BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masa
remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat,
pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh
karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan
sosial.
Masalah
psikis yang dihadapi remaja sekarang ini cenderung lebih ke arah yang negatif,
sehingga dapat menjadikan remaja yang tidak baik dan atau mengalami hal buruk
pada masa depannya. Oleh karena itu perlu adanya media atau sosialisasi untuk
menghindarkan remaja itu dari pengaruh-pengaruh buruk yang senantiasa
mengelilinginya.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dari remaja?
2. Apa
sajakah perubahan fisik dan psikologi pada remaja?
3. Apa
saja tugas-tugas perkembangan pada masa remaja?
4. Apa
saja masalah pada remaja?
5. Bagaimana
menangani masalah yang terjadi pada remaja?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengidentifikasi pengertian dari remaja.
2. Untuk
mengidentifikasi perubahan fisik dan psikologi pada remaja.
3. Untuk
mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja.
4. Untuk
mengidentifikasi masalah pada remaja.
5. Untuk
mengidentifikasi cara menangani masalah yang terjadi pada remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masa
Remaja
Masa
remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap
ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Oleh karenanya, remaja sangat
rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan
yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial. Masa remaja merupakan
sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya
seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda
awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk
pengkategorian remaja sebab usia pubertas yangdahulu terjadi pada akhir usia
belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11
tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin sajasudah (atau sedang)
mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja
dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia
nyata orang dewasa, meski di saat yang sama iajuga bukan anak-anak lagi.
Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja
hampir tidak memiliki pola perkembangan yangpasti. Dalam perkembangannya
seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai
anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan
dewasa.
Memang
banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan,namun seringkali
perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai
pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang
dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai
dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu
dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.
Tahap
– tahap Perkembangan Remaja
Tahap-tahap
perkembangan remaja menurut Stevenson (2002) adalah sebagai berikut:
1. Periode masa
pra pubertas usia 12-18 tahun
Masa pra pubertas merupakan
masa peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Ciri-cirinya:
a. Anak tidak suka
diperlakukan seperti anak kecil lagi
b. Anak mulai bersikap kritis
2. Masa pubertas
usia 14-16 tahun merupakan masa remaja awal. Ciri-cirinya:
a. Mulai cemas dan bingung
tentang perubahan fisiknya
b. Memperhatikan penampilan
c. Sikapnya tidak
menentu/plin-plan
d. Suka berkelompok dengan teman
sebaya dan senasib
3. Masa akhir pubertas
usia 17-18 tahun merupakan peralihan dari masa pubertas ke masa
adolesen. Ciri-cirinya:
a. Pertumbuhan fisik sudah
mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
b. Proses kedewasaan
jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.
4. Periode remaja adolesen usia
19-21 tahun merupakan masa akhir Remaja. Beberapa sifat penting pada
masa ini adalah:
a. Perhatiannya tertutup pada
hal-hal realistis
b. Mulai menyadari akan
realitas
c. Sikapnya mulai jelas
tentang hidup
d. Mulai nampak bakat dan minatnya
2.2 Perubahan Fisik dan Psikologi
Remaja dikenal sebagai periode yang duduk pada tahap
perkembangan fisik di mana alat-alat kelamin manusia mencapai
kematangannya. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan
gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Dan di antara perubahan-perubahan fisik
itu yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan
tubuh, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi yang ditandai haid pada wanita
dan mimpi basah pada pria, serta pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder.
A.
Perubahan
Fisik
Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua
hal, yaitu :
1. Percepatan
pertumbuhan yaitu menjadikan perbedaan dan keanekaragaman proporsi tubuh.
2. Proses kematangan
seksual yaitu pada remaja berjalan secara individual, sehingga hanya
mungkin untuk memberikan ukuran rata-rata dan penyebarannya saja.
