Monday, May 30, 2016

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Di Indonesia sebagian besar (85 % - 90 %) persalinan adalah normal akan tetapi gangguan dalam kehamilan dan proses persalinan dapat mempengaruhi kesehatan bayi-bayi yang baru dilahirkan. Sebagian besar bayi baru lahir yang terlahir dari ibu yang bermasalah dalam arti menderita suatu penyakit, tidak menunjukkan gejala sakit pada saat melahirkan atau beberapa waktu setelah lahir. Bukan berarti bayi baru lahir tersebut aman dari gangguan akibat dari penyakit yang diderita ibu. Hal tersebut dapat menimbulkan akibat yang merugikan bagi bayi baru lahir (BBL), dan dapat meningkatkan morbiditas dan moralitas bayi (Depkes RI, 2004).
Sasaran kesehatan anak tahun 2010 diantaranya adalah angka kematian bayi turun dari 45,7 perseribu kelahiran, menjadi 36 preseribu kelahiran (SKN), akan tetapi kalau dilihat dari tahun ketahun, angka penurunannya sangat lambat, dan menempati 47 % dari angka kematian bayi bahkan pada 2003 AKN 20 perseribu kelahiran. Dari angka tersebut 79,4 % kematian pada bayi baru lahir berumur kurang dari tujuh hari. Bila dikaji lebih dalam, ternyata dari kematian tersebut, 87 % dapat dicegah apabila deteksi dini bayi resiko cepat diketahui dan dapat segera dirujuk agar mendapat pertolongan baik dipelayanan periter ataupun di pusat, sangat diharapkan mempunyai ketrampilan baik deteksi dini bayi resiko ataupun penanganan kegawatan dan menentukan waktu yag tepat kapan bayi akan dirujuk dan persiapan apa yang harus dilakukan (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk mengambil/ mengangkat kasus asuhan kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. S Bayi Baru Lahir Normal 2 Jam.”
B.       Ruang Lingkup
Ruang lingkup studi kasus ini adalah bayi baru lahir normal di Puskesmas Mlati II pada bulan Maret 2014.
C.      Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan kebianan pada bayi Ny. “S”  umur 2 jam di Puskesmas Mlati II tahun 2014.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mampu melakukan pengkajian data terhadap bayi baru lahir umur 2 jam.
b.      Mampu melakukan interpretasi data terhadap bayi baru lahir umur 2 jam.
c.       Mampu melakukan penatalaksanaan untuk bayi baru lahir umur 2 jam.
d.      Mampu menentukan evaluasi terhadap bayi baru lahir umur 2 jam.
D.      Manfaat Penelitian
1.    Bagi Puskesmas
a.    Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan dan penanganan pada kasus bayi baru lahir normal.
b.    Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam melaksanakan asuhan dan penanganan pada kasus bayi baru lahir normal.
2.    Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan gambaran bagaimana asuhan pada kasus bayi baru lahir normal.
3.    Bagi Ny. “S” dan Keluarga
Sebagai bahan informasi pada Ny. “S” dan keluarga bahwa penanganan, pemantauan dan perawatan bayi baru lahir sangatlah penting karena dapat mencegah terjadinya komplikasi.
4.    Bagi Pembaca
Menjadi pengalaman berharga yang dapat meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan tentang bagaimana asuhan pada kasus bayi baru lahir normal.









BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian BBL
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan usia 37-42 minggu dan berat badan lahir 2500 – 4000 gram (Prawirohardjo, 2010).

