BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera
fisik, metal, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta
fungsi-fungsinya dan prosesnya (Widyastuti, 2009).
Kesehatan reproduksi pada wanita tidak terlepas pada
kesehatan organ intimnya. Tentu kita perlu sadari bahwa menjaga kesehatan
reproduksi sangat penting. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah
menjaga kebersihan atau higienitas, terutama pada daerah sekitar vagina. Dalam
vagina terdapat mikroorganisme (flora normal) yang bila tidak dijaga dapat
terganggu keseimbangannya. Bila hal ini terjadi, maka akan timbul gangguan dan
keluhan pada daerah tersebut, salah satu gejala adanya gangguan adalah
timbulnya keputihan (Manuaba, 2009).
Keputihan merupakan istilah lazim digunakan oleh
masyarkat untuk menyebut penyakit kandidiasis vaginal yang terjadi pada daerah
kewanitaan. Penyakit keputihan merupakan masalah kesehatan yang spesifik pada
wanita. Sebanyak 505 pelajar putri disekolah menengah dan perguruan tinggi
pernah mengalami keputihan ketika berusia kurang dari 25 tahun (Nenk, 2009).
Keputihan bisa dikategorikan normal yaitu berkaitan
dengan siklus menstruasi, yang terjadi menjelang ataupun setelah menstruasi
atau bisa juga keluar saat kita sedang mengalami stress atau kelelahan. Tetapi
ada juga jenis keputihan akibat suatu gangguan seperti infeksi parasit,
bakteri, jamur atau virus pada vagina. Biasanya keputihan jenis ini bisa
bervariasi dalam warna, berbau, dan disertai keluhan seperti gatal, nyeri atau
terbakar disekitar vagina (Manuaba, 2009).
B. Ruang Lingkup
1.
Lingkup Materi
Lingkup materi dalam
penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai asuhan kebidanan gangguan
reproduksi pada NY.R umur 28 tahun dengan keputihan patologis.
2.
Lingkup Responden
Penelitian ini
mengambil responden Ny.R.
3.
Lingkup Waktu
Lingkup waktu dalam
penelitian ini dimulai sejak tanggal 20
Februari 2015.
4.
Lingkup Tempat
Penelitian ini
dilaksanakan di BPS Sri Romdhati Gunung
Kidul.
C. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat
melaksanakan asuhan kebidanan gangguan reproduksi yang menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan Helen Varney serta mendapatkan pelayanan yang nyata.
2. Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa dapat
mengkaji dan mengidentifikasi data yang telah diperoleh.
b.
Mahasiswa dapat membuat
diagnosa kebidanan berdasarkan data yang diperoleh.
c.
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial berdasarkan data yang
diperoleh.
d.
Mahasiswa mampu membuat
tidakan segera, rujukan, kolaborasi kebutuhan segera sesuai dengan diagnosa
potensial.
e.
Mahasiswa dapat
memberikan rencana asuhan kebidanan yang akan diberikan.
f.
Mahasiswa dapat
melaksanakan asuhan kebidanan yang telah di rencanakan sebelumnya.
g.
Mahasiswa dapat
mengevaluasi dan mendokumentasikan setiap asuhan kebidanan.
D. Manfaat
1.
Bagi Lahan Praktek
Dapat
mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan gangguan
reproduksi yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Helen Varney.
2.
Bagi Pembimbing
Dapat
menyalurkan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada mahasiswa dengan pembekalan
ilmu yang lebih aplikatif.
3.
Bagi Pasien
Pasien
akan mendapatkan informasi terkait dengan penanganan terhadap keputihan
sehingga dapat mempercepat penyembuhan.
4.
Bagi Mahasiswa
Menambah
keterampilan dan pengetahuan mahasiswa, dan memberi peluang bagi mahasiswa
untuk menerapkan teori-teori yang diperolehnya dari kampus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TEORI
1.
Definisi
Keputihan
Keputihan merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan
yang terdapat pada alat kelamin dan umumnya diderita oleh wanita.
Infeksi ini merupakan akibat oleh organisme seperti
bakteri, virus dan juga dapat disebabkan karena pengaruh bahan kimia seperti
cairan atau krim yang digunakan pada daerah organ intim.
Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa keputihan dapat
disebabkan oleh organisme yang ditularkan melalui pasangan seksual.