Adapun
perubahan-perubahan fisik remaja dalam literatur yang lain adalah :
a). Pada wanita :
a. Pertumbuhan tulang-tulang
anggota tubuh (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang).
b. Pertumbuhan payudara.
c. Tumbuh bulu yang halus
berwarna gelap di kemaluan.
d. Mencapai pertumbuhan ketinggian
badan yang maksimal setiap tahunnya.
e. Haid (menstruasi).
f. Tumbuh bulu-bulu
ketiak.
b). Pada pria :
a. Pertumbuhan tulang-tulang
anggota tubuh.
b. Testis membesar.
c. Tumbuh bulu kemaluan yang
halus, lurus dan berwarna gelap.
d. Awal perubahan suara.
e. Ejakulasi (keluar mani).
f. Bulu kemaluan
menjadi keriting.
g. Pertumbuhan tinggi badan
mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya.
h. Tumbuh bulu-bulu halus di
wajah (kumis, jenggot).
i. Tumbuh bulu
ketiak.
j. Akhir
perubahan suara.
k. Rambut-rambut di wajah
bertambah tebal dan gelap.
Pertumbuhan
tinggi / panjang tubuh pria dan wanita hingga umur 9 tahun dapat dikatakan
berjalan sama. Sesudah itu mulai permulaan percepatan pertumbuhan pada wanita,
sedang percepatan pada anak pria lebih kemudian. Pertumbuhan maksimum yang
dicapai anak wanita terjadi pada usia rata-rata 11,5 dan 13, 8 tahun.
Percepatan pertumbuhan wanita dimulai lebih dulu, pada wanita usia 12-13 tahun
menjadi nampak lebih besar dari anak pria, tetapi selanjutnya anak pria segera
menyusul dan melebihi anak wanita.
Adapun
pertumbuhan fisik pada masa remaja akhir relatif lebih lambat. Pertambahan
tinggi bila terjadi sangat sedikit sedangkan pertambahan berat lebih banyak.
Selain itu pada akhir remaja akhir terjadi penyempurnaan bentuk tubuh sehingga
terjadi keseimbangan misalnya wajah berbentuk simetris, bahu berimbang
dengan pinggul dan anggota tubuh lain sehingga mencapai bentuk seperti orang
dewasa. Kemudian pertumbuhan dan perkembangan seksual mendekati
kesempurnaan.
Perkembangan
remaja ini tidak selalu sama. Ada yang sudah matang di usia 12 tahun, namun ada
juga yang matang baru usia 14, 15 bahkan 16 tahun. Perubahan yang sangat
penting bagi permulaan datangnya masa adolesen adalah perubahan kelenjar
kelamin (sex glands). Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya
dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endoktrin yaitu
kelenjar pituitari dan kelenjar hypothalamus.Kedua kelenjar itu
masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan
merangsang aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada
remaja.
c). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Fisik
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan fisik antara lain :
1. Faktor
Keluarga yaitu meliputi faktor keturunan dan lingkungan
keluarga.
2. Faktor
Gizi yang erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi.
3. Faktor
Emosional yang bertalian dengan gangguan emosional yang dialami selama
perkembangannya.
4. Faktor
Jenis Kelamin dimana laki-laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih
tinggi dan lebih berat dibandingkan wanita.
5. Faktor
Kesehatan
B. Perubahan
psikologis pada remaja
a). Perubahan
psikologi pada wanita remaja
a.
Pasif dan menerima
b.
Cenderung menerima
perlindungan
c.
Minatnya tertuju pada
hal yang sifatnya emosional dan kongkrit
d.
Berusaha mengikuti dan
mengenang orang lain
e.
Sifatnya subyektif
b). Perubahan
psikologi pada laki-laki remaja
a.
Aktif memberi
b.
Cenderung memberikan
perlindungan
c.
Minatnya tertuju pada
hal-hal yang bersifat interaktual abstrak
d.
Berusaha memutuskan
sendiri dan ikut bicara
e.
Sifatnya objektif
2.3 Tugas-tugas Perkembangan pada Masa Remaja
Menurut
Hurlock (Dalam Ali, 2002), tugas-tugas perkembangan masa
remaja, yaitu:
1. Mampu
menerima keadaan fisiknya
2. Mampu
menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. Mampu
membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4. Mencapai
kemandirian emosional
5. Mencapai
kemandirian ekonomi
6. Mengembangkan
konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan
peran sebagai anggota masyarakat
7. Memahami
dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8. Mengembangkan
perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
9. Mempersiapkan
diri untuk memasuki perkawinan
10. Memahami
dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga
Faktor-faktor
yang mempengaruhi sikap remaja
Menurut
Hurlock (1980), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sikap
remaja
terhadap pendidikan, yaitu :
a.
