SATUAN
ACARA PEMBELAJARAN
Asuhan Kebidanan Persalinan
Anatomi Panggul dan Otot Dasar Panggul
Oleh :
Desti Wulandari : 030215B006
|
|
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK
STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
SEMARANG
2016
SATUAN ACARA
PEMBELAJARAN ( SAP )
A.
IDENTITAS
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Persalinan
Kode/Bobot Sks : 5 SKS
Semester : II ( Dua )
Program Studi : DIII Kebidanan
Waktu Kuliah : 1x 50 Menit
Pokok Bahasan : Faktor-faktor dalam
persalinan
Sub Pokok
Bahasan : Anatomi panggul dan otot dasar
panggul
B.
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman tentang anatomi
otot dasar panggul, sehingga mampu
menyebutkan anatomi panggul dan otot dasar panggul.
C.
KOMPETENSI DASAR
Mampu menjelaskan tentang
anatomi panggul dan otot dasar panggul
dengan baik dan benar.
D.
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1. Mahasiswa
dapat menyebutkan
tentang anatomi panggul dan otot
dasar panggul.
2. Mahasiswa
mampu mengidentifikasi anatomi panggul dan otot
dasar panggul secara keseluruhan
3. Mahasiswa
mampu melakukan pemeriksaan panggul
E.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran
mahasiswa dapat:
1. Memahami
tentang anatomi panggul dan otot
dasar panggul
2. Menyebutkan
semua anatomi panggul dan
otot dasar panggul
3. Melakukan pemeriksaan panggul
F.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Anatomi
panggul
2. Anatomi
otot dasar panggul
3. Power
G.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan/
Waktu
|
Kegiatan
Dosen
|
Kegiatan
Mahasiswa
|
Media dan
Alat
|
Metode
|
Pendahuluan (5 menit)
|
1.
Mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
2. Menginformasikan materi yang akan disampaikan
3. Menyampaikan relevansi materi dengan profesi bidan
4. Menyampaikan
apersepsi materi dengan kehidupan sehari-hari
5. Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai pada
akhir perkuliahan ini
6. Menyampaikan cakupan materi
|
1.
Menjawab
salam
2.
Mendengarkan
dan memperhatikan
3.
Mendengarkan
dan memperhatikan
4.
Mendengarkan
dan memperhatikan
5.
Mendengarkan
dan memperhatikan
6.
Mendengarkan
dan memperhatikan
|
Materi presentasi, LCD, Proyektor
|
Ceramah
|
Penyajian (40 menit)
|
1. Dosen memberikan kertas yang sudah ada jawaban dan dosen sudah
menyediakan gambar anatomi panggul
dan otot dasar panggul
2. Mahasiswa diminta untuk memasangkan
kertas yang sudah di pegang dan ditempelkan pada gambar
3. Mengevaluasi hasil jawaban mahasiswa
4. Menayangkan video tetang anatomi panggul dan otot panggul
5. Menyampaikan materi dengan ceramah
6. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk
bertanya
7. Menjawab pertanyaan mahasiswa dengan
singkat dan jelas
|
1.
Menerima
kertas
2.
Menempelkan
kertas ke gambar
3.
Mengidentifikasi
jawaban pada tempelan kertas di gambar
4.
Menyimak
video tentang anatomi panggul dan otot panggul
5.
Mendengarkan
dan memperhatikan
6.
Bertanya
tentang materi
7.
Mendengarkan
dan memperhatikan jawaban yang diberikan
|
Materi presentasi tentang anatomi panggul dan otot panggul, video anatomi
panggul dan otot panggul, buku teks, kertas tempel, gambar anatomi panggul
dan otot panggul, LCD, proyektor, pantum
|
Ceramah, Card sort, tanya jawab interaktif
|
Penutup (5 menit)
|
1.
Menyimpulkan hasil
belajar secara bersama-sama
2.
Memberikan
quis yang harus dijawab oleh mahasiswa
3.
Mengucapkan
hamdallah
4.
Menutup
kuliah dengan salam
|
1. Menyimpulkan hasil belajar
2. Menjawab quis
3. Mengucapkan hamdalah
4. Menjawab salam
|
Materi presentasi, kertas soal quis, LCD, Proyektor
|
Sumbang saran
|
H.
