BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di Indonesia sebagian besar
(85 % - 90 %) persalinan adalah normal akan tetapi gangguan dalam kehamilan dan
proses persalinan dapat mempengaruhi kesehatan bayi-bayi yang baru dilahirkan. Sebagian
besar bayi baru lahir yang terlahir dari ibu yang bermasalah dalam arti
menderita suatu penyakit, tidak menunjukkan gejala sakit pada saat melahirkan
atau beberapa waktu setelah lahir. Bukan berarti bayi baru lahir tersebut aman
dari gangguan akibat dari penyakit yang diderita ibu. Hal tersebut dapat
menimbulkan akibat yang merugikan bagi bayi baru lahir (BBL), dan dapat
meningkatkan morbiditas dan moralitas bayi (Depkes
RI, 2004).
Sasaran kesehatan anak tahun 2010
diantaranya adalah angka kematian bayi turun dari 45,7 perseribu kelahiran,
menjadi 36 preseribu kelahiran (SKN), akan tetapi kalau dilihat dari tahun
ketahun, angka penurunannya sangat lambat, dan menempati 47 % dari angka
kematian bayi bahkan pada 2003 AKN 20 perseribu kelahiran. Dari angka tersebut
79,4 % kematian pada bayi baru lahir berumur kurang dari tujuh hari. Bila
dikaji lebih dalam, ternyata dari kematian tersebut, 87 % dapat dicegah apabila
deteksi dini bayi resiko cepat diketahui dan dapat segera dirujuk agar mendapat
pertolongan baik dipelayanan periter ataupun di pusat, sangat diharapkan mempunyai
ketrampilan baik deteksi dini bayi resiko ataupun penanganan kegawatan dan
menentukan waktu yag tepat kapan bayi akan dirujuk dan persiapan apa yang harus
dilakukan (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan
data di atas penulis tertarik untuk mengambil/ mengangkat kasus asuhan
kebidanan yang berjudul “Asuhan
Kebidanan pada Bayi Ny. S Bayi Baru Lahir Normal 2 Jam.”
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup studi kasus ini adalah bayi baru lahir
normal di Puskesmas Mlati II pada bulan
Maret 2014.
C. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui asuhan kebianan pada bayi Ny. “S” umur 2 jam di Puskesmas Mlati II tahun
2014.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mampu
melakukan pengkajian data terhadap bayi baru lahir umur 2 jam.
b.
Mampu
melakukan interpretasi data terhadap bayi baru lahir umur 2 jam.
c.
Mampu
melakukan penatalaksanaan untuk bayi baru lahir umur 2 jam.
d.
Mampu
menentukan evaluasi terhadap bayi baru lahir umur 2 jam.
D.
Manfaat
Penelitian
1.
Bagi Puskesmas
a.
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan dalam memberikan asuhan dan penanganan pada kasus bayi baru
lahir normal.
b.
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan studi banding dalam melaksanakan asuhan dan penanganan pada kasus
bayi baru lahir normal.
2.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan gambaran
bagaimana asuhan pada kasus bayi baru lahir normal.
3.
Bagi Ny. “S” dan Keluarga
Sebagai bahan informasi pada
Ny. “S” dan keluarga bahwa penanganan, pemantauan dan perawatan bayi baru lahir
sangatlah penting karena dapat mencegah terjadinya komplikasi.
4.
Bagi Pembaca
Menjadi pengalaman
berharga yang dapat meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan tentang bagaimana
asuhan pada kasus bayi baru lahir normal.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. Pengertian
BBL
Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang baru lahir dari kehamilan usia 37-42 minggu dan berat badan lahir 2500 –
4000 gram (Prawirohardjo, 2010).
B. Keadaan
Klinik Bayi Baru Lahir Normal
Menurut
Prawirohardjo (2011) bayi baru lahir normal adalah sebagai berikut :
1.
Berat badan bayi 2500 – 4000 gram.
2.
Panjang badan 48 – 52 cm.
3.
Lingkar dada 30 – 38 cm.
4.
Lingkar kepala 33 – 35 cm.
5.
Bunyi jantung pda menit-menit pertama ±
180 x/menit, kemudian turun 140 x/menit
- 120 x/menit, pada waktu berumur 30 menit.
6.