Sikap teman sebaya – apakah mereka berorientasi untuk melanjutkan kuliah atau
berorientasi
kerja.
b.
Sikap orang tua – apakah orang tua menialai bahwa sekolah merupakan sarana
peningkatan
status sosialnya atau hanya sekedar tuntutan untuk menyekolahkan
saja.
c.
Tingkatan, yang menunjukkan kesuksesan atau kegagalan remaja secara
akademis.
d.
Relevansi atau nilai praktis dari bermacam-macam pelajaran.
e.
Sikap terhadap guru, pegawai administrasi, kebijakan-kebijakan akademik dan
disiplin.
f.
Sukses dalam kegiatan ekstrakurikuler
g.
Derajat penerimaan sosial oleh teman sekelasnya.
2.4 Masalah pada Remaja
A. Merokok
Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya.Beberapa motivasi yang melatar belakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
a. Penyebab Remaja Merokok
1. Pengaruh 0rang tua
Anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.
Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya.Beberapa motivasi yang melatar belakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
a. Penyebab Remaja Merokok
1. Pengaruh 0rang tua
Anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.
3.
Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial.
4. Pengaruh
Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
B. Penyimpangan Seks
Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. Benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan.
Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal tidak terkecuali bidang seks Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut.
Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita.
Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
B. Penyimpangan Seks
Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. Benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan.
Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal tidak terkecuali bidang seks Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut.
Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita.
Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.
Beberapa
penyebab rentannya remaja terhadap HIV/AIDS adalah :
1. Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang aman dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh remaja dan kaum muda. Kurangnya informasi ini disebabkan adanya nilai-nilai agama, budaya, moralitas dan lain-lain, sehingga remaja seringkali tidak memperoleh informasi maupun pelayanan kesehatan reproduksi yang sesungguhnya dapat membantu remaja terlindung dari berbagai resiko, termasuk penularan HIV/AIDS.
2. Perubahan fisik dan emosional pada remaja yang mempengaruhi dorongan seksual. Kondisi ini mendorong remaja untuk mencari tahu dan mencoba-coba sesuatu yang baru, termasuk melakukan hubungan seks dan penggunaan narkoba.
3. Adanya informasi yang menyuguhkan kenikmatan hidup yang diperoleh melalui seks, alkohol, narkoba, dan sebagainya yang disampaikan melalui berbagai media cetak atau elektronik.
4. Adanya tekanan dari teman sebaya untuk melakukan hubungan seks, misalnya untuk membuktikan bahwa mereka adalah jantan.
5. Resiko HIV/AIDS sukar dimengerti oleh remaja, karena HIV/AIDS mempunyai periode inkubasi yang panjang, gejala awalnya tidak segera terlihat.
6. Informasi mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS rupanya juga belum cukup menyebar di kalangan remaja. Banyak remaja masih mempunyai pandangan yang salah mengenai HIV/AIDS.
7. Remaja pada umumnya kurang mempunyai akses ke tempat pelayanan kesehatan reproduksi dibanding orang dewasa. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya remaja yang terkena HIV/AIDS tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi, kemudian menyebar ke remaja lain, sehingga sulit dikontrol.
1. Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang aman dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh remaja dan kaum muda. Kurangnya informasi ini disebabkan adanya nilai-nilai agama, budaya, moralitas dan lain-lain, sehingga remaja seringkali tidak memperoleh informasi maupun pelayanan kesehatan reproduksi yang sesungguhnya dapat membantu remaja terlindung dari berbagai resiko, termasuk penularan HIV/AIDS.
2. Perubahan fisik dan emosional pada remaja yang mempengaruhi dorongan seksual. Kondisi ini mendorong remaja untuk mencari tahu dan mencoba-coba sesuatu yang baru, termasuk melakukan hubungan seks dan penggunaan narkoba.
3. Adanya informasi yang menyuguhkan kenikmatan hidup yang diperoleh melalui seks, alkohol, narkoba, dan sebagainya yang disampaikan melalui berbagai media cetak atau elektronik.
4. Adanya tekanan dari teman sebaya untuk melakukan hubungan seks, misalnya untuk membuktikan bahwa mereka adalah jantan.
5. Resiko HIV/AIDS sukar dimengerti oleh remaja, karena HIV/AIDS mempunyai periode inkubasi yang panjang, gejala awalnya tidak segera terlihat.