B.     Keadaan Klinik Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Prawirohardjo (2011) bayi baru lahir normal adalah sebagai berikut :
1.         Berat badan bayi 2500 – 4000 gram.
2.         Panjang badan 48 – 52 cm.
3.         Lingkar dada 30 – 38 cm.
4.         Lingkar kepala 33 – 35 cm.
5.         Bunyi jantung pda menit-menit pertama ± 180 x/menit, kemudian turun  140 x/menit - 120 x/menit, pada waktu berumur 30 menit.
6.         Respirasi pada menit-menit pertama sekitar 80 x/menit disertai dengan pernafasan cuping hidung, retrasi suprasterial dan interkostal serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.
7.         Kulit merah-merah dan licin.
8.         Rambut lanugo tak terlihat.
9.         Kuku agak panjang dan lemas.
10.     Genetalia wanita labia mayor menutupi labia minor sedangkan pada pria testis sudah turun.
11.     Reflek hisap dan menelan baik.
12.     Reflek morro baik.
13.     Graf reflek baik.
14.     Eliminasi baik.
C.    Penanganan Bayi Baru Lahir
1.         Membersihkan Jalan Nafas
Berdasarkan Rukiyah (2010) bayi normal akan menangis spontan segera setelah dilahirkan apabila bayi tidak segera menangis, penolong atau bidan diharapkan agar segera membersihkan jalan nafas bayi dengan cara sebagai berikut :
a.       Letakkan bayi di tempat yang hangat.
b.      Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala lebih menekuk, posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang.
c.       Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus dengan kassa steril.
d.      Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3x atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi menangis.
e.       Memotong dan merawat tali pusat.
f.       Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu mempengaruhi bayi kecuali bayi kurang bulan.
2.          Memotong dan merawat tali pusat
a.    Mengikat tali pusat
Ikat puntung tali pusat sekitar 1 cm dengan menggunakan benang DTT atau klem plastic tali pusat (DTT atau steril) lakukan sampul kunci atau jepitan secara mantap.
b.    Rawat tali pusat
1)      Jangan membungkus pusat atau perut ataupun mengoleskan bahan ramuan apapun ke tali pusat, dan nasehati keluarga untuk tidak memberikan apapun ke tali pusat bayi.
2)      Di usahakan dalam keadaan kering.
3)      Pemakaian alkohol atau betadine sudah tidak dipakai lagi.
3.         Mempertahankan suhu tubuh bayi
a.       Mengeringkan suhu tubuh bayi.
b.      Selimuti bayi dengan selimut yang bersih.
c.       Tutup kepala bayi dengan topi.
d.      Anjurkan ibu untuk segera menyusui dan memeluk bayinya.
e.       Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
4.         Memberi vitamin K
Vitamin K diperlukan untuk mencegah perdarahan pada BBL, semua BBL dan cukup bulan perlu diberikan Vitamin K peroral 1 mg / hari selama 3 hari, atau yang injeksi 0,5 ml.
5.         Memberi obat tetes atau salep mata
Di daerah dimana prevalensi gonorea tinggi, setiap BBL perlu diberikan salep mata kurang dari 5 jam setelah bayi lahir, pemberian tetes atau salep mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena klamidia (penyakit menular sexual).
6.         Identifikasi Bayi
a.    Peralatan identifikasi bayi hendaknya harus selalu terseid di tempat periksa, di kamar bersalin atau di ruang bayi.
b.    Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi halus yang tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c.    Pada alat gelang identifikasi harus tercantum :
1)   Nama bayi (nyonya)
2)   Tanggal, jam, hari lahir
3)   Nomor bayi
4)   Jenis kelamin
5)   Unit dan nama lengkap ibu
d.   Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan dicantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi, sidik telapak kaki dan jari bayi harus ada, ukur berat badan bayi, panjang badan, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik.