Respirasi pada menit-menit pertama
sekitar 80 x/menit disertai dengan pernafasan cuping hidung, retrasi
suprasterial dan interkostal serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.
7.
Kulit merah-merah dan licin.
8.
Rambut lanugo tak terlihat.
9.
Kuku agak panjang dan lemas.
10. Genetalia
wanita labia mayor menutupi labia minor sedangkan pada pria testis sudah turun.
11. Reflek
hisap dan menelan baik.
12. Reflek
morro baik.
13. Graf
reflek baik.
14. Eliminasi
baik.
C. Penanganan
Bayi Baru Lahir
1.
Membersihkan Jalan Nafas
Berdasarkan Rukiyah (2010) bayi
normal akan menangis spontan segera setelah dilahirkan apabila bayi tidak
segera menangis, penolong atau bidan diharapkan agar segera membersihkan jalan
nafas bayi dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan
bayi di tempat yang hangat.
b. Gulung
sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan
kepala lebih menekuk, posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang.
c. Bersihkan
hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
dengan kassa steril.
d. Tepuk
kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3x atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi menangis.
e. Memotong
dan merawat tali pusat.
f. Tali
pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu mempengaruhi
bayi kecuali bayi kurang bulan.
2.
Memotong dan merawat tali pusat
a. Mengikat
tali pusat
Ikat puntung tali pusat sekitar 1
cm dengan menggunakan benang DTT atau klem plastic tali pusat (DTT atau steril)
lakukan sampul kunci atau jepitan secara mantap.
b. Rawat
tali pusat
1) Jangan
membungkus pusat atau perut ataupun mengoleskan bahan ramuan apapun ke tali
pusat, dan nasehati keluarga untuk tidak memberikan apapun ke tali pusat bayi.
2) Di
usahakan dalam keadaan kering.
3) Pemakaian
alkohol atau betadine sudah tidak dipakai lagi.
3.
Mempertahankan suhu tubuh bayi
a. Mengeringkan
suhu tubuh bayi.
b. Selimuti
bayi dengan selimut yang bersih.
c. Tutup
kepala bayi dengan topi.
d. Anjurkan
ibu untuk segera menyusui dan memeluk bayinya.
e. Tempatkan
bayi di lingkungan yang hangat.
4.
Memberi vitamin K
Vitamin K diperlukan untuk mencegah
perdarahan pada BBL, semua BBL dan cukup bulan perlu diberikan Vitamin K
peroral 1 mg / hari selama 3 hari, atau yang injeksi 0,5 ml.
5.
Memberi obat tetes atau salep mata
Di daerah dimana prevalensi gonorea
tinggi, setiap BBL perlu diberikan salep mata kurang dari 5 jam setelah bayi
lahir, pemberian tetes atau salep mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 %
dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
sexual).
6.
Identifikasi Bayi
a.
Peralatan identifikasi bayi hendaknya
harus selalu terseid di tempat periksa, di kamar bersalin atau di ruang bayi.
b.
Alat yang digunakan hendaknya kebal air
dengan tepi halus yang tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah
lepas.
c.
Pada alat gelang identifikasi harus
tercantum :
1) Nama
bayi (nyonya)
2) Tanggal,
jam, hari lahir
3) Nomor
bayi
4) Jenis
kelamin
5) Unit
dan nama lengkap ibu
d.
Di setiap tempat tidur harus diberi
tanda dengan dicantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi, sidik telapak
kaki dan jari bayi harus ada, ukur berat badan bayi, panjang badan, lingkar
kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik.
D.
Fisiologi Neonatus
Fisiologi
neonatus ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus, yaitu satu
organisme yang sedang tumbuh, yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga faktor yang mempengaruhi
perubahan fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi (Karyuni, 2008).
Perubahan yang terjadi antara lain :
1. Respirasi Neonatus.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas harus melalui paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus
dapat mempertahankan hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada
kelanjutan metabolisme anaerob. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama
ialah tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan PaO2
dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor terletak disinus
karotikus, rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan
pernafasan. Refleks deflasi, hering breus, selama ekspirasi, setelah inspirasi
dengan tekanan positif, terlihat suatu inspiratory gasp. Respirasi pada masa
demalus terutama diafragmatik dan abdominal dengan biasanya masih tidak teratur
dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan, setelah paru berfungsi, pertukaran
gas dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena bronchiolus
relatif kecil, mudah terajadi air tropping.