6. Informasi mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS rupanya juga belum cukup menyebar di kalangan remaja. Banyak remaja masih mempunyai pandangan yang salah mengenai HIV/AIDS.
7. Remaja pada umumnya kurang mempunyai akses ke tempat pelayanan kesehatan reproduksi dibanding orang dewasa. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya remaja yang terkena HIV/AIDS tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi, kemudian menyebar ke remaja lain, sehingga sulit dikontrol.
C. Minuman Keras Dan Narkoba
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN),jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998 - 2003 adalah 20.301 orang, di mana 70% diantaranya berusia antara 15 -19 tahun.
a. Definisi dan Macam – Macam Narkoba
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis.
1. Narkotika
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN),jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998 - 2003 adalah 20.301 orang, di mana 70% diantaranya berusia antara 15 -19 tahun.
a. Definisi dan Macam – Macam Narkoba
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis.
1. Narkotika
Narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).
Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
• Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
• Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
• Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
• Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
• Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
• Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
Sedangkan
berdasarkan efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
a) Penyalahgunaan Narkoba
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan – mulai dari keinginan untuk dicoba – coba, ikut trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan dll – maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:
1) coba-coba;
2) senang-senang;
3) menggunakan pada saat atau keadaan tertentu;
4) penyalahgunaan
b) Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik,
1. Dampak Fisik:
1). Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2). Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3). Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4). Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5). Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6). Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7). Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8). Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9). Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian
2. Dampak Psikis:
1). Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2). Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3). Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4). Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5). Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
3. Dampak Sosiai:
1). Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2). Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3). Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
c). Bahaya Narkoba Bagi Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
a) Penyalahgunaan Narkoba
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan – mulai dari keinginan untuk dicoba – coba, ikut trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan dll – maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:
1) coba-coba;
2) senang-senang;
3) menggunakan pada saat atau keadaan tertentu;
4) penyalahgunaan
b) Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik,
1. Dampak Fisik:
1). Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2). Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3). Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4). Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5). Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6). Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7). Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8). Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9). Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian
2. Dampak Psikis:
1). Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2). Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3). Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4). Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5). Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
3. Dampak Sosiai:
1). Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2). Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3). Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
c). Bahaya Narkoba Bagi Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
2. Alkohol.
Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah atau umbi umbian. Nama yang populer : minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus , balo dll. Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol ( 1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol) dan minuman keras yang biasa disebut dengan spirit (35 – 55% alkohol). Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30 – 90 menitsetelah diminum.
Dari beberapa penelitian alkohol dapat menyebabkan :
‹ Kecelakaan lalu lintas
‹ Luka bakar
‹ Kasus penganiayaan anak
‹ Bunuh diri
‹ Kecelakaan kerja
Di Indonesia penjualan minuman beralkohol di batasi dan yang boleh membeli adalah mereka yang telah berumur 21 tahun Beberapa etnik di Indonesia menggunakan minuman beralkohol pada acara tertentu dalam jumlah yang sedikit. Mereka juga memproduksi minuman beralkohol dengan nama yang bermacam ragam misalnya : tuak, minuman cap tikus, ciu dll.
Pengaruh Terhadap Tubuh (Fisik dan Mental)
Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor yaitu :
‹ Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi
‹ Usia, berat badan, dan jenis kelamin
‹ Makanan yang ada di dalam lambung
‹ Pengalaman seseorang minum – minuman beralkohol
‹ Situasi dimana orang minum – minuman beralkohol
- Pengaruh jangka pendek
Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda – beda, terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alkohol Concentration – BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa penampilan mereka menjadi lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.
Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah atau umbi umbian. Nama yang populer : minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus , balo dll. Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol ( 1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol) dan minuman keras yang biasa disebut dengan spirit (35 – 55% alkohol). Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30 – 90 menitsetelah diminum.
Dari beberapa penelitian alkohol dapat menyebabkan :
‹ Kecelakaan lalu lintas
‹ Luka bakar
‹ Kasus penganiayaan anak
‹ Bunuh diri
‹ Kecelakaan kerja
Di Indonesia penjualan minuman beralkohol di batasi dan yang boleh membeli adalah mereka yang telah berumur 21 tahun Beberapa etnik di Indonesia menggunakan minuman beralkohol pada acara tertentu dalam jumlah yang sedikit. Mereka juga memproduksi minuman beralkohol dengan nama yang bermacam ragam misalnya : tuak, minuman cap tikus, ciu dll.