Keputihan yang semakin lama tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi sehingga menjadi masalah yang serius antara lain:
Keputihan yang semakin lama tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi sehingga menjadi masalah yang serius antara lain:
1. Infertilitas
2. Radang penyakit panggul
3. Pada wanita hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur dan
berat badan lahir yang rendah
2.
Jenis
Keputihan
Keputihan terbagi menjadi dua jenis yaitu yang bersifat
fisiologis dan patologis.
1.
Keputihan Fisiologis
Jenis keputihan ini biasanya terjadi pada
saat masa subur,serta saat sesudah dan sebelum menstruasi. Biasanya saat
kondisi-kondisi tersebut sering terdapat lendir yang berlebih,itu adalah hal
yang normal,dan biasanya tidak menyebabkan rasa gatal serta tidak berbau.
Keputihan fisiologis atau juga banyak disebut keputihan
normal memiliki ciri-ciri:
a.
Cairan keputihannya encer
b.
Cairan yang keluar berwarna krem atau bening
c.
Cairan yang keluar tidak berbau
d.
Tidak menyebabkan gatal
e.
Jumlah cairan yang keluar terbilang sedikit
2. Keputihan Patologis
Keputihan jenis patologis disebut juga sebagai keputihan
tidak normal.jenis keputihan ini sudah termasuk jenis keputihan penyakit.
Keputihan patologis dapat menyebabkan berbagai efek dan hal ini akan sangat
mengganggu bagi kesehatan wanita pada umumnya dan khususnya kesehatan daerah
kewanitaan.
Keputihan patologis memiliki ciri-ceiri sebagai berikut
:
a.
Cairannya bersifat
kental
b.
Cairan yang keluar
memiliki warna putih seperti susu,atau berwarna kuning atau sampai kehijauan
c.
Keputihan patologis
menyebabkan rasa gatal
d.
Cairan yang keluar
memiliki bau yang tidak sedap
e.
Biasanya menyisakan
bercak-bercak yang telihat pada celana dalam wanita
f.
Jumlah cairan yang
keluar sangat banyak
3.
Penyebab
Keputihan
Ada
berbagai macam penyebab keputihan,antara lain:
1. Faktor kebersihan yang kurang baik.
Kebersihan di darerah vagina haruslah terjaga dengan baik.
Jika, daerah vagina tidak dijaga kebersihannya akan menimbulkan berbagai macam
penyakit salah satunya keputihan. Hal ini menyebabkan kelembaban vagina
mengalami peningkatan dan hal ini membuat penyebab infeksi berupa bakteri
patogen akan sangat mudah untuk menyebarnya.
2.
Stress
Semua organ tubuh
kinerjanya di pengaruhi dan dikontrol oleh otak, maka ketika reseptor otak
mengalami kondisi stress hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan dan
keseimbangan hormon -hormon dalam tubuh dan hal ini dapat menimbulkan
terjadinya keputihan.
3. Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat
antibiotik dalam jangka lama bisa menyebabkan sistem imunitas pada tubuh
wanita, dan obat antibiotik biasanya dapat menimbulkan keputihan. Sedangkan
gangguan keseimbangan hormonal dapat juga disebabkan oleh penggunaan KB.
Keputihan dapat
ditimbulkan oleh berbagai macam penyebab, berikut ini merupakan sebagian besar
penyebab keputihan yang dialami oleh wanita Indonesia:
1.
Menggunakan WC umum yang kotor, sehingga rawan terinfeksi
oleh bakteri, virus, jamur, dan sebagaianya.
2.
Ketika selesai buang air kecil, hanya membasuh organ
intim dengan tissue saja, dan tidak membilasnya dengan air.
3.
Menggunakan pakaian dalam yang sangat ketat, apalagi
terbuat dari bahan sintesis.
4.
Melakukan cara pembilasan vagina dengan arah yang salah,
umumnya melakukan dari arah anus ke arah vagina, yang benar adalah dari vagina
ke arah anus.
5.
Kurangnya menjaga kebersihan organ intim.
6.
Melakukan pertukaran pemakaian handuk/celana dalam dengan
orang lain.
7.
Mengalami stress dan
kelelahan.
8.
Tidak sering
mengganti pembalut saat menstruasi.
9.
Sering menggaruk –
garuk pada daerah organ intim.
10.
Tinggal di
lingkungan yang kotor.
11.
Mandi dengan
berendam air hangat. Jamur penyebab keputihan suka tinggal pada daerah yang
hangat.
12.
Sering berganti
pasangan seksual.
13.