EVALUASI
Jenis : Quis
Bentuk : Essay
Instrument : Soal dan kunci jawaban
I.
SUMBER BELAJAR
Prawirohardjo,
Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBPSP
Evelyn
C. P. 1999. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta: Gramedia
Gibson
J. 2003. Fisiologi Dan Anatomi Modern
Untuk Perawat Edisi 2. Jakarta
: EGC
Syaifuddin.
2010. Atlas Berwarna Tiga Bahasa Anatomi
Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa
Keperawatan Dan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Kartini, F. 2013. Modul
Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Yogyakarta: STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
Lampiran teori
A. Panggul
Setiap
wanita mempunyai anatomi panggul yang unik dan berbeda
satu sama lain. Panggul terdiri atas bagian
keras panggul (dibentuk oleh tulang) dan bagian lunak panggul (dibentuk otot, jaringan dan ligamen).
Panggul besar adalah bagian panggul yang terletak di atas
linea terminalis (false pelvis). Panggul besar berfungsi
mendukung isi perut dan menggambarkan
keadaan panggul kecil.
Panggul kecil (pelvis minor) Panggul kecil adalah bagian panggul yang terletak di bawah
linea terminalis (true pelvis). Panggul kecil ini merupakan
wadah alat kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir serta penting dalam persalinan.
Panggul terdiri dari bagian
yang keras dibentuk oleh tulang dan bagian yang lunak dibentuk oleh otot-otot dan ligamen.
B. Panggul besar (pelvis mayor)
Bagian keras dari panggul wanita terbentuk oleh tulang panggul. Tulang panggul merupakan sebuah
corong, bagian atas yang lebar disebut panggul besar, sedangkan bagian
bawah untuk menentukan bentuk jalan lahir.
1.
2 buah tulang pangkal paha(os
coxcae)Tulang pangkal paha terdiri dari 3 buah tulang yang berhubungan dengan yang lainnya pada acetabulum. Tulang tersebut adalah tulang usus (os ilium), tulang duduk (os ischium) dan tulang kemaluan (os pubis).
a.
Tulang usus (os
ilium)
Tulang usus merupakan tulang terbesar panggul yang membentuk bagian
atas dan belakang panggul. Batas atas yang tebal
disebut crista illiaka. Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka
menonjol disebut spina iliaka anterior superior dan spina iliaka
posterior superior. Tonjolan tulang di bawah spina illiaka
anterior superior disebut spina illiaka anterior inferior dan sebelah
bawah spina illiaka posterior superior terdapat spina illiaka posterior
inferior. Di bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik atau
cekungan yang disebut incisura iskhiadika major. Garis yang membatasi panggul besar dan panggul kecil disebut linea
inominata atau linea terminalis.
b.
Tulang duduk (os
ischium)
Tulang duduk terletak di sebelah bawah tulang usus, pinggir belakangnya
berduri disebut spina iskhiadika. Di bawah spina iskhiadika terdapat incisura
ischiadika minor. Bagian pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, yang dapat mendukung berat badan pada saat duduk, disebut tuber iskhiadikum. Tuber
iskhiadikum merupakan ukuran melintang dari pintu bawah panggul.
c.
Tulang kemaluan (os
pubis).
Tulang kemaluan terletak di sebelah
bawah dan depan dari tulang usus yang disebut dengan tulang duduk. Tulang ini membatasi sebuah
lubang yang terdapat dalam tulang panggul, lubang ini disebut foramen
obtoratorium. Ramus superior ossis pubis merupakan tulang kemaluan yang berhubungan dengan
tulang usus. Sedang yang
berhubungan dengan tulang duduk disebut ramus inferior ossis pubis. Ramus inferior kiri dan kanan membentuk arkus pubis. Arkus pubis normal akan membentuk sudut 90-100 derajat.