Pengaruh Terhadap Tubuh (Fisik dan Mental)
Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor yaitu :
‹ Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi
‹ Usia, berat badan, dan jenis kelamin
‹ Makanan yang ada di dalam lambung
‹ Pengalaman seseorang minum – minuman beralkohol
‹ Situasi dimana orang minum – minuman beralkohol
- Pengaruh jangka pendek
Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda – beda, terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alkohol Concentration – BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa penampilan mereka menjadi lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.
- Pengaruh Jangka Panjang
Mengkonsumsi alkohol berlebiha dalam jangka panjang dapat menyebabkan :
‹ Kerusakan jantung
‹ Tekanan Darah Tinggi
‹ Stroke
‹ Kerusakan hati
‹ Kanker saluran pencernaan
‹ Gangguan pencernaan lainnya (misalnya tukak lambung)
‹ Impotensi dan berkurangnya kesuburan
‹ Meningkatnya resiko terkena kanker payudara
‹ Kesulitan tidur
‹ Kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan
‹ Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi
Sebagai tambahan terhadap masalah kesehatan, alkohol juga berdampak terhadap hubungan sesama, finansial, pekerjaan, dan juga menimbulkan masalah hokum.
C. Masalah
Fisik dan Kesehatan
Permasalahan
akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka
mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja
tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan
ketidakpuasan atau keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki
yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga
sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain atau puni dola-idola
mereka.Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri.
Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran
yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, dan perilaku
makan yang maladaptive. Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat
sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesarnya adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan bereksplorasi.
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesarnya adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan bereksplorasi.
D. Aborsi
Aborsi
adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (sebelum usia 20 minggu kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan
jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak
menghendaki kehamilan itu.Di kalangan ahli kedokteran dikenal dua macam abortus
(keguguran kandungan) yakni abortus spontan dan abortus buatan. Abortus spontan
adalah merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses
kehamilan sebelum berumur 28 minggu. Penyebabnya dapat oleh karena penyakit
yang diderita si ibu ataupun sebab-sebab lain yang pada umumnya gerhubungan
dengan kelainan pada sistem reproduksi.
Lain
halnya dengan abortus buatan, abortus dengan jenis ini merupakan suatu upaya
yang disengaja untuk menghentikan proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu,
dimana janin (hasil konsepsi) yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di
dunia luar.
Abortus
buatan, jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam dua golongan
yakni :
-
Abortus buatan Legal
Yaitu
pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan cara-cara yang
dibenarkan oleh undang-undang. Populer juga disebut dengan abortus
provocatus therapcutius, karena alasan yang sangat mendasar untuk melakukannya
adalah untuk menyelamatkan nyawa/menyembuhkan si ibu.
-
Abortus Buatan Ilegal
Yaitu
pengguguran kandungan yang tujuannya selain dari pada untuk menyelamatkan/
menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak
memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang.Abortus
golongan ini sering juga disebut dengan abortus provocatus criminalis,
karena di dalamnya mengandung unsur kriminal atau kejahatan.
Kehamilan Yang
Tidak Diinginkan - Kehamilan bagi sebagian orang merupakan anugerah dan
sangat didambakan, karena mereka percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan.
Dengan hamil mereka dapat meneruskan keturunannya. Disisi lain kehamilan
merupakan malapetaka dan tidak diinginkan. Hal ini dikarenakan wanita belum
siap atau tidak menginginkan kehamilan tersebut. Kebanyakan terjadi di kalangan
remaja . Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya suatu kehamilan
yang tidak diinginkan.
Hubungan
sex diluar nikah membawa cukup banyak dampak negatif bagi diri pelaku maupun
lingkungan sekitar. Mulai dari kemungkinan tertular penyakit, hingga kehamilan
diluar nikah.
Hal
ini juga berdampak pada tingginya tingkat aborsi. Padahal perbuatan aborsi,
juga memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap keselamatan dari perempuan itu
sendiri.