2. Jantung Dan Sirkulasi.
Pada masa
fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian
langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jangtung, dari bilik
darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa
sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus aorta. Setelah bayi
lahir paru akan berkembang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara
fungsional, hal ini terjadi pada jam-jam pertama, setelah kelahiran. Tekanan
darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh sejumlah darah yang melalui transfusi
plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan
menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.
3. Traktus Digestivus.
Traktus
digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang dibandingkan orang
dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam
kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran
mekonium biasanya dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah
berbentuk dan berwarna biasa. Enzim traktus digestivus biasanya sudah terdapat
pada neonatus kecuali amilase pankreas, aktifitas lipase telah ditemukan pada
fetus 7 – 8 bulan.
4. Hati Dan Metabolisme.
Segera
setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu kenalkan
kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai
berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas permukaan neonatus terlahir
lebih besar daripada orang dewasa, sehingg metabolisme basal per kg BB lebih
besar, pada jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada
hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak, setelah mendapatkan susu lebih
kurang pada hari keenam, energi 60 % didapatkan dari lemak dan 40 % dari
karbohidrat.
5. Produksi Panas.
Bila suhu
sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu: aktifitas otot,
shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara untuk
meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” yang memberikan lebih banyak energi per gram
dari pada lemak biasa.
6. Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air
dan kadar natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa
ruangan ekstraselular luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron
matur belum sebanyak orang dewasa, ada ketidakseimbangan antara luas permukaan
glomerolus dan volume tubulus proksimal “Renal Blood Flow” pada neonatus
relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
7. Kelenjar Endokrin.
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari
ibu, pada waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi.
Misalnya dapat dilihat pembesaran kelenjaran air susu pada bayi laki-laki
ataupun perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat ‘ With Drawal ‘ misalnya
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan,
kelenjar tyroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai
berfungsi sejak beberapa hari sebelum lahir.
8. Susunan Saraf Pusat.
Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah
subkortikol. Setelah lahir jumlah cairan otak berkurang sedangkan lemak dan
protein bertambah.
9. Imunoglobulin.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum
tulang dan lamina proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga
fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya
terdapat globulin gamma G, yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta
karena berat molekulnya kecil, tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui
plasenta seperti illeus, taksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus
lainnya, reaksi imunologi dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan anti
body gamma A, gamma G, gamma M, imunologi dalam kolostrum berguna sebagai
proteksi lokal dalam traktus digestivus, misalnya terhadap beberapa strain E.
Colli.
E.
Perawatan Bayi Baru Lahir
Manurut Dewi
(2010) ada beberapa perawatan untuk BBL, yaitu :
1. Pencegahan hipotermia.
a.
Kurangi /
hilangkan sumber-sumber kehilangan panas pada bayi.
b.
Pantau suhu
bayi.
2. Pemenuhan nutrisi.
Rawat gabung dan ASI
ekslusif yang adekuat.
3. Pencegahan aspirasi.
a.
Tehnik
menyusui yang baik.
b.
Bersihkan
sekresi dari mulut dan tenggorokan.
c.
Ebservasi
vital sign dan keadaan umum.
4. Pencegahan infeksi.
a.
Perawatan yang
steril.
b.
Personal
hygent
F.
Pemeriksaan Fisik Neonatus
Tujuan
pemeriksaan fisik neonatus segera setelah lahir ialah untuk menemukan kelainan
yang segera memerlukan pertolongan dan sehingga dasar untuk pemeriksaan
selanjutnya (Saminem, 2010). Sebelum memeriksa neonatus sebaiknya pemeriksaan
mengetahui riwayat kehamilan dan persalinan.Keadaan Umumbayi baru lahir adalah :
a.
Keaktifan.
b. Bila bayi diam, mungkin bayi sedang tidur nyeyak
atau mungkin pula ada defresi susunan saraf pusat karena obat atau karena
sesuatu penyakit. Bila bayi bergerak aktif dipertahankan apakah pergerakan itu
simetris atau tidak. Keadaan yang asimetris dapat dilihat misalnya pada keadaan
patah tulang, kerusakan saraf, leukosia dsb.
c.