D.    Fisiologi Neonatus
Fisiologi neonatus ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus, yaitu satu organisme yang sedang tumbuh, yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi (Karyuni, 2008). Perubahan yang terjadi antara lain :
1.    Respirasi Neonatus.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus melalui paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerob. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor terletak disinus karotikus, rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan. Refleks deflasi, hering breus, selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu inspiratory gasp. Respirasi pada masa demalus terutama diafragmatik dan abdominal dengan biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan, setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena bronchiolus relatif kecil, mudah terajadi air tropping.
2.    Jantung Dan Sirkulasi.
Pada masa fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jangtung, dari bilik darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus aorta. Setelah bayi lahir paru akan berkembang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional, hal ini terjadi pada jam-jam pertama, setelah kelahiran. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh sejumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.
3.    Traktus Digestivus.
Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang dibandingkan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas, aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7 – 8 bulan.
4.    Hati Dan Metabolisme.
Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas permukaan neonatus terlahir lebih besar daripada orang dewasa, sehingg metabolisme basal per kg BB lebih besar, pada jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak, setelah mendapatkan susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60 % didapatkan dari lemak dan 40 % dari karbohidrat.
5.    Produksi Panas.
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu: aktifitas otot, shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara untuk meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran “Brown Fat”  yang memberikan lebih banyak energi per gram dari pada lemak biasa.
6.    Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraselular luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa, ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerolus dan volume tubulus proksimal “Renal Blood Flow” pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
7.    Kelenjar Endokrin.
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat dilihat pembesaran kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat ‘ With Drawal ‘  misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan, kelenjar tyroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa hari sebelum lahir.
8.    Susunan Saraf Pusat.
Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir jumlah cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.
9.    Imunoglobulin.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gamma G, yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil, tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta seperti illeus, taksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi imunologi dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan anti body gamma A, gamma G, gamma M, imunologi dalam kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam traktus digestivus, misalnya terhadap beberapa strain E. Colli.
E.     Perawatan Bayi Baru Lahir
Manurut Dewi (2010) ada beberapa perawatan untuk BBL, yaitu :
1.      Pencegahan hipotermia.
a.         Kurangi / hilangkan sumber-sumber kehilangan panas pada bayi.
b.        Pantau suhu bayi.
2.      Pemenuhan nutrisi.
Rawat gabung dan ASI ekslusif yang adekuat.
3.      Pencegahan aspirasi.
a.         Tehnik menyusui yang baik.
b.        Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorokan.
c.         Ebservasi vital sign dan keadaan umum.
4.      Pencegahan infeksi.
a.         Perawatan yang steril.
b.        Personal hygent
F.     Pemeriksaan Fisik Neonatus
Tujuan pemeriksaan fisik neonatus segera setelah lahir ialah untuk menemukan kelainan yang segera memerlukan pertolongan dan sehingga dasar untuk pemeriksaan selanjutnya (Saminem, 2010). Sebelum memeriksa neonatus sebaiknya pemeriksaan mengetahui riwayat kehamilan dan persalinan.Keadaan Umumbayi baru lahir adalah :
a.       Keaktifan.
b.      Bila bayi diam, mungkin bayi sedang tidur nyeyak atau mungkin pula ada defresi susunan saraf pusat karena obat atau karena sesuatu penyakit. Bila bayi bergerak aktif dipertahankan apakah pergerakan itu simetris atau tidak. Keadaan yang asimetris dapat dilihat misalnya pada keadaan patah tulang, kerusakan saraf, leukosia dsb.
c.       Keadaan Gizi
d.      Dapat dinilai dari berat badan, panjang badan, dan kerut pada kulit, ketegangan kulit hati-hati terhadap edema, karena dapat disangka gizi baik.
e.       Rupa.
f.       Kelainan kongenital tertentu sering sudah dapat dilihat pada rupa neonatus. Misal sindrom down, kretinisme, agenesis ginjal bilateral dsb.
g.      Posisi.
Sering bergantung pada letak presentase janin intravena. Posisi yang biasa ialah dalam keadaan fleksi tungkai dan lengan.
h.      Kulit.
Normal warna kulit ialah kemerah-merahan, dilapis oleh verniks caseosa yang melindungi kulit bayi dan terdiri dari campuran air dan mineral dan mengandung sebum lainnya. Sel peridermal dan debis lain. Warna kulit menggambarkan beberapa keadaan misalnya warna pucat terdapat anemia, renjatan, warna kuning terdapat pada inkompatibilitas antara darah ibu dan bayi, sepsis. Warna biru ditemukan pada aspiksia livida. Kelainan jantung kongenital dengan pirau dari kanan dan kiri.
i.        Kepala Dan Leher.
Tulang kepala sering menunjukan “moulage” yaitu tulang parietal biasanya berhimpitan dengan tulang oksipitas dan frontal, sehingga mengukur lingkaran kepala sebaiknya ditunggu setelah “moulage” itu hilang, lingkaran kepala besar ialah melalui glabela dan oksipitalis biasanya antara 33-38 cm. Perhatikan juga kaput suksdanium,perdarahan, subaponeurotik, hematoma cepat.
G.    Tindakan Pada Bayi Persalinan Normal
TINDAKAN
DISKRIPSI DAN KETERANGAN
1.    Kebersihan:

-       Basuh bayi dengan kain/ busa setiap hari
-       Bayi yang baru lahir tidak boleh dimandikan sepenuhnya  sampai tali pusatnya kering dan  pangkalnya telah sembuh.
-       Setiap kali bayi BAB atau BAK  bersihkan bagian perianal dengan air dan sabun serta kering dengan baik.
2.    Menyusui :
-       Menyusui dilakukan dalam 1 jam pertama setelah lahir dan disusukan 2 jam sekali untuk perawatan bayi sehari-hari.
-       Bayi disusui ASI selama 6 bulan.
-       ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
3.    Tidur :
Baringkan bayi ke samping atau terlentang ( jangan pakai bantal)
4.    Ujung Tali Pusat :
-        Tali pusat dijaga bersih dan kering.
-        Mencuci sekitar tali pusat setiap mandi dengan sabun dan keringkan.
-       Bila  telah pulang di rumah, anjurkan agar ibu melaporkan ke petugas kesehatan bila tali pusat berbau, ada kemerahan di sekitarnya atau mengeluarkan cairan, kontrol 1 minggu.
5.    Imunisasi :
-       Dalam waktu 1 minggu pertama berikan imunisasi BCG,
-       1 bulan kemudian  vaksin Polio dan DPT combo
   



BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL PADA BAYI
NY. “S” UMUR 2 JAM DI PUSKESMAS MLAT II

Tanggal /jam    : 15-3-2014/05.00 WIB                      
No. RM           : 0052334
Ruang              : VK
Oleh                : Herlina Nindi Akhriani

