaitan  dengan  gejala  sosial  seperti  dorongan  untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

c).  Bahaya Narkoba Bagi Remaja
Masa  remaja  merupakan  suatu  fase  perkembangan  antara  masa  anak-anak dan  masa  dewasa.  Perkembangan  seseorang  dalam  masa  anak-anak  dan  remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan  gaya  hidup,  serta  bersenang-senang  besar  sekali.  Walaupun  semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk  terdorong  menyalahgunakan  narkoba.  Data  menunjukkan  bahwa  jumlah pengguna  narkoba  yang  paling  banyak  adalah  kelompok  usia  remaja.
         Masalah  menjadi  lebih  gawat  lagi  bila  karena  penggunaan  narkoba,  para remaja  tertular  dan  menularkan  HIV/AIDS  di  kalangan  remaja.  Hal  ini  telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini  akan  kehilangan  remaja  yang  sangat  banyak  akibat  penyalahgunaan  narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.  

2.         Alkohol.
Alkohol  adalah  zat  penekan  susuan  syaraf  pusat  meskipun  dalam  jumlah  kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari  proses  fermentasi  madu,  gula  sari  buah  atau  umbi  umbian.  Nama  yang populer  : minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus , balo dll.  Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol ( 1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol) dan minuman keras yang biasa disebut  dengan  spirit  (35  –  55%  alkohol).  Konsentrasi  alkohol  dalam  darah dicapai dalam 30 – 90 menitsetelah diminum.
Dari beberapa penelitian alkohol dapat menyebabkan :
‹    Kecelakaan lalu lintas
‹    Luka bakar
‹    Kasus penganiayaan anak
‹    Bunuh diri
‹    Kecelakaan kerja
Di  Indonesia  penjualan  minuman  beralkohol  di  batasi  dan  yang  boleh  membeli adalah mereka yang telah berumur 21 tahun Beberapa  etnik  di  Indonesia  menggunakan  minuman  beralkohol  pada  acara tertentu  dalam  jumlah  yang  sedikit.  Mereka  juga  memproduksi  minuman beralkohol  dengan  nama  yang  bermacam  ragam  misalnya  :  tuak,  minuman  cap tikus, ciu dll.
Pengaruh Terhadap Tubuh (Fisik dan Mental)
Pengaruh  alkohol  terhadap  tubuh  bervariasi,  tergantung  pada  beberapa  faktor yaitu :
‹    Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi
‹    Usia, berat badan, dan jenis kelamin
‹    Makanan yang ada di dalam lambung
‹    Pengalaman seseorang minum – minuman beralkohol
‹    Situasi dimana orang minum – minuman beralkohol

-  Pengaruh jangka pendek
Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda – beda, terdapat hubungan antara konsentrasi  alkohol  di  dalam  darah  (Blood  Alkohol  Concentration  –  BAC)  dan efeknya.  Euphoria  ringan  dan  stimulasi  terhadap  perilaku  lebih  aktif  seiring dengan  meningkatnya  konsentrasi  alkohol  di  dalam  darah.  Sayangnya  orang banyak  beranggapan  bahwa  penampilan  mereka  menjadi  lebih  baik  dan  mereka mengabaikan efek buruknya.