Keadaan Gizi
d. Dapat dinilai dari berat badan, panjang badan, dan
kerut pada kulit, ketegangan kulit hati-hati terhadap edema, karena dapat
disangka gizi baik.
e.
Rupa.
f. Kelainan kongenital tertentu sering sudah dapat
dilihat pada rupa neonatus. Misal sindrom down, kretinisme, agenesis ginjal
bilateral dsb.
g.
Posisi.
Sering bergantung pada letak presentase janin
intravena. Posisi yang biasa ialah dalam keadaan fleksi tungkai dan lengan.
h.
Kulit.
Normal warna kulit ialah kemerah-merahan, dilapis
oleh verniks caseosa yang melindungi kulit bayi dan terdiri dari campuran air
dan mineral dan mengandung sebum lainnya. Sel peridermal dan debis lain. Warna
kulit menggambarkan beberapa keadaan misalnya warna pucat terdapat anemia,
renjatan, warna kuning terdapat pada inkompatibilitas antara darah ibu dan
bayi, sepsis. Warna biru ditemukan pada aspiksia livida. Kelainan jantung
kongenital dengan pirau dari kanan dan kiri.
i.
Kepala Dan
Leher.
Tulang kepala sering menunjukan “moulage” yaitu
tulang parietal biasanya berhimpitan dengan tulang oksipitas dan frontal,
sehingga mengukur lingkaran kepala sebaiknya ditunggu setelah “moulage” itu
hilang, lingkaran kepala besar ialah melalui glabela dan oksipitalis biasanya
antara 33-38 cm. Perhatikan juga kaput suksdanium,perdarahan, subaponeurotik,
hematoma cepat.
G. Tindakan
Pada Bayi Persalinan Normal
TINDAKAN
|
DISKRIPSI DAN KETERANGAN
|
1. Kebersihan:
|
-
Basuh bayi dengan kain/ busa
setiap hari
-
Bayi yang baru lahir tidak boleh
dimandikan sepenuhnya sampai tali pusatnya kering
dan pangkalnya telah sembuh.
-
Setiap kali bayi BAB atau BAK bersihkan
bagian perianal dengan air dan sabun serta kering dengan baik.
|
2. Menyusui
:
|
-
Menyusui dilakukan dalam 1 jam
pertama setelah lahir dan disusukan 2 jam sekali untuk perawatan bayi
sehari-hari.
-
Bayi disusui ASI selama 6 bulan.
-
ASI merupakan makanan yang
terbaik bagi bayi.
|
3. Tidur
:
|
Baringkan bayi ke
samping atau terlentang ( jangan pakai bantal)
|
4. Ujung
Tali Pusat :
|
-
Tali pusat dijaga bersih
dan kering.
-
Mencuci sekitar tali pusat
setiap mandi dengan sabun dan keringkan.
-
Bila telah pulang di
rumah, anjurkan agar ibu melaporkan ke petugas kesehatan bila tali pusat
berbau, ada kemerahan di sekitarnya atau mengeluarkan cairan, kontrol 1
minggu.
|
5. Imunisasi
:
|
-
Dalam waktu 1 minggu pertama
berikan imunisasi BCG,
-
1 bulan kemudian vaksin Polio dan DPT combo
|
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI
NY. “S” UMUR
2 JAM DI PUSKESMAS MLAT II
Tanggal
/jam : 15-3-2014/05.00 WIB
No.
RM :
0052334
Ruang : VK
Oleh : Herlina Nindi Akhriani
A. SUBYEKTIF Tanggal / jam : 15-3-2014/05.00 WIB
Identitas Ibu Ayah
Nama : Ny. “S” Tn. “E”
Umur : 25 tahun 27 tahun
Agama : Islam Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan
PT
Alamat : Ngrajek Kidul Ngrajek
Kidul
No. Telepon :
0877895385xx
Identitas Bayi
Nama : By.Ny S
Tanggal Lahir :15 Maret 2014/03.00
Umur : 2 jam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke : 2
Keadaan Ibu
Ibu mengatakan merasa lega dan bahagia anaknya sudah
lahir selamat dan ibu tidak mules.