Tulang kelangkang merupakan tulang yang berbentuk segitiga
yang melebar di atas dan meruncing ke bawah. Tulang kelangkang terletak di
sebelah belakang antara kedua tulang pangkal paha. Tulang kelangkang terdiri dari 5 ruas tulang senyawa. Kiri dan kanan dari garis tampak 5
buah lubang yang disebut foramen sacralia anterior. Crista sacralis
merupakan deretan cuat-cuat duri yang terdapat di garis tengah tulang kelangkang. Bagian atas dari sakrum yang berhubungan dengan 5 ruas tulang pinggang dan menonjol ke depan disebut promontorium.
Jarak antara promontorium dan pinggir atas simfisis merupakan ukuran muka
belakang dari pintu atas panggul. Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui articulasio sacro
illiaca. Ke bawah tulang kelangkang berhubungan
dengan tulang tungging.
Tulang tungging ada 1 buah. Tulang tungging berbentuk segitiga dan terdiri dari
3-5 ruas, tulang yang bersatu. Pada saat persalinan, ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang,
sehingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar
4.
Bagian Panggul Yang
Lunak.
Bagian panggul yang lunak terdiri dari otot-otot dan ligamen yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan yang
menutupi panggul sebelah bawah. Bagian
yang membentuk dasar panggul disebut diafragma pelvis.
a. Pars Muskularis
Pars muskularis yaitu muskulus levator ani. Muskulus levator ani terletak
agak ke belakang dan merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rektum. Muskulus levator ani kiri dan
kanan terdiri dari 3 bagian yaitu:
2) Muskulus illio kogsigeus dari
arkus tendineus muskulus levator ani ke os
kogsigis dan septum anokogsigeum
b. Pars Membranosa
Pars membranosa yaitu diafragma urogenital. Antara muskulus pubio kogsigeus kiri
kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urigenitalis yang
tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitalis. Sekat ini
menutupi pintu bawah panggul disebelah depan dan
ditembus oleh uretra dan vagina.
Regio perineum merupakan bagian
permukaan dari pintu bawah panggul. Daerah ini terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu:
1) Regio analis disebelah
belakang
Pada regio analis
terdapat muskulus spinter eksternus yang
mengelilingi anus dan liang senggama bagian bawah.
2) Regio urogenitalis
Pada regio urogenitalis
terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transversus perinei
superfisialis. Ligamen-ligamen yang penting adalah ligamen sacro illiaka, ligamen sacro spinosum dan ligamen sacro tuberosum.
C. Bidang/pintu panggul :
1.
Pintu Atas Panggul (PAP): promontorium, linea inominata dan
pinggir atas symphisis. Disebut juga inlet.
2.
Ruang tengah panggul (RTP): kira - kira pada spina
ischiadica. Disebut juga midlet.
3.
Pintu Bawah Panggul (PBP): symphisis dan arcus pubis.
Disebut juga outlet
D. Jenis-jenis
otot uterus
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan, yaitu: lapisan
luar, dalam, dan tengah. Lapisan luar berbentuk cup melengkung dari fundus
uteri menuju ligamentum. Lapisan dalam berasal dari osteum tuba uteri sampai
osteum uteri internum. Lapisan tengah terletak diantara ke-2 lapisan tersebut,
membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus
oleh pembuluh darah ateri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
delapan, sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan
demikian pendarahan dapat terhenti.
1. Otot
endometrium
Endometrium
adalah lapisan terdalam pada rahim dan tempatnya menempelnya ovum
yang telah dibuahi. Di dalam lapisan Endometrium terdapat pembuluh darah yang
berguna untuk menyalurkan zat makanan ke lapisan ini. pembuluh darah ini akan
luruh dan menyebabkan terjadinya menstruasi pada wanita apabila tidak terjadi
pembuahan ovum oleh sel sperma. Saat ovum
yang telah dibuahi (yang biasa disebut fertilisasi) menempel di lapisan
endometrium (implantasi), maka ovum
akan terhubung dengan badan induk dengan plasenta yang berhubung dengan tali
pusat pada bayi.
2. Otot
myometrium
Miometrium
adalah lapisan tengah dari dinding rahim
yang terdiri dari sel-sel otot polos
dan mendukung jaringan stroma dan pembuluh
darah. Miometrium merupakan bagian uterus
yang memegang peranan penting dan terdiri atas banyak jaringan otot.
Selama kehamilan,
serat otot miometrium menjadi berbeda dan strukturnya lebih terorganisir dalam
rangka persiapan kinerjanya saat persalinan.