-  Pengaruh Jangka Panjang
Mengkonsumsi alkohol berlebiha dalam jangka panjang dapat menyebabkan :
‹    Kerusakan jantung
‹    Tekanan Darah Tinggi
‹    Stroke
‹    Kerusakan hati
‹    Kanker saluran pencernaan
‹    Gangguan pencernaan lainnya (misalnya tukak lambung)
‹    Impotensi dan berkurangnya kesuburan
‹    Meningkatnya resiko terkena kanker payudara
‹    Kesulitan tidur
‹    Kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan
‹    Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi
Sebagai tambahan terhadap masalah kesehatan, alkohol juga berdampak terhadap hubungan sesama, finansial, pekerjaan, dan juga menimbulkan masalah hokum.
C.         Masalah Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain atau puni dola-idola mereka.Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, dan perilaku makan yang maladaptive. Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesarnya adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan bereksplorasi.
D.        Aborsi
Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia 20 minggu kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu.Di kalangan ahli kedokteran dikenal dua macam abortus (keguguran kandungan) yakni abortus spontan dan abortus buatan. Abortus spontan adalah merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu. Penyebabnya dapat oleh karena penyakit yang diderita si ibu ataupun sebab-sebab lain yang pada umumnya gerhubungan dengan kelainan pada sistem reproduksi.
Lain halnya dengan abortus buatan, abortus dengan jenis ini merupakan suatu upaya yang disengaja untuk menghentikan proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu, dimana janin (hasil konsepsi) yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar.
Abortus buatan, jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam dua golongan yakni :
-          Abortus buatan Legal
Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang. Populer juga disebut dengan abortus provocatus therapcutius, karena alasan yang sangat mendasar untuk melakukannya adalah untuk menyelamatkan nyawa/menyembuhkan si ibu.
-          Abortus Buatan Ilegal
Yaitu pengguguran kandungan yang tujuannya selain dari pada untuk menyelamatkan/ menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang.Abortus golongan ini sering juga disebut dengan abortus provocatus criminalis, karena di dalamnya mengandung unsur kriminal atau kejahatan.
Kehamilan  Yang Tidak Diinginkan - Kehamilan bagi sebagian orang merupakan anugerah dan sangat didambakan, karena mereka percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan. Dengan hamil mereka dapat meneruskan keturunannya. Disisi lain kehamilan merupakan malapetaka dan tidak diinginkan. Hal ini dikarenakan wanita belum siap atau tidak menginginkan kehamilan tersebut. Kebanyakan terjadi di kalangan remaja . Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya suatu kehamilan yang  tidak diinginkan.
Hubungan sex diluar nikah membawa cukup banyak dampak negatif bagi diri pelaku maupun lingkungan sekitar. Mulai dari kemungkinan tertular penyakit, hingga kehamilan diluar nikah.
Hal ini juga berdampak pada tingginya tingkat aborsi. Padahal perbuatan aborsi, juga memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap keselamatan dari perempuan itu sendiri. 
Berikut ini resiko aborsi:
1.    Kematian karena terlalu banyak pendarahan
2.    Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3.    Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
4.    Sobeknya rahim (Uterine Perforation)
5.    Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
6.    Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7.    Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8.    Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9.    Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
11. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
12. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
14. Infeksi alat reproduksi karena melakukan kuretase (secara medis) yang dilakukan secara tak steril. Hal ini membuat remaja mengalami kemandulan dikemudian hari setelah menikah.
15. Pendarahan sehingga remaja dapat mengalami shock akibat pendarahan dan gangguan neurologist. Selain itu pendarahan juga dapat mengakibatkan kematian ibu maupun anak atau keduanya.
16. Resiko terjadinya reptur uterus atau robeknya rahim lebih besar dan menipisnya dinding rahim akibat kuretase. Kemandulan oleh karena robeknya rahim, resiko infeksi, resiko shock sampai resiko kematian ibu dan anak yang dikandungnya.
17.  Terjadinya fistula genital traumatis adalah suatu saluran atau hubungan antara genital dan saluran kencing atau saluran pencernaan yang secara normal tidak ada.
Kehamilan tidak diinginkan  adalah suatu kondisi dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) tidak menginginkan terjadinya kelahiran sebagai akibat kehamilan. Terjadinya kehamilan disini dapat diakibatkan oleh perilaku atau hubungan seksual
yang disengaja maupun tidak disengaja seperti perkosaan. Banyak kejadian yang menunjukkan orang yang tidak bertanggung jawab atas kejadian ini.
WHO pada tahun 2000 memperkirakan 2/3 kehamlan didunia merupakan  Kehamilan tidak diinginkan yaitu sekitar 50 juta /tahun. Di Indonesia sendiri diperkirakan sekitar 1 juta perempuan mengalami  Kehamilan tidak diinginkan tiap tahunnya. Kejadian ini dapat menimpa pasangan yang belum menikah ataupun yang sudah menikah. Bagi yang belum menikah beberapa pasangan bertanggung jawab dengan melakukan pernikahan, sedangkan beberapa yang lain melakukan aborsi atau pengguguran kandungan. Aborsi sebagian besar adalah aborsi criminal. Kadang-kadang aborsi dilakukan tidak dengan cara aman sehingga dapat mengakibatkan dampak-dampak tertentu.