B. OBYEKTIF
1.
Keadaan umum baik
Warna kulit : kemerahan
Tangis :
spontan, baik
Tonus otot : gerak aktif
Kelainan : tidak ada
Maturitas : 39+4 minggu
Tanda vital : N 138 kali/menit S
36,8°C
R 38
kali/menit
Antropometri : BB / PB : 3000 gram / 47 cm
LK / LD / LLA : 34 / 33 / 11 cm
2.
Pemeriksaan fisik
Kepala : simetris, tidak ada benjolan,
tidak ada caput, tidak
anenchepal
Ubun – ubun : UUB belum menutup sempurna, UUK sudah
menutup
Mata :
simetris, sklera putih
Hidung :
ada 2 lubang, tidak ada lendir
Telinga : simetris, berlubang
Mulut : bibir simetris, tidak
sianosis, tidak ada kelainan, tidak
sumbing
Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada retraksi
dinding dada
Abdomen : tidak ada benjolan, tidak kembung,
tidak omfalokel
Genetalia : penis berlubang, masing-masing testis
masuk skrotum
Anus :
berlubang
Ekstremisitas :
tangan dan kaki bergerak aktif dengan jumlah jari
lengkap, tidak ada kelainan / cacat
Eliminasi :
bayi sudah BAK 1 kali, cair, putih jernih, BAB 1 kali,
mekonium, coklat kehitaman, bau khas
3.
Pemeriksaan reflek
a.
Reflek moro : (+) bayi merentangkan kedua tangan dan kaki
b.
Reflek rooting : (+) bayi mencari sumber sentuhan dan membuka
mulut
c.
Reflek sucking : (+) bayi dapat menghisap – hisap
Tabel
1. APGAR SCORE
Penilaian
|
1 menit
|
5 menit
|
10 menit
|
Frekuensi jantung
|
2
|
2
|
2
|
Usaha nafas
|
2
|
2
|
2
|
Gerak aktif
|
2
|
2
|
2
|
Reflek
|
1
|
2
|
2
|
Warna kulit
|
1
|
2
|
2
|
Total
|
8
|
9
|
10
|
C. ANALISA
Bayi baru lahir
Ny. “S” umur 2 jam normal cukup bulan spontan.
D. PENATALAKSANAAN
1.
Menghangatkan bayi dengan mengeringkan
tubuh bayi dengan handuk.
-
Telah dilakukan (observasi)
2.
Melakukan pemeriksaan Antropometri pada
bayi.
-
Telah dilakukan BB/PBL : 3000gr/47cm,
LK/LD/LLA : 34/33/11cm
3.
Memberikan identitas pada bayi berupa
gelang yang bertuliskan nama orang tua, tanggal lahir, kemudian dipasangkan di
lengan bayi.
-
Telah dilakukan
4.
Mengecap telapak kaki bayi kemudian
ditempelkan di RM.
-
Telah dilakukan
5.
Memberikan injeksi vit K 0,01 mL pada
1/3 paha kiri bagian luar secara IM.
-
Telah dilakukan
6.
Memberikan obat tetes mata pada kedua
mata bayi erlamicetine.
-
Telah dilakukan
7.
Memberikan IMD (Imunisasi Menyusui Dini)
selama 30 menit.
-
Telah dilakukan
8.
Memberikan imunisasi Hb uniject 2 jam
setelah pemberian vit K pada 1/3 lengan bagian luar.
-
Telah dilakukan
9.
Menghitung BAK / BAB pada bayi.
-
Telah dilakukan, bayi sudah BAK dan BAB
sekali
10.
Mendokumentasikan pada RM.
-
Telah dilakukan
Tanda Tangan Bidan
BAB IV
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan
pada bayi baru lahir umur 2 jam di
Puskesmas Mlati II sebagian besar sudah sesuai dengan teori yang ada yaitu
memonitor kondisi umum dan vital sign. Dengan mengetahui KU dan vital sign bayi
dapat memberikan gambaran kondisi bayi, terutama suhu bayi yang mudah berubah.