Memakai
pembalut/pantyliner yang tidak berkualitas (terbuat dari bahan daur ulang &
mengandung pemutih).
Penyakit keputihan juga dapat disebabkan karena
jamur,bakteri,virus dan parasit :
1. Jamur Monilia atau Candidas
Bercirikan
memiliki warna putih seperti susu, cairannya sangat kentar, sangat berbau tidak
sedap dan menimbulkan rasa gatal pada sekitar daerah vagina. Hal ini dapat
menyebabkan vagina mengalami radang dan kemerahan. Biasanya hal ini juga dipicu
oleh adanya penyakit kencing manis, penggunaan pil KB, serta tubuh yang
memiliki daya tahan rendah.
2. Parasit Trichomonas Vaginalis
Terjadi dan ditularkan melalui hubungan
seks, bibir kloset atau oleh perlengkapan mandi. Memiliki ciri, cairan yang
keluar sangat kental, memiliki warna kuning atau hijau, berbuih dan berbau
anyir. Keputihan akibat parasit tidak menimbulkan gatal, tapi jika ditekan
vagina akan terasa sakit.
3. Bakteri Gardnella
Keputihan akibat infeksi bakteri ini
memiliki ciri berwarna keabuan, sedikit encer, memiliki bau amis dan berbuih.
Keputihan jenis ini dapat menimbulkan rasa gatal yang sangat menggangu.
4. Tanda dan Gejala
Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi
tergantung pada apa yang menjadi penyebab keputihan yang di alami. Pada
beberapa wanita ditemukan bahwa mereka tidak mengalami gejala apapun.
Akan tetapi umumnya mereka yang menderita keputihan akan
mengalami beberapa gejala berikut :
a.
Terasa gatal pada
organ intim bagian dalam dan atau bagian luar.
b.
Terdapat cairan
yang berwarna putih kekuningan dari saluran vagina, terkadang berbusa dan
memiliki bau yang menyengat/ tidak sedap.
c.
Mengalami rasa
seperti “terbakar” saat buang air kecil.
d.
Merasa tidak nyaman
pada organ intim.
5.
Cara Mencegah
Berikut ini adalah berbagai cara untuk mencegah keputihan
:
a.
Bersihkan selalu
organ intim. Bersihkan dengan menggunakan pembersih yang tidak menyebabkan
gangguan kestabilan pH pada daerah vagina anda. Gunakan produk pembersih
terbuat dari bahan susu. Produk yang terbuat dari bahan dasar susu dapat
menjaga pH seimbang juga meningkatkan flora dan bakteri yang tidak bersahabat
dapat ditekan. Penggunaan sabun antiseptik kurang baik bagi vagina dalam jangka
panjang, karena bersifat agat keras.
b.
Jangan menggunakan
bedak atau bubuk yang bertujuan membuat vagina harum atau kering. Bedak sangat
kecil dan halus, hal ini mudah terselip dan tidak dapat terbersihkan, sehingga
mengundang datangnya jamur pada vagina.
c.
Keringkanlah selalu
vagina anda setelah mandi.
d.
Pakailah selalu
pakaian dalam yang kering. Usahakan selalu untuk membawa cadangan guna
berjaga-jaga jika celana dalam anda perlu diganti.
e.
Gunakan celana luar
yang memiliki pori-pori cukup, jangan terlalu seirng menggunakan celana luar
yang ketat, hal ini dapat menyebabkan sirkluasi di daerah kewanitaan terganggu.
f.
Gunakan celana
dalam dari bahan katun, karena bahan katun mampu menyerap keringat.
g.
Saat periode
menstruasi, seringlah anda mengganti pembalut.
h.
Panty liner
digunakan saat dirasa perlu saja, jangan digunakan terlalu lama.
i.
Jika anda stress,
ambil waktu libur atau cuti anda, rileks kan pikiran anda sejenak. Karena
stress juga dapat memacu keputihan.
j.
Kurangi untuk
kegiatan yang membuat anda sangat letih, kepanasan dan banyak mengeluarkan
keringat, atau jika sudah melakukan aktivitas tersebut, segera mandi dan
bersihkan tubuh anda khususnya daerah kemaluan.
k.
Usahakan untuk
tidak menggunakan toilet yang kotor, pastikan toilet yang Anda gunakan bersih.
l.
Jalani hidup dengan
pola yang teratur, makan makanan yang bergizi, istirahat dengan cukup serta
hindari stress yang berkepanjangan.
E.
Konsep Dasar Manajement Asuhan Kebidanan
1.