E.        Kehamilan Tidak Diinginkan.
KTD adalah singkatan dari Kehamilan Tidak Diinginkan. Istilah kehamilan yang tidak diinginkan atau KTD mengandung arti sebagai kehamilan yang terjadi saat salah satu atau kedua belah pihak dari pasangan tidak menginginkan anak sama sekali atau kehamilan yang sebenarnya diinginkan tapi tidak pada saat itu, dimana kehamilan terjadi lebih cepat dari yang telah direncanakan. Banyak yang berpikir bahwa KTD hanya terjadi pada remaja yaa.. Tapi ternyata tidak lho, pada pasangan yang telah menikah pun KTD masih mungkin terjadi, oleh karena kehamilan yang terjadi memang sedang tidak diinginkan.
Kehamilan  tidak diinginkan bagi pasangan yang belum menikah dan keluarganya merupakan sebuah aib terutama bagi masyarakat peradaban timur seperti Indonesia.  Bagi mereka ini adalah sebuah dilemma. Disatu sisi kalau dipertahankan maka harus membuang rasa malu. Kalau diteruskan tentunya harus ada yang “bertanggung jawab” terhadap calon bayi tersebut agar mempunyai ayah. Disamping itu juga harus mempertimbangkan pendidikan si calon ibu dan bagaimana dengan risiko yang akan dihadapi saat bersalin. Disis lain kalau digugurkan maka akan melanggar Undang-undang serta norma dan ajaran agama. Kebanyakan mereka melakukan aborsi pada tenaga dukun, dikarenakan rasa malu dan pihak laki-laki tidak mau bertanggung jawab.
a.         Penyebab Kehamilan tidak diinginkan
Banyak faktor yang menyebabkan  Kehamilan tidak diinginkan antara lain :
1.      Penundaan dan meningkatnya usia kawin serta semakin mudanya umur saat menarch (menstruasi pertama kali ). Hal ini menyebabkan semaki jauhnya jarak saat menstruasi sampai dengan menikah, “masa rawan”semakin meningkat. Terbukti adanya meningkatnya kehamilan diluar nikah.  
2.      Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi serta perilaku seksual yang menyebabkan kehamilan.  
3.      Tidak menggunakan alat kontrasepsi terutama bagi wanita yang sudah menikah.  
4.      Kegagalan alat kontrasepsi  
5.      Kehamilan tersebut diakibatkan oleh pemerkosaan 
6.      Kondisi ibu yang tidak mengijinkan atau menderita penyakit-penyakit tertentu.  
7.      Pertimbangan ekonomi, tidak memiliki biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak.  
8.      Alasan karir atau sekolah karena kehamilan dianggap menghalangi karir atau pendidikan di sekolah.  
9.      Kehamilan karena incest atau masih ada pertalian darah  
10.  Kondisi bayi yang dikandung cacat atau jenis kelaminnya tidak sesuai keinginan.
b.         Aborsi  dan Masalahnya
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan akan menyelesaikannya dengan aborsi atau pengguguran kandungan. Sebagian besar mereka yang menggugurkan kehamilan tersebut dengan cara – cara tradisional yang tidak aman. Aborsi cara tradisional mempunyai resiko tinggi seperti infeksi rahim, kemandulan, infeksi dan perdarahan hingga kematian. Selain itu aborsi kriminal tersebut  bertentangan dengan Undang – Undang Kesehatan serta hukum-hukum yang berlaku di Indonesia dimana tidak ada satupun yang melegalkan aborsi tanpa indikasi medis.
c.         Risiko Kehamilan pada Remaja
Kehamilan pada usia remaja, apalagi disebabkan oleh hubungan seks pranikah dapat menjadi trauma kejiwaan terhadap remaja putrid, terutama bagi yang mengalami pertama kali. Hal ini dikarenakan perkembangan kejiwaannya belum stabil.
Risiko kehamilan pada remaja ditinjau dari aspek kesehatan antara lain dapat mengakibatkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan kematian perinatal. Sedangkan bagi ibu dapat menyebabkan terjadinya abortus, perdarahan, persalinan sulit dan lain-lain. Remaja yang hamil amat berisiko menderita keracunan kehamilan (preeklapsia dan eklampsia), disproporsi kepala bayi dengan tulang-tulang jalan lahir oleh karena tulang-tulang panggulnya belum tumbuh dengan sempurna. Remaja yang hamil juga kurang pengawasan selama kehamilan dan persalinan, akibatnya sering terjadi kekurangan nutrisi pada remaja tersebut maupun janin yang dikandungnya. Sedangkan dari aspek sosial Kehamilan tidak diinginkan  dapat mengakibatkan remaja tersebut menarik diri dari pergaulan sosial, dari sekolah, keluarga, lingkungan dan masyarakat serta terjadi kecemasan terhadap kehamilannya.
d.         Pencegahan Kehamilan tidak diinginkan
Pencegahan Kehamilan yang Tidak Diinginkan antara lain melalui beberapa yaitu :
1.      Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
2.      Mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti olahraga, seni dan kegiatan keagamaan
3.      Hindari perbuatan yang dapat menyebabkan dorongan seksual seperti meraba-raba tubuh pasangan maupun menonton video porno
4.      Memperoleh informasi tentang manfaat dan menggunakan alat kontrasepsi, cara menggunakannya serta kemungkinan kegagalannya
5.      Pada pasangan yang telah menikah sebaiknya memakai kontrasepsi yang aman seperti suntikan, sterilisasi, IUD dan implant.
e.Penanganan Kasus Kehamilan tidak diinginkan  
Diperlukan penanganan ekstra sabar dan bersahabat pada remaja. Alternatif yang biasanya digunakan menyelesaikan kehamilan tidak diinginkan antara lain dengan menyelesaikan secara kekeluargaan, pasangan tersebut segera menikah.