A.      SUBYEKTIF                               Tanggal / jam   : 15-3-2014/05.00 WIB
Identitas                           Ibu                                           Ayah
Nama                    :           Ny. “S”                                   Tn. “E”
Umur                    :           25 tahun                                  27 tahun
Agama                  :           Islam                                       Islam
Suku / Bangsa      :            Jawa / Indonesia                    Jawa / Indonesia        
Pendidikan           :           SMA                                       SMA
Pekerjaan              :           IRT                                          Karyawan PT
Alamat                :           Ngrajek Kidul                         Ngrajek Kidul
No. Telepon         :           0877895385xx
Identitas Bayi
Nama                    : By.Ny S
Tanggal Lahir       :15 Maret 2014/03.00
Umur                    : 2 jam
Jenis Kelamin                   : Laki-laki
Anak Ke                           : 2
Keadaan Ibu
Ibu mengatakan merasa lega dan bahagia anaknya sudah lahir selamat dan ibu tidak mules.
B.       OBYEKTIF                                            
1.    Keadaan umum baik
Warna kulit      : kemerahan
Tangis              : spontan, baik
Tonus otot       : gerak aktif
Kelainan          : tidak ada
Maturitas         : 39+4 minggu 
Tanda vital      : N 138 kali/menit       S 36,8°C         
                                      R 38 kali/menit
Antropometri   : BB / PB             : 3000 gram / 47 cm
                                      LK / LD / LLA : 34 / 33 / 11 cm
2.    Pemeriksaan fisik
Kepala             : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada caput, tidak
                                      anenchepal
Ubun – ubun   : UUB belum menutup sempurna, UUK sudah menutup
Mata                : simetris, sklera putih
Hidung             : ada 2 lubang, tidak ada lendir
Telinga : simetris, berlubang
Mulut                : bibir simetris, tidak sianosis, tidak ada kelainan, tidak
                                      sumbing
Leher                 : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, vena jugularis
Dada                  : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen           : tidak ada benjolan, tidak kembung, tidak omfalokel
Genetalia           : penis berlubang, masing-masing testis masuk skrotum
Anus                  : berlubang
Ekstremisitas     : tangan dan kaki bergerak aktif dengan jumlah jari
                                      lengkap, tidak ada kelainan / cacat
Eliminasi            : bayi sudah BAK 1 kali, cair, putih jernih, BAB 1 kali,
                                      mekonium, coklat kehitaman, bau khas
3.    Pemeriksaan reflek
a.    Reflek moro            : (+) bayi merentangkan kedua tangan dan kaki
b.    Reflek rooting        : (+) bayi mencari sumber sentuhan dan membuka
                                   mulut
c.    Reflek sucking        : (+) bayi dapat menghisap – hisap
Tabel 1. APGAR SCORE
Penilaian
1 menit
5 menit
10 menit
Frekuensi jantung
2
2
2
Usaha nafas
2
2
2
Gerak aktif
2
2
2
Reflek
1
2
2
Warna kulit
1
2
2
Total
8
9
10

C.     ANALISA                             
Bayi baru lahir Ny. “S” umur 2 jam normal cukup bulan spontan.

D.    PENATALAKSANAAN
1.      Menghangatkan bayi dengan mengeringkan tubuh bayi dengan handuk.
-         Telah dilakukan (observasi)
2.      Melakukan pemeriksaan Antropometri pada bayi.
-         Telah dilakukan BB/PBL : 3000gr/47cm, LK/LD/LLA : 34/33/11cm          
3.      Memberikan identitas pada bayi berupa gelang yang bertuliskan nama orang tua, tanggal lahir, kemudian dipasangkan di lengan bayi.
-         Telah dilakukan
4.      Mengecap telapak kaki bayi kemudian ditempelkan di RM.
-         Telah dilakukan
5.      Memberikan injeksi vit K 0,01 mL pada 1/3 paha kiri bagian luar secara IM.
-         Telah dilakukan
6.      Memberikan obat tetes mata pada kedua mata bayi erlamicetine.
-         Telah dilakukan
7.      Memberikan IMD (Imunisasi Menyusui Dini) selama 30 menit.
-         Telah dilakukan
8.      Memberikan imunisasi Hb uniject 2 jam setelah pemberian vit K pada 1/3 lengan bagian luar.
-         Telah dilakukan
9.      Menghitung BAK / BAB pada bayi.
-         Telah dilakukan, bayi sudah BAK dan BAB sekali
10.  Mendokumentasikan pada RM.
-         Telah dilakukan
                                                                 