Berikut
ini resiko aborsi:
1. Kematian
karena terlalu banyak pendarahan
2. Kematian
mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian
secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
4. Sobeknya
rahim (Uterine Perforation)
5. Kerusakan
leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
6. Kanker
payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker
indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker
leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker
hati (Liver Cancer)
10. Kelainan
pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
11. Infeksi
rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
12. Menjadi
mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
13. Infeksi
pada lapisan rahim (Endometriosis)
14. Infeksi
alat reproduksi karena melakukan kuretase (secara medis) yang dilakukan secara
tak steril. Hal ini membuat remaja mengalami kemandulan dikemudian hari setelah
menikah.
15. Pendarahan
sehingga remaja dapat mengalami shock akibat pendarahan dan gangguan
neurologist. Selain itu pendarahan juga dapat mengakibatkan kematian ibu maupun
anak atau keduanya.
16. Resiko
terjadinya reptur uterus atau robeknya rahim lebih besar dan menipisnya dinding
rahim akibat kuretase. Kemandulan oleh karena robeknya rahim, resiko infeksi,
resiko shock sampai resiko kematian ibu dan anak yang dikandungnya.
17. Terjadinya
fistula genital traumatis adalah suatu saluran atau hubungan antara genital dan
saluran kencing atau saluran pencernaan yang secara normal tidak ada.
Kehamilan tidak diinginkan adalah suatu kondisi dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) tidak menginginkan terjadinya kelahiran sebagai akibat kehamilan. Terjadinya kehamilan disini dapat diakibatkan oleh perilaku atau hubungan seksual
yang disengaja maupun tidak disengaja seperti perkosaan. Banyak kejadian yang menunjukkan orang yang tidak bertanggung jawab atas kejadian ini.
Kehamilan tidak diinginkan adalah suatu kondisi dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) tidak menginginkan terjadinya kelahiran sebagai akibat kehamilan. Terjadinya kehamilan disini dapat diakibatkan oleh perilaku atau hubungan seksual
yang disengaja maupun tidak disengaja seperti perkosaan. Banyak kejadian yang menunjukkan orang yang tidak bertanggung jawab atas kejadian ini.
WHO
pada tahun 2000 memperkirakan 2/3 kehamlan didunia
merupakan Kehamilan tidak diinginkan yaitu sekitar 50 juta
/tahun. Di Indonesia sendiri diperkirakan sekitar 1 juta perempuan
mengalami Kehamilan tidak diinginkan tiap tahunnya. Kejadian
ini dapat menimpa pasangan yang belum menikah ataupun yang sudah menikah. Bagi
yang belum menikah beberapa pasangan bertanggung jawab dengan melakukan
pernikahan, sedangkan beberapa yang lain melakukan aborsi atau pengguguran
kandungan. Aborsi sebagian besar adalah aborsi criminal. Kadang-kadang aborsi
dilakukan tidak dengan cara aman sehingga dapat mengakibatkan dampak-dampak
tertentu.
E. Kehamilan
Tidak Diinginkan.
KTD adalah singkatan dari Kehamilan Tidak Diinginkan. Istilah kehamilan yang tidak diinginkan atau KTD mengandung arti sebagai kehamilan yang terjadi saat salah satu atau kedua belah pihak dari pasangan tidak menginginkan anak sama sekali atau kehamilan yang sebenarnya diinginkan tapi tidak pada saat itu, dimana kehamilan terjadi lebih cepat dari yang telah direncanakan. Banyak yang berpikir bahwa KTD hanya terjadi pada remaja yaa.. Tapi ternyata tidak lho, pada pasangan yang telah menikah pun KTD masih mungkin terjadi, oleh karena kehamilan yang terjadi memang sedang tidak diinginkan.
KTD adalah singkatan dari Kehamilan Tidak Diinginkan. Istilah kehamilan yang tidak diinginkan atau KTD mengandung arti sebagai kehamilan yang terjadi saat salah satu atau kedua belah pihak dari pasangan tidak menginginkan anak sama sekali atau kehamilan yang sebenarnya diinginkan tapi tidak pada saat itu, dimana kehamilan terjadi lebih cepat dari yang telah direncanakan. Banyak yang berpikir bahwa KTD hanya terjadi pada remaja yaa.. Tapi ternyata tidak lho, pada pasangan yang telah menikah pun KTD masih mungkin terjadi, oleh karena kehamilan yang terjadi memang sedang tidak diinginkan.