2.5       Menangani Masalah Yang Terjadi Pada Remaja

Selain  ketiga  masalah  psikososial  yang  sering  terjadi  pada  remaja  seperti yang  disebutkan  dan  dibahas  diatas  terdapat  pula  masalah  masalah  lain  pada remaja  seperti  tawuran,  kenakalan  remaja,  kecemasan,  menarik  diri,  kesulitan belajar, depresi dll. Semua  masalah  tersebut  perlu  mendapat  perhatian  dari  berbagai  pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan remaja lah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat  beberapa  cara  yang  dapat  dilakukan  dalam  upaya  untuk  mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :
Peran Orangtua :
•    Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
•    Membekali anak dengan dasar moral dan agama
•    Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua – anak
•    Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
•    Menjai  tokoh  panutan  bagi  anak  baik  dalam  perilaku  maupun  dalam  hal menjaga lingkungan yang sehat
•    Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
•    Hindarkan anak dari NAPZA
Peran Guru :
•    Bersahabat dengan siswa
•    Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman
•    Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler
•    Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga
•    Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP
•    Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas
•    Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain
•    Meningkatkan  keamanan  terpadu  sekolah  bekerjasama  dengan  Polsek setempat
•    Mewaspadai adanya provokator
•    Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah
•    Menciptakan  kondisi  sekolah  yang  memungkinkan  anak  berkembang secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial
•    Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA Peran Pemerintah dan masyarakat :
•    Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti
•    Menyediakan  sarana/prasarana  yang  dapat  menampung  agresifitas  anak melalui olahraga dan bermain
•    Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas
•    Memberikan keteladanan
•    Menanggulangi  NAPZA,  dengan  menerapkan  peraturan  dan  hukumnya secara tegas
•    Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
Peran Media :
•    Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia)
•    Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
•    Adanya  rubrik  khusus  dalam  media  masa  (cetak,  elektronik)  yang  bebas biaya khusus untuk remaja 


BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa yang sangat rentan terhadap berbagai ancaman atau pengaruh negatif yang dapat terbentuk karena lingkungan maupun pergaulan. Oleh karena itu diperlukan adanya sebuah penanganan dini untuk para remaja agar terhindar dari segala macam pengaruh buruk tersebut.Berbagai pihak dapat berperan dalam pencegahan masalah para remaja. Selain itu para remaja sendiri juga harus memiliki kesadaran diri untuk berperilaku hidup sehat.
Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua. Teori-teori perkembangan remaja antara lain, teori psikoanalisa, teori psikososial, teori kognitif serta teori tingkah laku dan belajar sosial. Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja, remaja awal, dan remaja akhir. Karakteristik  pertumbuhan dan perkembangan remaja antara lain, perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial, remaja berfikir secara logis dan transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain. Sementara itu, ciri khas remaja adalah hubungan dengan teman sebaya lebih erat, hubungan dengan orang tua penuh konflik, keingintahuan seks yang tinggi, dan mudah stres.





DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. Alih bahasa Isti Widayanti dan Sudjarwo. (1999). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. 

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta :  CV Sagung Seto.

Sofyan S. Willis. (2005).  Remaja dan Masalahnya Mengupas Berbagai bentuk Kenakalan Remaja seperti Narkoba, Freesex dan Pemecahannya. Bandung : CV Alfabeta.

http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-remaja-definisi-menurut-para.html 
Dunia Psikologi:Teori perkembangan masa remaja
Karakteristik Remaja

No comments:

Post a Comment