Asuhan Kebidanan : Aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan
kepada klien yang mempunyai kebutuhan / permasalahan. Khususnya dalam bidang KIA/KB.
2.
Manajemen Kebidanan
: Proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.
Penemuan-penemuan, keterampilan dan rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan keputusan yang berfokus kepada klien.
a.
Langkah-langkah asuhan
kebidanan (Varney,2001)
1)
Mengumpulkan data
yang dikumpulkan
Tahap ini merupakan langkah
yang akan menentukan langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai dengan
kasus yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak
dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus meliputi data
subyektif, obyektif dan hasil pemeriksaan.
2)
Menginterpretasikan
data untuk meningkatkan diagnosa/masalah
Pada langkah ini
dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan.
3)
Mengidentifikasi
diagnosa/masalah potensial
Pada langkah ini kita
mengidentifikasikan masalah potensial
atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasikan.
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
4)
Menetapkan perlunya
tindakan segera
Menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
5)
Menyusun rencana
asuhan yang menyeluruh
Dalam rangka ini direncanakan
asuhan yang menyeluruh oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajement terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi/diantisipasi.
6)
Implementasi
Pada langkah ke 6
ini asuhan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada langkah
ke 5 di laksanakan efisien dan aman,
7)
Evaluasi
Pada langkah ke 7
ini dilaksanakan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan dan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi. Sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa dan
masalah.
BAB III
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA NY.R
UMUR 28 TAHUN DENGAN
KEPUTIHAN
PATOLOGIS
DI BPS SRI ROMDHATI GUNUNG KIDUL
Pengkajian Data
Tanggal/
Jam :
20 Februari 2015
Tempat/
Ruang :
BPS Sri Romdhati Gunung Kidul/
Ruang Periksa
Oleh
:
A. SUBYEKTIF
1.
Identitas
Nama : NY.R
Umur : 28 tahun
Agama :
Islam
Suku/bangsa : Jawa
/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Semin
2.
Alasan Kunjungan
NY.Rmengatakan ingin memeriksakan keadaannya.
3.
Keluhan Utama
Ny.R mengatakan keluar cairan berwarna putih kekuningan,
gatal-gatal disekitar vagina, berbau sejak 3 hari yang lalu.
4.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 12
tahun Siklus : 28 hari
Lama : 6
hari Teratur : teratur
Sifat darah :
cair Keluhan : tidak ada
Flour albus : ada
5.
Riwayat kesehatan (
menurun, menahun, menular )
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita
Ny.R mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular
seperti hepatitis, HIV/AIDS, TBC, PMS, munurun seperti asma, hipertensi DM dan
menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru.
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ny.R mengatakan keluarga tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular
seperti hepatitis, HIV/AIDS, TBC, PMS, munurun seperti asma, hipertensi DM dan
menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru
6.
Pola Pemenuhan
Kebutuhan Sehari-hari
a.
Pola nutrisi
Makan Minum
Frekuensi : 3 x/hari Frekuensi :
5-6 x/hari
Jenis
: nasi, lauk, sayur Jenis : air putih, susu
Porsi
: 1 piring Porsi :
1 gelas
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
b.
Pola Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1 x/hari Frekuensi : 6-7 x/hari
Warna
: coklat Warna : kuning jernih
Konsistensi : lembek Konsistensi :
cair
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
c.
Pola Aktivitas
Ny.Rmengatakan
aktivitas atau kegiatan sehari- harinya adalah sebagai pelajar.
d.
Pola istirahat
Ny.R mengatakan dirinya tidak terbiasa tidur siang dan tidur malam
8-9 jam/hari dan
tidak ada keluhan
e.
Pola personal hygiene
1) Ny.R mengatakan
mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 3 kali dalam seminggu,
ganti baju 1 kali sehari. Nn.N mengatakan sering memakai celana dalam ketat,
malas berganti celana dalam dan tidak pernah mengeringkan daerah genetalia
setelah BAK/BAB.
f. Riwayat Psikososial Spiritual
2) Ny.R mengatakan
cemas dengan keadaannya
3) Ny.R mengatakan
pengambil keputusan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
4) Ny.R mengatakan
mengikuti kegiatan arisan pemuda di rumah
5) Ny.R mengatakan
menjalankan shalat wajib rutin tetapi karena keputihan yang
dialaminya dirinya menjadi sangat tidak
nyaman saat beribadah
6) Ny.R mengatakan
tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan terlarang dan jamu-jamuan
7) Ny.R mengatakan
tidak mempunyai binatang peliharaan
B.
OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg Nadi :
78x/menit
Pernafasan : 18x/menit Suhu : 36,8 °C
BB : 44 kg TB : 158 cm
2.
Pemeriksaan Fisik
Kepala :
Mesocephal, rambut bersih, tidak ada ketombe.
Muka : Tidak oedem, tidak pucat.
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda.
Hidung : Bersih, tidak ada
polip.
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, bibir tidak kering, tidak pucat.
Telinga : Bersih, tidak ada serumen.
Leher : Tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis.
Dada : Tidak ada retraksi dinding
dada.
Abdomen : Tidak
ada bekas luka operasi, tidak ada nyeri tekan pada perut.
Genetalia : Ada cairan berwarna putih kekuningan, tidak ada tanda infeksi
Anus : Tidak dikaji
Ekstremitas : Tidak ada varices maupun oedem pada
tangan dan kaki.
3.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak
dilakukan.
C. ANALISA
Ny.R
umur 28 tahun dengan keputihan patologis.
D. PENATALAKSANAAN Tanggal / Jam : 25 Desember
2013 / 09.15 WIB
1.
Menjelaskan pada ibu
bahwa ia mengalami keputihan.
ibu mengerti.
2.
Menjelaskan kepada ibu
bahwa salah satu penyebab
keputihan yaitu karena kurangnya menjaga kebersihan pada organ genetalia.
ibu paham
3.
Menganjurkan ibu untuk
tidak memakai celana dalam yang ketat dan menganjurkan untuk ganti celana dalam
setelah mandi, apabila
celana dalam terasa lembab dan
mengeringkan daerah genetalia setelah BAK/BAB agar tidak lembab.
ibu mengerti dan bersedia memakai celana dalam yang longgar,
berganti celana dalam setelah mandi dan mengeringkan daerah genetalia setelah
BAK/BAB.
4.
Menganjurkan kepada ibu
untuk rajin mengganti pembalut pada saat menstruasi.
ibu bersedia.
5.
Menganjurkan ibu agar
selalu menjaga kebersihan organ genetalianya.
ibu bersedia.
6.
Menganjurkan ibu cara
cebok yang benar yaitu menggunakan air mengalir kemudian cebok mulai dari depan
ke belakang.
ibu bersedia.
7.
Menganjurkan ibu untuk tidak sembarangan
menggunakan toilet umum dan memperhatikan kebersihannya.
ibu bersedia.
8.
Memberikan ibu terapi
obat :
Grafazol dengan dosis 3x250mg ( 15 tablet untuk 5 hari), Grafazol mengandung Metronodazole
sebagai pengobatan infeksi bakteri anaerobik ( trichomonasis/ amoebiasis)
Ketoconazole 1x200mg (5 tablet untuk 5 hari), Ketoconazole mimiliki
aktivitas antimikotik yang poten terhadap dermatofit dan ragi ( Candida Sp,
Trycophyton Sp, dll)
Telah
diberikan kepada ibu
9.
Meminta ibu untuk kunjungan ulang 5 hari lagi yaitu tanggal 30
Desember 2013 dan segera datang bila ada keluhan lain
ibu bersedia dan akan kunjungan ulang tanggal 30 Desember
2013 dan segera datang bila ada keluhan lain
10.
Melakukan
pendokumentasian.
Telah dilakukan.
Gunung
Kidul, 20 Februari 2015
TTD
BAB IV
PEMBAHASAN
Wanita
yang tidak bisa membedakan keputihan normal (fisiologis) dan keputihan yang
tidak normal (patologis) tidak akan tahu dirinya mengidap penyakit atau tidak.
Wanita yang beranggapan keputihan fisiologis adalah keputihan patologis akan
membuat wanita tersebut merasa tidak nyaman dan merasa cemas dirinya menderita
suatu penyakit kelamin, dan jika wanita yang beranggapan keputihan patologis
adalah keputihan fisiologis akan membuat wanita tersebut mengabaikan keputihan
yang dideritanya sehingga penyakit yang diderita bisa semakin parah yaitu
terjadinya infeksi dari bakteri, virus, jamur, atau juga parasit, yang bisa
menyebabkan terjadinya kasus Infeksi Menular Seksual (IMS).