Kehamilan tidak
diinginkan bagi pasangan yang belum menikah dan keluarganya merupakan sebuah
aib terutama bagi masyarakat peradaban timur seperti Indonesia. Bagi
mereka ini adalah sebuah dilemma. Disatu sisi kalau dipertahankan maka harus
membuang rasa malu. Kalau diteruskan tentunya harus ada yang “bertanggung
jawab” terhadap calon bayi tersebut agar mempunyai ayah. Disamping itu juga
harus mempertimbangkan pendidikan si calon ibu dan bagaimana dengan risiko yang
akan dihadapi saat bersalin. Disis lain kalau digugurkan maka akan melanggar
Undang-undang serta norma dan ajaran agama. Kebanyakan mereka melakukan aborsi
pada tenaga dukun, dikarenakan rasa malu dan pihak laki-laki tidak mau
bertanggung jawab.
a. Penyebab Kehamilan tidak
diinginkan
Banyak
faktor yang menyebabkan Kehamilan tidak diinginkan antara lain
:
1. Penundaan
dan meningkatnya usia kawin serta semakin mudanya umur saat menarch (menstruasi
pertama kali ). Hal ini menyebabkan semaki jauhnya jarak saat menstruasi sampai
dengan menikah, “masa rawan”semakin meningkat. Terbukti adanya meningkatnya
kehamilan diluar nikah.
2. Kurangnya
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi serta perilaku seksual yang
menyebabkan kehamilan.
3. Tidak
menggunakan alat kontrasepsi terutama bagi wanita yang sudah
menikah.
4. Kegagalan
alat kontrasepsi
5. Kehamilan
tersebut diakibatkan oleh pemerkosaan
6. Kondisi
ibu yang tidak mengijinkan atau menderita penyakit-penyakit tertentu.
7. Pertimbangan
ekonomi, tidak memiliki biaya untuk melahirkan dan membesarkan
anak.
8. Alasan
karir atau sekolah karena kehamilan dianggap menghalangi karir atau pendidikan
di sekolah.
9. Kehamilan
karena incest atau masih ada pertalian darah
10. Kondisi
bayi yang dikandung cacat atau jenis kelaminnya tidak sesuai keinginan.
b. Aborsi dan Masalahnya
Sebagian
besar wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan akan menyelesaikannya
dengan aborsi atau pengguguran kandungan. Sebagian besar mereka yang
menggugurkan kehamilan tersebut dengan cara – cara tradisional yang tidak aman.
Aborsi cara tradisional mempunyai resiko tinggi seperti infeksi rahim,
kemandulan, infeksi dan perdarahan hingga kematian. Selain itu aborsi kriminal
tersebut bertentangan dengan Undang – Undang Kesehatan serta
hukum-hukum yang berlaku di Indonesia dimana tidak ada satupun yang melegalkan
aborsi tanpa indikasi medis.
c. Risiko Kehamilan pada Remaja
Kehamilan
pada usia remaja, apalagi disebabkan oleh hubungan seks pranikah dapat menjadi
trauma kejiwaan terhadap remaja putrid, terutama bagi yang mengalami pertama
kali. Hal ini dikarenakan perkembangan kejiwaannya belum stabil.
Risiko
kehamilan pada remaja ditinjau dari aspek kesehatan antara lain dapat
mengakibatkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan kematian perinatal.
Sedangkan bagi ibu dapat menyebabkan terjadinya abortus, perdarahan, persalinan
sulit dan lain-lain. Remaja yang hamil amat berisiko menderita keracunan
kehamilan (preeklapsia dan eklampsia), disproporsi kepala bayi dengan
tulang-tulang jalan lahir oleh karena tulang-tulang panggulnya belum tumbuh
dengan sempurna. Remaja yang hamil juga kurang pengawasan selama kehamilan dan
persalinan, akibatnya sering terjadi kekurangan nutrisi pada remaja tersebut
maupun janin yang dikandungnya. Sedangkan dari aspek sosial Kehamilan tidak
diinginkan dapat mengakibatkan remaja tersebut menarik diri dari
pergaulan sosial, dari sekolah, keluarga, lingkungan dan masyarakat serta
terjadi kecemasan terhadap kehamilannya.