Memonitor BAB dan BAK. Memberikan konseling mengenai cara menjaga kehangatan
bayi, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, perawatan tali pusat dan tanda
bahaya pada bayi. Berdasarkan jurnal penelitian Frences Keemer dapat
disimpulkan bahwa intervensi tenaga kesehatan dalam memberikan konseling dan
edukasi mengenai menyusui sangat berpengaruh terhadap suksesnya pemberian ASI
eksklusif. Hanya saja pada teori dijelaskan
untuk penatalaksanaan bayi baru lahir umur 1 hari dilakukan pemeriksaan fisik
lengkap dan pemeriksaan reflek, namun di Puskesmas Mlati II pemeriksaan
tersebut dilakukaan setalah IMD sekaligus diberikan injeksi vitamin K secara intra muskuler dan salep mata untuk
mencegah infeksi.
Bidan
merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan dalam melaksanakan IMD karena ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa bantuan dan
fasilitasi dari bidan. Penelitian
kualitatif ASI eksklusif 6 bulan terhadap kelompok ibu yang ASI eksklusif dan ASI tidak eksklusif menunjukkan bahwa sebagian
besar informan ASI
eksklusif difasilitasi IMD oleh bidan sedangkan sebagian besar informan ASI tidak eksklusif tidak difasilitasi IMD.8 Dalam
penelitian tersebut dari 7 informan yang tidak IMD, hanya 3 informan yang alasannya karena hal yang sulit dihindari,
yaitu ibu sakit sehabis operasi
caesar, bayi harus langsung masuk inkubator, dan ibu mengalami perdarahan. Sedangkan 4 informan lainnya tidak IMD karena
alasan yang sebenarnya bisa
dihindari yaitu bayi akan dibersihkan dan dibedong terlebih dahulu.
Pelaksanaan perencanaan yang dilakukan
pada bayi Ny. “S” sesuai dengan diagnose kebutuhan dan sesuai dengan teori yang ada. Hal tersebut didukung oleh jurnal penelitian
Sandra Fikawati dan Ahmad Syafiq (2010) yang menyatakan bahwa sehabis dilahirkan bayi seharusnya langsung diletakkan di dada ibu agar refleksnya berkembang dan produksi
ASI ibu meningkat.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil
suatu kesimpulan dari studi kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Bayi Bru Lahir Normal pada By Ny.S Umur 2 hari di Puskesmas Mlati II, yaitu :
1. Pengkajian
data terhadap Bayi Baru Lahir
normal
di peroleh data subjektif yaitu ibu mengatakan merasa lega sudah melahirkan dengan normal.
Pada data objektif didapat keadaan umum bayi baik, kesadaran komposmentis,
berat badan 3000 gram, panjang badan 47 cm.
2. Interpretasi
data yang dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti dan akurat sehingga
didapatkan diagnose By Ny. S umur 2 Hari Cukup Bulan Normal.
3. Berdasarkan asuhan yang telah
diberikan pada By Ny.
S yang diberikan di Puskesmas Mlati II tidak memiliki kesenjangan
dengan teori yang ada.
4.
Evaluasi yang dihasilkan setelah diberikan
asuhan kebidanan didapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, N :138 kali/menit , S: 36,8°C , R: 38 kali/menit.
B.
Saran
1. Bagi Lahan Praktik
Untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan dibidang kesehatan khususnya asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir normal.
2. Bagi Bidan
Kepada
bidan yang bertugas, lebih meningkatkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
normal.
3. Mahasiswa
Mahasiswa
diharapkan mampu lebih meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya dalam
memberikan ashan kebidanan pada bayi baru lahir normal.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2004. Data Bayi Baru Lahir. Jakarta : Depkes RI
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan
Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Fikawati, Sandra & Ahmad Syafiq. 2010. Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi
Menyusu Dini di Indonesia. Depok : FAKULTAS KESMAS UI
Karyuni, dkk. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir
Panduan untuk Dokter, Perawat & Bidan. Jakarta: ECG
M. Kes, Sodikin. 2009. Buku Saku
Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, Dr. Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Rahayu, Sri Dedeh. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan neonatus.Jakarta:
Salemba Medika
S. SiT, Rukiyah Ai Yeyeh &Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta : Perpustakaan
NasionalKatalog Dalam Terbitan
Saminem, 2010. Dokumentasi Kebidanan Konsep dan Praktik.
Jakarta:EGC
Sarwono Prawirohardjo, 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC
No comments:
Post a Comment