Tanda Tangan Bidan















BAB IV
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan pada bayi baru lahir umur  2 jam di Puskesmas Mlati II sebagian besar sudah sesuai dengan teori yang ada yaitu memonitor kondisi umum dan vital sign. Dengan mengetahui KU dan vital sign bayi dapat memberikan gambaran kondisi bayi, terutama suhu bayi yang mudah berubah. Memonitor BAB dan BAK. Memberikan konseling mengenai cara menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, perawatan tali pusat dan tanda bahaya pada bayi. Berdasarkan jurnal penelitian Frences Keemer dapat disimpulkan bahwa intervensi tenaga kesehatan dalam memberikan konseling dan edukasi mengenai menyusui sangat berpengaruh terhadap suksesnya pemberian ASI eksklusif.  Hanya saja pada teori dijelaskan untuk penatalaksanaan bayi baru lahir umur 1 hari dilakukan pemeriksaan fisik lengkap dan pemeriksaan reflek, namun di Puskesmas Mlati II pemeriksaan tersebut dilakukaan setalah IMD sekaligus diberikan injeksi vitamin K  secara intra muskuler dan salep mata untuk mencegah infeksi.
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan dalam melaksanakan IMD karena ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa bantuan dan fasilitasi dari bidan. Penelitian kualitatif ASI eksklusif 6 bulan terhadap kelompok ibu yang ASI eksklusif dan ASI tidak eksklusif menunjukkan bahwa sebagian besar informan ASI eksklusif difasilitasi IMD oleh bidan sedangkan sebagian besar informan ASI tidak eksklusif tidak difasilitasi IMD.8 Dalam penelitian tersebut dari 7 informan yang tidak IMD, hanya 3 informan yang alasannya karena hal yang sulit dihindari, yaitu ibu sakit sehabis operasi caesar, bayi harus langsung masuk inkubator, dan ibu mengalami perdarahan. Sedangkan 4 informan lainnya tidak IMD karena alasan yang sebenarnya bisa dihindari yaitu bayi akan dibersihkan dan dibedong terlebih dahulu.
Pelaksanaan perencanaan yang dilakukan pada bayi Ny. “S” sesuai dengan diagnose kebutuhan dan sesuai dengan teori yang ada. Hal tersebut didukung oleh jurnal penelitian Sandra Fikawati dan Ahmad Syafiq (2010) yang menyatakan bahwa sehabis dilahirkan bayi seharusnya langsung diletakkan di dada ibu agar refleksnya berkembang dan produksi ASI ibu meningkat.
                                                                                                                                                












BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Bayi Bru Lahir Normal pada By Ny.S Umur 2 hari di Puskesmas Mlati II, yaitu :
1.      Pengkajian data terhadap Bayi Baru Lahir normal di peroleh data subjektif yaitu ibu mengatakan merasa lega sudah melahirkan dengan normal. Pada data objektif didapat keadaan umum bayi baik, kesadaran komposmentis, berat badan 3000 gram, panjang badan 47 cm.
2.      Interpretasi data yang dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti dan akurat sehingga didapatkan diagnose By Ny. S umur 2 Hari Cukup Bulan Normal.
3.      Berdasarkan asuhan yang telah diberikan pada By Ny. S yang diberikan di Puskesmas Mlati II tidak  memiliki kesenjangan dengan teori yang ada.
4.      Evaluasi yang dihasilkan setelah diberikan asuhan kebidanan didapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, N :138 kali/menit , S: 36,8°C , R: 38 kali/menit.



B.     Saran
1.      Bagi Lahan Praktik
Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan dibidang kesehatan khususnya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal.
2.      Bagi Bidan
Kepada bidan yang bertugas, lebih meningkatkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal.
3.      Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu lebih meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya dalam memberikan ashan kebidanan pada bayi baru lahir normal.













DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2004. Data Bayi Baru Lahir. Jakarta : Depkes RI
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Fikawati, Sandra & Ahmad Syafiq. 2010. Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia. Depok : FAKULTAS KESMAS UI
Karyuni, dkk. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan untuk Dokter, Perawat & Bidan. Jakarta: ECG
M. Kes, Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, Dr. Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Rahayu, Sri Dedeh. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan neonatus.Jakarta: Salemba Medika
S. SiT, Rukiyah Ai Yeyeh &Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta : Perpustakaan NasionalKatalog Dalam Terbitan
Saminem, 2010. Dokumentasi Kebidanan Konsep dan Praktik. Jakarta:EGC
Sarwono Prawirohardjo, 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC




No comments:

Post a Comment