d. Pencegahan Kehamilan tidak diinginkan
Pencegahan
Kehamilan yang Tidak Diinginkan antara lain melalui beberapa yaitu :
1. Cara
yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
2. Mengisi
waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti olahraga, seni dan
kegiatan keagamaan
3. Hindari
perbuatan yang dapat menyebabkan dorongan seksual seperti meraba-raba tubuh
pasangan maupun menonton video porno
4. Memperoleh
informasi tentang manfaat dan menggunakan alat kontrasepsi, cara menggunakannya
serta kemungkinan kegagalannya
5. Pada
pasangan yang telah menikah sebaiknya memakai kontrasepsi yang aman seperti
suntikan, sterilisasi, IUD dan implant.
e.Penanganan
Kasus Kehamilan tidak diinginkan
Diperlukan
penanganan ekstra sabar dan bersahabat pada remaja. Alternatif yang biasanya
digunakan menyelesaikan kehamilan tidak diinginkan antara lain dengan
menyelesaikan secara kekeluargaan, pasangan tersebut segera menikah.
2.5 Menangani
Masalah Yang Terjadi Pada Remaja
Selain ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan dan dibahas diatas terdapat pula masalah masalah lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dll. Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan remaja lah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :
Peran Orangtua :
• Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
• Membekali anak dengan dasar moral dan agama
• Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua – anak
• Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
• Menjai tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat
• Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
• Hindarkan anak dari NAPZA
Peran Guru :
• Bersahabat dengan siswa
• Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman
• Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler
• Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga
• Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP
• Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas
• Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain
• Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat
• Mewaspadai adanya provokator
• Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah
• Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial
• Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA Peran Pemerintah dan masyarakat :
• Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti
• Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga dan bermain
• Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas
• Memberikan keteladanan
• Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara tegas
• Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
Peran Media :
• Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia)
• Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
• Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja
Selain ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan dan dibahas diatas terdapat pula masalah masalah lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dll. Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan remaja lah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :
Peran Orangtua :
• Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
• Membekali anak dengan dasar moral dan agama
• Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua – anak
• Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
• Menjai tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat
• Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
• Hindarkan anak dari NAPZA
Peran Guru :
• Bersahabat dengan siswa
• Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman
• Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler
• Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga
• Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP
• Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas
• Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain
• Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat
• Mewaspadai adanya provokator
• Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah
• Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial
• Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA Peran Pemerintah dan masyarakat :
• Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti
• Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga dan bermain
• Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas
• Memberikan keteladanan
• Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara tegas
• Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
Peran Media :
• Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia)
• Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
• Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa
remaja merupakan masa yang sangat rentan terhadap berbagai ancaman atau
pengaruh negatif yang dapat terbentuk karena lingkungan maupun pergaulan. Oleh
karena itu diperlukan adanya sebuah penanganan dini untuk para remaja agar
terhindar dari segala macam pengaruh buruk tersebut.Berbagai pihak dapat
berperan dalam pencegahan masalah para remaja. Selain itu para remaja sendiri
juga harus memiliki kesadaran diri untuk berperilaku hidup sehat.
Pada
masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja sangat berbeda pada saat masih
kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih erat dibandingkan
hubungan dengan orang tua. Teori-teori perkembangan remaja antara lain, teori
psikoanalisa, teori psikososial, teori kognitif serta teori tingkah laku dan
belajar sosial. Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja, remaja
awal, dan remaja akhir. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja
antara lain, perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa
pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial,
remaja berfikir secara logis dan transisi sosial remaja mengalami perubahan
dalam hubungan individu dengan manusia lain. Sementara itu, ciri khas remaja
adalah hubungan dengan teman sebaya lebih erat, hubungan dengan orang tua penuh
konflik, keingintahuan seks yang tinggi, dan mudah stres.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. Alih bahasa
Isti Widayanti dan Sudjarwo. (1999). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV Sagung Seto.
Sofyan S. Willis. (2005). Remaja dan Masalahnya Mengupas Berbagai bentuk Kenakalan Remaja seperti Narkoba, Freesex dan Pemecahannya. Bandung : CV Alfabeta.
http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-remaja-definisi-menurut-para.html
Dunia Psikologi:Teori perkembangan masa remaja
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV Sagung Seto.
Sofyan S. Willis. (2005). Remaja dan Masalahnya Mengupas Berbagai bentuk Kenakalan Remaja seperti Narkoba, Freesex dan Pemecahannya. Bandung : CV Alfabeta.
http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-remaja-definisi-menurut-para.html
Dunia Psikologi:Teori perkembangan masa remaja
Karakteristik Remaja
No comments:
Post a Comment