Wanita yang
beranggapan keputihan patologis adalah keputihan fisiologis akan membuat wanita
tersebut mengabaikan keputihan yang dideritanya sehingga penyakit yang diderita
bisa semakin parah yaitu terjadinya infeksi dari bakteri, virus, jamur, atau
juga parasit, yang bisa menyebabkan terjadinya kasus Infeksi Menular Seksual
(IMS). Di Provinsi Yogyakarta pada tahun 2009, kasus IMS diobati sebesar
77,80%, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2008 sebesar
98,14%.
Setelah melakukan
pengkajian pada Nn.N
dengan pemeriksaan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1.
Pengkajian
Menurut teori pengkajian
dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap, yaitu :
a. Riwayat kesehatan.
b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
Pada langkah pertama ini
dikumpulkan semua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Dalam
prakteknya pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori, meliputi pengkajian
data subjektif dan data objektif, sehingga
dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan
tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
2.
Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
spesifik. Dilahan
praktek interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan
tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
Diagnosa pada Ny.R yaitu keputihan
patologis karena keputihan yang dialami Ny.R adalah keputihan yang berwarna
kekuningan, terasa gatal, dan berbau.
3.
Identifikasi dan Antisipasi Diagnosa Potensial
Menurut teori pada langkah ini
kita mengidentifikasi atau diagnosa potensi lain berdasarkan rangkaian masalah
dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus ini identifikasi dan
antisipasi diagnosa potensial sudah dibuat sesuai dengan teori dan tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik. Pada kasus Nn. N diagnosa potensial adalah kanker leher
rahim.
4.
Tindakan Segera
Menurut
teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen
kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data
yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan
segera.
Dari pengkajian yang
dilakukan pada Nn. N maka tindakan segera yang diambil adalah dengan cara
memberikan obat kepada Nn. N supaya keputihan bisa segera teratasi.
5. Perencanaan
Menurut
teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang
berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan
teori dan interpretasi data yang ada, sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dengan praktek.
Perencanaan
pada kasus diatas adalah memberitahu hasil pemeriksaan pada Ny.R, memberikan pendidikan kesehatan tentang
personal hygiene yaitu cara menjaga
kebersihan organ genetalia yang benar dan bagaimana cara mencegah keputihan,
untuk rajin mengganti celana dalam, tidak menggunakan celana dalam ketat, lalu meminta ibu untuk menjelaskan kembali informasi yang telah
disampaikan.
6.
Pelaksanaan
Menurut
teori pelaksanaan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi
kelancaran dalam penatalaksanaan. Pada kasus diatas pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan praktik.
7.
Evaluasi
Menurut
teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah
diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya.
Pada kasus ini evaluasi sudah dibuat sesuai dengan teori dan perencanaan serta
pelaksanaan yang ada, sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dengan praktik.
Pada
kasus Ny.R evaluasi
sudah dilakukan sesuai dengan teori. Evaluasi pada kasus ini adalah hasil
pemeriksaan telah disampaikan, pendidikan kesehatan tentang
personal hygiene yang benar dan cara mencegah keputihan telah diberikan, ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan,
ibu bersedia melakukan apa yang telah dianjurkan
bidan, ibu dapat menjelaskan kembali
informasi yang telah disampaikan bidan dengan baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keputihan merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
infeksi atau peradangan yang terdapat pada alat kelamin dan umumnya diderita
oleh wanita. Setelah
mengerti rumitnya kerja dan peran system reproduksi kita, tentu perlu disadari
bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting. Salah satu hal yang dapat
kita lakukan
adalah menjaga kebersihan atau higienitas, terutama pada daerah sekitar vagina.
Dalam vagina terdapat mikroorganisme (flora normal) yang
bila tidak dijaga dapat terganggu keseimbangannya. Bila hal ini terjadi maka
bisa timbul gangguan dan keluhan pada daerah tersebut. Salah satu gejala adanya
gangguan adalah melalui timbulnya keputihan.
B.
Saran
1.
Bagi Pasien
Untuk mencapai
keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi, maka di perlukan
kerja sama yang baik untuk memecahkan masalah yang timbul dan pemberian data
yang sesuai dengan kebutuhan untuk penegakan diagnose yang tepat.
2.
Bagi Petugas
Untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalam
tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada asuhan kebidanan dengan gangguan
reproduksi.
3.
Bagi Pendidikan
Untuk memperhatikan
penulis pada saat penulisan agar tersusun sebuah tugas atau laporan kasus yang
baik dan benar.
No comments:
Post a Comment