3. Parametrium
Perimetrium atau peritoneum : melapisi
uterus dengan halus dan hampir menutupi seluruh uterus. Daerah yang tidak
tertutup oleh perimetrium adalah daerah cervix dan daerah sempit pada dinding
lateral uterus. Perimetrium melekat erat pada uterus, kecuali pada bagian
istmus, perlekatan yang longgar di sini peritoneum membentuk excavatio
vesicouterina. Di posterior peritoneum membentuk cavum douglasi (excavatio
rectouterina).
4. Otot pelvis
Otot-otot
yang membentuk dasar rongga panggul. Levator ani adalah otot berbentuk kerucut
yang keluar dari os pubis di bagian depan, dari tuberositas ischii di belakang
dan oleh pita fibrosa yang teregang di antara kedua perlekatan ini. Serat
berjalan ke bawah dan ke dalam bergabung dengan
musculus sphinter ani. Otot ani menyokong organ dalam pelvis dan berkontraksi
selama defekasi, menarik anus ke atas. Serat anteriornya, pada laki-laki,
menyongkong glandula prostatica dan pada wanita, membentuk spingter di sekitar
vagina. Gluteus maximus, gluteus medius, dan gluteus minimus adalah otot-otot
bokong. Otot-otot ini keluar dari permukaan luar os ilii, dengan gluteus
maximus juga keluar sebagaian dari bagian belakang os sacrum. Ligamentum
inguinalis adalah ligamentum yang berjalan ke bawah dan depan dari
spina iliacaanterior superior ke os pubis.
5.
Otot-otot bagian
penyangga uterus
Uterus
adalah
suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum,
sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak
hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil diantara kandung kencing dan
rectum.
Otot uterus di sebut miometrium dan
selaput lender yang melapisi sebelah dalamnya disebut endometrium serta
peritoneum adalah otot yang menutupi permukaan luar uterus.
Uterus sebenarnya terapung dialam
rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamenta yang menyokongnya, sehingga
terfiksasi dengan baik. Ligamenta yang memfiksasi uterus adalah ( Ilmu
Kebidanan ):
a.
Ligamentum kardinale sinistrum et
dekstrum ( Mackenrodt ) yakni ligamentum yang trepenting, mencegah supaya uterus
tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal dan berjalan dari serviks dan
puncak vagina kea rah lateral dinding pelvis.
b. Ligamentum sakro-uterinum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang menahan
uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang,
kiri dan kanan, kea rah os sacrum kiri dan kanan.
c. Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang menhaan
uterus dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke
daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadang-kadang terasa sakit di daerah
inguinal pada waktu berdiri cepat karena uterus berkontraksi kuat dan
ligamentum rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan pada daerah
inguinal. Pada persalinan teraba kencang dan terasa sakit bila dipegang.
d. Ligamentum latum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang meliputi
tuba, berjalan dari uterus kea rah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat.
Sebenarnya ligamentum ini adalah bagian dari peritoneum viserale yang meliputi
uterus dan kedua tuba dan berbentuk sebagai lipatan. Di bagian dorsal,
ligamentum ini ditemukan indung telur ( ovarium sinistrum et dekstrum ). Untuk
memfiksasi uterus, ligamentum latum ini tidak banyak artinya.
e. Ligamentum infundibulo-pelvikum, yakni ligamentum yang menahan tuba
Falloppii berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya
ditemukan urat-urat saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan vena ovarica.
Adapun nama ligament-ligamen pada
uterus, yaitu :
a. Ligamentum latum, yakni berupa
lipatan peritoneum sebelah lateral kanan kiri dari pada uterus, meluas sampai
ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga seolah-olah menggantung pada
tubae. Ruangan anatara kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang
longgra, disebut : parametrium, dimana berjalan arteria, vena uterina, pembuluh
darah, lympa dan ureter.
b. Ligamentum rotundum ( ligamentum
teres uteri ), yakni terdapat dibagain atas lateral dari uterus, caudal dari
insertie tuba, kedua ligament ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial
labia mayor.
c. Ligamentum infundibulo pelvicum ( ligamentum
suspensorium ovarii ), yakni dua buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium
ke dinding panggul. Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul.
Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium.
d. Ligamentum cardinale, yakni kiri
kanan dari servix setinggi ostium uteri internum ke dinding panggul
e. Ligamentum sarco uterinum, yakni
kiri kanan dari servix sebelah belakang ke sacrum mengelilingi rektum
f. Ligamenetum vesico uterinum, yakni
dari uterus ke kandung kemih
6. Power
1-2
minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron turun. Power adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna dimulai dari daerah fundus uteri keseluruh uterus.
Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan
lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung
amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks. Kontraksi involunter dan
volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.
Kontraksi involunter disebut kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan.
Apabila servik berdilatasi usaha volunter dimulai untuk mendorong, yang disebut
kekuatan sekunder, yang memperbesar kekuatan kontraksi involunter. Kekuatan
yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
1. His/
Kekuatan Primer His atau kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu
terdapat pada penrbalan lapisan otot disegmen uterus bagian atas, dari titik
pemicu, kontraksi dihantar keuterus bagian bawah dalam bentuk gelombang,
diselingi periode istirahat singkat. Digunakan untuk menggambar kontraksi involunter
ini frekuensi (waktu antar kontraksi yaitu waktu antara awal suatu kontraksi
dan awal kontraksi berikutnya); durasi (lama kontraksiL); dan intensitas
(kekuatan kontraksi). Kekuatan primer membuat serviks menipis (effacement) dan
berdilatasi dan janin turun.penifisan serviks adalah pemendekan dan penipisan
serviks selama tahap pertama persalinan pada kehamilan aterem pertama,
effacement biasanya terjadi lebih dahulu dari pada dilatasi, pada kehamilan
berikutnya, effacement dan dilatasi cenderung terjadi bersamaan dilatasi
serviks adalah pembesaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada awal
persalinan. Diameter meningkat dari 1cm sampai dilatasi lengkap (10cm) supaya
janin aterm dapat dilahirkan.apabila dilatasi serviks lengkap , servik tidak
dapat lagi diraba menandakan akhir tahap pertama persalinan. Dilatasi serviks
terjadi karena komponen muskulofibrosa tertarik dari serviks ke arah atas,
akibat kontraksi uterus yang kuat,tekanan yang ditimbulkan cairan amnion selama
ketuban utuh atau kekuatan yang timbul akibat tekanan bagian presentasi juga
membuat serviks berdilatasi, jaringan serviks akibat infeksi atau pembedahan
dapat menghambat dilatasi serviks.
Yang
penting dalam menghitung his adalah :
a.
Intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan
agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat
b.
Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10
menit)
c.
Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg
terhadap frekuensi).
d.
Durasi his adalah hitung waktu dari mulai terasanya tekanan
pada perut hingga rasa sakit menghilang. Pada fase awal persalinan, durasi
kontraksi akan meningkat sebanyak 15-30 detik. Saat persalinan terjadi, durasi
kontraksi akan semakin lama, kira-kira mencapai 60-90 detik.
2. Tenaga
Mengejan (Kekuatan Sekunder) Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar
panggul, sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar. Ibu ingin
mengedan , Usaha mendorong kebawah (kekuatan sekunder) dibantu dengan usaha
volunter yang sama dengan yang dilakukan saat buang air besar (mengedan).
Digunakan otot- otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong
keluar isi jalan lahir. Hal ini menghasilkan menigkatkan tekanan intraabdomen.
Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk
mendorong keluar. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi
setelah lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong bayi keluar dari
uterus dan vagina. Apabila dalam persalinan ibu melakukan usaha
volunter(mengedan) terlalu dini, dilatasi serviks alkan terhambat. Mengedan
akan melelahkan ibu dan menimbulkan trauma serviks. Kontraksi uterus/His yang
normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai
sifat-sifat : 1).Kontraksi simetris. 2).Fundus dominan. 3).Relaksasi 4).Involuntir
: terjadi di luar kehendak 5).Intermitten : terjadi secara berkala
(berselang-seling). 6).Terasa sakit. 7).Terkoordinasi 8).Kadang dapat
dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis.
No comments:
Post a Comment